3. Beradaptasi

10.5K 1.8K 234
                                    

Jaemin termenung dalam dinginnya air juga heningnya lautan. Suhu air yang semakin mendingin menandakan bahwa malam segera datang. Setelah membicarakan banyak hal mengenai diri masing-masing dan hal yang berkaitan dengan Oinis, Renjun pamit undur diri setelah ia berkata akan meminjamkan kamar tidurnya sehari untuk pemuda Na itu, pun dengan rencana akan meminta cangkang kerang baru pada Pangeran Jeno keesokkan harinya.

Lagi-lagi Jaemin tak dapat menampik jika ia benar-benar merasakan hal anehㅡyang jika dipikir oleh akal sehat pun, itu tidak akan masuk di nalar manusia. Apalagi setelah mendengar semua penjelasan panjang Renjun yang mampu membuat Jaemin mendadak lemas sekaligus kalut. Kepalanya benar-benar mau pecah mendengar semua informasi yang didapatnya hari ini.

Masih segar di ingatannya ketika Renjun selesai berbicara tentang Oinis yang dikutuk, peri mungil itu kembali menjelaskan jika ia harus berpura-pura menjadi bangsa Asrais yang terbuang, sama seperti diri Renjun yang terbuang oleh kaumnya sendiri dan akhirnya mengabdi pada Oinisㅡmengingat raja terdahulu pernah menolong Renjun dan mau menampung peri mungil ituㅡnamun dalam konten yang berbeda. Jika dulu Renjun dibuang karena memberontak tak sependapat dengan jalan pikiran pimpinan kaumnya, sedang Jaemin dibuang karena ia cacat. Cacat di sini itu dalam artian Jaemin tak memiliki kekuatan seperti halnya asrais pada umumnya.

Well, tentu saja Jaemin tak memiliki kekuatan. Ia manusia biasa jika kalian lupa, namun semua cerita tentang Jaemin Si Asrais Cacat adalah karangan Renjun belaka. Renjun sudah mewanti-wanti jika Jaemin memiliki keistimewaan bisa bernapas di air namun manusia tetaplah kondrat aslinya. Ia tidak ingin Jaemin yang tak mengetahui apapun menjadi bahan bulanan di dunia Oinis, apalagi sampai harus melenyapkan manusia tak bersalah itu. Maka dari itu, jauh sebelum semua makhluk Oinis menyadari jati diri Jaemin, Renjun sudah membentengi aura manusia itu dengan aura asraisnya, agar semuanya mengira jika Jaemin memanglah Si Asrais Cacat.

Mengingat semua karangan tak nyata Renjun mengenai dirinya yang bisa saja berada dalam bahaya mampu membuat Jaemin takut juga was-was. Walau awalnya ia sempat rela mati dimakan hiu atau ikan buas lainnya, namun Jaemin tetap tak rela jika dirinya mati sia-sia. Ia masih ingin hidup omong-omong. Dan dari semua penjelasan dan tindakkan yang dilakukan Renjun padanya, Jaemin mengambil kesimpulan bahwa Asrais mungil yang sejak pertama kali menolongnya itu adalah sosok baik hati yang tidak akan menyakiti Jaemin, dan Jaemin mempercayai Renjun sepenuhnya.

Jaemin terdiam menatap langit-langit kayu yang sebelah kanannya terdapat penutup cangkang kerang. Renjun berpesan jika dirinya kedinginan, ia dapat berenang sedikit ke atas lalu menarik sisi depan cangkang sebelum kemudian menutupnya. Cangkang kerang yang tertutup dapat menghalau dinginnya air yang menusuk kulit. Jaemin mencoba menarik penutup cangkang itu kemudian menyatukannya dengan sisi cangkang kerang yang menempel di lantai kayu, setelah sebelumnya ia berenang ke atas. Mata Jaemin terasa berat dan mengantuk. Dia butuh tidur.

Dalam tenangnya pikiran, Jaemin memanjatkan doa, agar saat ia membuka mata nanti hal-hal yang tak diinginkan semoga tidak terjadi padanya.

Ya, sebuah harapan kecil namun menjadi kekuatan tersendiri bagi diri Jaemin yang berada di tempat asing.

Hmm ... semoga saja.

.

.

.

.

Jaemin terbangun dan mengerjapkan matanya ketika suara ketukkan nyaring berhasil mengganggu aktivitas tidur pemuda itu. Ia menggeliat pelan, merenggangkan otot-ototnya yang terasa pegal akibat tidurnya yang kurang nyaman di cangkang kerang.

Setelah beberapa menit bergeming di tempat tidur mencoba mengumpulkan seluruh nyawanya, Jaemin membuka penutup cangkang kemudian beranjak dan berenang keluar. Hal pertama yang dilihatnya ketika sampai di ruang utama bangkai kapal itu adalah sosok Renjun yang tengah sibuk berkutat dengan cangkang kerang yang terlihat kotor dan berlumut. Jaemin berinisiatif mendekat dan melihat apa yang sedang Asrais mungil itu kerjakan.

OINIS : The Sirena [Nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang