13. Mood Yang Masih Buruk

14.5K 1.8K 1.1K
                                    

Jaemin tengah berjalan di area trotoar ketika klakson mobil Sanghyun terdengar dan menghentikan langkah Jaemin. Pemuda Na itu lantas menoleh, kemudian merotasikan mata melihat Sanghyun yang menurunkan kaca jendela mobilnya dan membuka mulut hendak bersuara. Namun, belum juga satu kalimat terucap, Jaemin sudah memotong ucapan Sanghyun dengan pertanyaan yang Jaemin sendiri tahu apa jawabannya.

"Ada apa? Kenapa mengikutiku?"

Well, kini Sanghyunlah yang merotasikan mata.

"Jaemin, please. Jangan marah lagi. Sudah cukup kau mendiamkanku selama mata kuliah Dosen Park selesai. Sudah cukup pula kau mendiamkanku di dua mata kuliah lain dan di kantin saat kita break. Aku kapok sudah membahas tentang Jeno denganmu hari ini. Aku janji setelah ini aku tidak akan membahas dia lagㅡJaem!" Belum juga Sanghyun menyelesaikan kalimatnya, Jaemin sudah berlalu dan kembali melanjutkan langkahnya yang tadi sempat terhenti.

Sanghyun mendesah dan memukul stir kemudinya cukup kencang. Punggung rampingnya ia tabrakkan ke punggung kursi sedang netra coklat terangnya memandang frustrasi punggung Jaemin yang kian menjauh.

"Na Jaemin, kau benar-benarㅡ"

"Sial," umpatnya dan membuka pintu mobil sebelum membantingnya dan mengejar langkah Jaemin.

"Jaem, tunggu," ujar Sanghyun dari jarak tujuh meter.

"Jaemin, berhenti sebentar!" Seperti tak mendengarkan, Jaemin masih saja berjalan maju.

Sanghyun yang kesal pun akhirnya mempercepat laju langkahnya dan mencekal tangan Jaemin.

"Tck, apa lagi?" tanya Jaemin kesal.

"Masih ada waktu dua jam sebelum kita mulai bekerja. Kau ingin ke mana? Aku akan mengantarmu."

"Tidak perlu."

"Aku memaksa, Na Jaemin. Katakan atau aku akan menyeretmu."

Jaemin mendelik tajam. "Kau tidak bisa melakukannya."

Sanghyun tersenyum menyeringai. "Oh, ya?" tanyanya menantang, mengeratkan cengkramannya di pergelangan tangan Jaemin.

Jaemin tersenyum sinis merasakan kuatnya cengkraman tangan Sanghyun. "Kau cukup kuat untuk ukuran uke manis yang lemah lembut," cibirnya sambil mencoba melepaskan tangan pemuda pirang itu.

Sanghyun turut tersenyum sinis membalas kalimat Jaemin.

"Kau lupa siapa aku ternyata ya, Na? Aku Hybrida dari Asrais dan manusia, jika kau lupa. Walaupun aku tidak memiliki kekuatan seperti bangsa Asrais lainnya, tapi kekuatan fisikku tidak bisa dianggap remeh. Aku hidup cukup lama, asal kau tahu. Mungkin sekitar tiga ratus tahun? Entahlah, aku tidak menghitungnya. Selama itu pula, banyak hal yang aku lakukan, termasuk bergonta ganti pasangan. Entah dengan seorang gadis, aku yang submisif, atau aku yang menjadi dominan. Aku bisa melakukan semuanya. Jadi jangan meremehkanmu. Sekarang masuk ke mobil atau aku akan menyeretmu."

Jaemin meringis merasakan cekalan tangan Sanghyun yang semakin mengerat.

"Oke, oke. Aku ingin ke apartemen sekarang. Kau bisa mengantarku ke sana, ssttt ...."

Sanghyun tersenyum menang. "Memang sudah seperti itu, bukan? Mengantarmu ke manapun?"

Jaemin merotasikan mata dan menarik tangannya yang mulai bisa bernapas lega.

"Hm."

Setelahnya, pemuda Na itu berjalan lebih dulu dengan kaki yang dihentak kesal. Di belakangnya, Sanghyun menyeringai senang sambil tangannya bersedekap dada.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 16, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OINIS : The Sirena [Nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang