7. Mendamba

10.2K 1.5K 787
                                    

⚠⚠⚠ WARNING! ⚠⚠⚠

Peringatan garis keras.

Bagi yang belum cukup umur, diharapkan untuk di skip aja. Karena di part ini ada adegan mature yang terbilang cukup hot untuk ukuran usia dibawah umur.

Aku udah peringatin yaa. Jadi jangan salahin aku kalo kalian nekad baca. Tapi keknya percuma deh, para nominist pasti gak mau melewatkan moment sweet kayak gini, iya kan?

Hayo ngaku? 😉wkwk..

Nah, sesuai ucapan Jeno, kita main-main dulu sama Nana yaa, sebelum ke konflik utama.

Happy reading yeorobun! 💚















"Huang Renjun, sialan."

Jeno menggeram di tengah perjalanannya menuju kamar pribadi Jeno yang berjarak tiga puluh meter dari tempat Renjun menghadang dirinya tadi. Maniknya masih nyalang akan sia-sia perdebatan sengit mereka. Jeno tidak menyangka jika Renjun akan dengan tega membohonginya, dengan mengatakan bahwa Jaemin si Asrais cacat yang terbuang, sedang kenyataannya Jaemin sama sekali bukan Asrais. Entah apa yang membuat sosok mungil yang sangat ia percayai itu tega melakukan hal itu, dirinya tidak tahu, dan kini ia tidak mau tahu.

Hidung mancung Jeno lantas mengernyit saat ia memasuki pintu kamar pribadi itu. Aura Asrais tercium pekat dari indra pembaunya. Seringaian jahat perlahan muncul di roman tegas milik pangeran Jeno. Ia terkekeh pelan.

'Ah, rupanya Renjun benar-benar ingin bermain ternyata. Ini semakin seru saja.'

Lantas, Jeno perlahan mendekat. Mengikis jarak antara dirinya juga diri Jaemin yang tertidur pulas di cangkang kerang. Tubuhnya perlahan naik ikut berbaring di samping Jaemin, namun dengan posisi miring menghadap pemuda itu.

"Ternyata mudah sekali untuk mendapatkanmu ya, Na. Kau tidak sekuat seperti apa yang kuduga. Kukira akan sangat sulit untuk mencari dan mendapatkanmu, ternyata tidak." Jeno berucap dengan tangan mengelus lembut pipi mulus nan pucat Jaemin, diikuti seringaian tipis.

Manik tajam Jeno mengamati dalam diam sosok Jaemin yang diam tak bergerak di tempatnya. Cukup lama, hingga tanpa sadar tatapannya melembut menatap Jaemin penuh puja.

Oh, Jeno. Makhluk Tuhan ciptakan mana yang telah kau dustakan. Sungguh. Jaemin adalah definisi indah tiada tara.

Paras manisnya, alis tebalnya, bulu mata lentiknya, hidung mancung yang menawan, kulit putih bersih yang tampak pucat, juga bibir tipis yang merah menggoda.

Perfect. Sangat sempurna.

Ditambah surai pendek berponinya yang berwarna coklat madu. Menambah kesan sempurna itu.

 Menambah kesan sempurna itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
OINIS : The Sirena [Nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang