Asahi tau bahwa Jaehyuk lagi tak baik-baik saja. Asahi tau bahwa Jaehyuk itu rapuh. Tapi Asahi bukan tuhan, dia tak bisa mengubah takdir.
Jaehyuk itu baik, entah pada siapa pun. Bahkan pada orang yang telah merendahkan dia. Tapi setidaknya Jaehyuk bersyukur masih ada Asahi yang mau berteman dengan dia.
***
Jaehyuk mengerjab beberapa kali untuk memastikan bahwa didepannya ini bukan kakaknya.
"Napa sih?!" sentak orang itu. Dia Yoon Jisung, laki-laki yang Jaehyuk maksud selama ini.
Jisung yang sangat sangat dibanggakan oleh orang tuanya hingga dengan tega membuang Jaehyuk.
"Gak usah ge'er, gue cuma mau ngasih duit. Lo kan miskin kali aja kelaperan kagak pernah makan!" Jisung menyodorkan amplop tebal yang Jaehyuk yakini isinya uang banyak.
Pemuda yang lebih muda itu tersenyum, menulis dengan tekun di note booknya
"Ambil ya kak, aku gak butuh"
Jisung hanya memutar bola mata jengah. "Sok banget sih?! Ini uang lebih banyak dari gaji kerja lo selama lima bulan!" bentaknya
Sungguh Jisung benar-benar muak dengan sifat sok dewasa dan sok baik Jaehyuk. Meski sekarang dia bersiul atas kemenangan karena akhirnya Jaehyuk di usir, tapi tetap saja dia benci masih disuruh datang untuk memberi si cacat uang.
"Kak, aku gak minta uang. Aku cuma minta, mama sama papa liat aku sekali aja"
Tatapan mata Jaehyuk menyendy, jelas semua itu terlihat oleh Jisung. Sepercik rasa iba itu hadir. Namun dengan cepat ia tepis.
"Ngarep banget lo? mikir gak sih? Mama sama Papa susah susah nyembunyiin identitas lo dan ngusir lo, tapi lo malah seenak jidat bilang minta dijenguk?! Gak ngaca hah?!" dengan kasar Jisung mendorong kepala adiknya hingga nyaris terjatuh dari kursi yang diduduki.
Jaehyuk menghela nafas, lelah. Sifat kakaknya dari dulu tak pernah berubah. Masih kasar dan semena-mena padanya.
"Yaudah terserah kakak, intinya aku tetep gak ambil uang ini. Keinginan aku juga tetep sama. Sekarang kakak bisa pulang. Aku mau tutup cafenya"
"Ngusir gue?! Cih!" Jisung bergegas pergi dari sana dengan emosi yang tersulut.
Jaehyuk menyeka keringat dipelipisnya. Menghela nafas dengan kasar.
Enta dosa apa yang dia lakukan dikehidupan sebelumnya sampai memiliki takdir semengerikan ini.
Sedangkan seseorang yang tak sengaja mendengar perdebatan antara Jaehyuk dengan Jisung hanya bisa tersenyum getir.
"Lo kuat Jae, gue salut! Semoga bahagia"
***
"Ups! Maaf ya bisu, gue tadi sengaja!" tawa seisi kantin pecah. Baru saja Hyunjin dan Felix kembali berulah. Membully Jaehyuk seperti sebelum-sebelumnya.
Ini baru hari pertama sekolah Jaehyuk tanpa Asahi tapi sudah sekacau ini. Ya, Asahi baru berangkat ke Jepang kemarin.
"HYUNJIN!" Yeji datang dengan wajah memerah.
Plak
Yeji baru saja menampar Hyunjin. Semuanya menatap Yeji dengan mata membulat.
"Apasih lo anjing?!"
"Lo yang apa-apaan! Gak sok berkuasa deh! Lo juga sama lemahnya kayak dia!" Yeji menunjuk Jaehyuk.
"YEJI STOP!" teriak Felix.
"Lo diem bangsat! Gue tau lo gak kayak gini Felix! Berenti temenan sama dia! Dia cuma bisa bawa pengaruh buruk!"
"Maksud lo apa?" tanya Hyunjin dengan wajah menantang.
Yeji langsung menarik tangan Jaehyuk untuk keluar dari kantin. Menyisahkan bisikan-bisikan tak percaya dari murid lain atas apa yang baru saja Yeji katakan.
Hyunjin? Adik Yeji? Ah atau lebih tepatnya, kembaran? Padahal selama ini sifat mereka bertolak belakang. Bahkan mereka tak pernah melihat interaksi layaknya adik-kakak dari dua orang itu.
Ini sungguh mengejutkan. Terutama untuk Byeol. Gadis itu masih setia mematung disaat teman-temannya sudah duduk manis dibangku pojok.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.