Sebenarnya, Jaehyuk bukan tipe manusia yang berhati baik. Terkadang dia juga egois, pada diri sendiri. Dia munafik. Merasa dirinya paling bahagia didepan orang lain, nyatanya dia lemah. Dia butuh sandaran. Dia ingin beristirahat.
Dan Jaehyuk, rindu keluarganya.
Semenjak dibuang tiga tahun lalu, Jaehyuk hidup sendiri di flat kecil yang orang tuanya berikan. Bukan apartemen mewah yang seperti kalian bayangkan.
Jaehyuk bekerja paruh waktu setelah pulang sekolah. Dia bekerja di Caffe tempat biasa dia dan Asahi bertemu.
Jaehyuk menatap jam dipergelangan tangannya. Pukul delapan lewat empat puluh menit. Jaehyuk segera menutup caffe nya dan bergegas pulang.
Angkasa dengan taburan bintang menghiasi setiap langkah yang Jaehyuk buat. Bibirnya tak henti-henti menyunggingkan sebuah senyuman. Senyuman manis yang mampu membuat siapapun percaya bahwa Jaehyuk baik-baik saja. Dalam hati, Jaehyuk selalu bertanya. Bagaimana suaranya? Apakah serak? Atau merdu? Jaehyuk ingin sekali mendengar suaranya sendiri, sekali saja.
Jaehyuk ingin merasakan bagaimana rasanya ketika berbicara. Mengobrol dengan teman-teman, bernyanyi pasti bahagia. Tapi lagi-lagi, Jaehyuk mengubur segala pertanyaannya dalam-dalam. Dia tak ingin menyakiti diri sendiri lebih dalam.
Siapa sangka, lelehan bening itu justru membasahi pipinya. Jaehyuk benci dirinya sendiri yang sangat lemah. Dan jujur, Jaehyuk juga sangat lelah.
Tapi Jaehyuk menepis pikiran buruknya ketika melihat jalanan yang cukup ramai.
Tidak! Dia tidak boleh menyerah sampai disini, masih ada Asahi yang menjadi temannya. Setidaknya dia tidak benar-benar sendiri.
Seperti biasa, sesudah membeli beberapa kotak nasi Jaehyuk akan berkeliling sebentar.
Sampai matanya menangkap objek yang sedang dia cari.Dalan kotak nasi, sudah dia tempeli dengan sticky note bertuliskan
'untuk kalian, selamat makan'
Ibu dan dua anaknya yang lain mengucapkan terima kasih. Dibalas dengan anggukan dan senyuman dari Jaehyuk. Lantas, pemuda itu melanjutkan untuk pulang sebelum larut.
***
Jaehyuk membuka lokernya, pemuda itu hendak meletakkan buku. Namun saat membukanya, tumpukan sampah ternyata memenuhi lokernya. Dengan banyak coretan kata makian, cacian bahkan kata-kata yang seharusnya tak Jaehyuk lihat.
Dengan telaten pemuda itu memunguti sampah sendirian, sampai ada seseorang yang ikut membantunya membersikan coretan-coretan dinding lokernya.
"Ah ya, nama gue Hwang Yeji" Jaehyuk menerima uluran tangan Yeji, kemudian menunjuk name tagnya sendiri. Bermaksud menyuruh Yeji membacanya. Kemudian gadis itu mengangguk.
"Jangan sungkan sama gue Jae, gue gak kayak Hyunjin kok" bola mata Jaehyuk membulat, "maksudnya?"
"Gue kembarannya Hyunjin" mendengar nama Hyunjin, Jaehyuk langsung bergegas pergi dari hadapan Yeji. Dia tak ingin lagi berurusan dengan laki-laki itu.
Masalah kemarin, Hyunjin memukuli Jaehyuk karena tak sengaja melihatnya jalan beriringan dengan Ryujin. Gadis baik yang memang Jaehyuk kagumi sejak awal menginjak kaki disekolah ini.
***
Asahi menatap hamparan jenjang nan luas angkasa yang tengah dibiasi matahari.
Pemuda itu memikirkan percakapannya dengan sang ibu tadi malam via telfon.
Berkali-kali menghela nafasnya dengan kasar, Asahi dikejutkan oleh seseorang yang menepuk bahunya."Ada apa?"
Asahi masih ragu untuk menceritakan semuanya pada Jaehyuk. Jujur dia tak bisa meninggalkan Jaehyuk sendiri disini. Tapi dia juga harus pergi.
Akhirnya, Asahi memilih jujur pada Jaehyuk. Bagaimanapun sahabatnya itu perlu tau.
"Tadi malem mama nelfon gue. Dia bilang, gue disuruh pulang ke Jepang" Jaehyuk terdiam beberapa saat, merangkul sahabatnya dan memaksakan sebuah senyuman.
"Terus masalahnya?"
"Jae"
"Aku gapapa kok"
"Gue tau jae, jangan sok kuat. Gue tau lo siapa, lo kesepian! Berhenti pura-pura kuat! Benci gue liatnya!" Pundak pemuda itu sedikit bergetar, menggigit bibir bawahnya dan melepas rangkulannya. Jaehyuk kalut. Yang diucapkan Asahi benar adanya, dia pengecut, lemah, dan kesepian.
Asahi dengan lembut mengelus punggung rapuh yang sudah bertahan bertahun-tahun.
"Gue gak bisa Jae," lirih Asahi
"Gue gak bisa nolak permintaan mama, papa sakit disana"
"Kamu bisa pergi, aku gapapa. jangan lupain aku ya"
"Maaf Jae,"
"Hei, kamu gak salah kenapa harus minta maaf? Yang salah itu aku, aku yang kenapa harus terlahir kayak gini"
***
Apa ya?
Aku tau aku lama up:) hehheh maap,
Kemaren² lagi gk mood soalnya🙂
KAMU SEDANG MEMBACA
Smile Falsity┊Jaehyuk [End]
Fanfiction𝙤𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙤𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙩𝙖𝙪 𝙗𝙚𝙧𝙨𝙞𝙠𝙖𝙥 𝙗𝙤𝙝𝙤𝙣𝙜. 𝙄𝙖 𝙢𝙚𝙢𝙖𝙡𝙨𝙪𝙠𝙖𝙣 𝙨𝙚𝙜𝙖𝙡𝙖 𝙝𝙖𝙡 𝙙𝙖𝙡𝙖𝙢 𝙝𝙞𝙙𝙪𝙥𝙣𝙮𝙖 𝙖𝙜𝙖𝙧 𝙙𝙞𝙖𝙣𝙜𝙜𝙖𝙥 𝙗𝙖𝙞𝙠-𝙗𝙖𝙞𝙠 𝙨𝙖𝙟𝙖. 𝙙𝙖𝙣 𝙅𝙖𝙚𝙝𝙮𝙪𝙠 𝙨𝙖𝙡𝙖𝙝 𝙨𝙖𝙩𝙪 𝙙𝙖𝙧𝙞 𝙤𝙧𝙖𝙣�...