<14>

427 109 5
                                    

Happy Reading






























"Jae, ini buat pesanan meja nomer 88 ya" Jaehyuk mengangguk, lantas segera mengambil alih nampan itu dan berjalan menuju meja yang dimaksud.

Selepas pulang sekolah, dirinya menuju ketempat kerja. Dirinya terlambat setengah jam dan itu bisa-bisa jadi ancaman gajinya terpotong.

Pemuda itu menyeka keringat dipelipisnya. Cafe hari ini terlihat lebih ramai dari biasanya. Mungkin karena hari Sabtu, banyak murid-murid atau bahkan pekerja kantoran yang pulang lebih awal.

Tak terasa sekarang sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Waktunya cafe ditutup. Setelah membeli tiga kotak nasi seperti biasa, Jaehyuk berjalan dibawah temaram bulan.

Kakinya terus berjalan meninggalkan jejak tak asat. Senyum terus terpantri diwajah tampannya kala bintang dengan beramai-ramai bersinar terang.

"Terima kasih, kak Jae" Senyumnya semakin mengembang kala suara lugu itu menyapa pendengarannya. Tiga bocah yang mendapat hadiah dari Jaehyuk.

Jaehyuk memperhatikan bagaimana mereka makam yang seperti tidak makan berhari-hari. Namun, salah satu dari bocah tersebut malah asik bermain bola.

Jaehyuk hanya tersenyum melihatnya. Ingin menegur tapi dia tak bisa berbicara. Sampai bola yang dimainkan bocah tersebut menggelinding ke tengah jalan.

Jaehyuk tentu sangat terkejut saat tampa berpikir panjang, bocah itu berlari ketengah jalan bertepatan dengan sebuah mobil truk yang melintas.

Jaehyuk dengan cepat menyusul. Hendak menyelamatkan bocah tersebut. Tapi takdir berkata lain, bocah itu selamat. Tapi tidak dengan dirinya.  Karena dorongan dari Jaehyuk yang begitu kuat, bocah berusia empat tahun itu terjerembab dipinggir jalan dengan kaki dan siku yang lecet. Sedangkan Jaehyuk, badannya terpental cukup jauh.

Dan hal itu sontak membuat dua bocah lainnya berteriak histeris. Mengundang pandang beberapa orang.




"KAK JAE!"



Jaehyuk tersenyum samar. Seiring dengan penglihatannya yang kian menghitam. Bayang-bayang yang pernah terjadi dalam hidupnya silih berganti bagai sebuah kaset rusak.




"Tuhan, jika ini akhir dari segalanya. Maka aku berterima kasih"








---


Byeol adalah orang pertama yang terkejut saat tiba-tiba seseorang menghubunginya. Nomor Jaehyuk, tapi bukan Jaehyuk yang menelfon.

Didepan pintu IGD seorang diri, Byeol berjalan mondar-mandir menunggu kedatangan Sungchan. Tapi Byeol belum memberi kabar pada Asahi karena tak tau nomor ponselnya.


"Byeol! Gimana keadaan Jaehyuk?"

Byeol langsung memeluk Sungchan. Menangis sesenggukan karena begitu takut sesuatu yang buruk terjadi pada Jaehyuk. Laki-laki yang selama ini ia jadikan motivasi.

Byeol tak menjawab pertanyaan Sungchan. Sampai akhirnya dokter keluar.

"Keluarga pasien?"

"Saya sepupunya dok!" Sungchan terpaksa berbohong.

"Karena benturan keras dikepala, menyebabkan saraf pada otak yang berperan dalam penglihatan putus. Dan pasien, dinyatakan buta permanen."

Sungchan dan Byeol terdiam.

"Keadaannya bagaimana dok?"

"Pasien koma. Saya akan pindahkan keruangan intensif."

"Chan, Jaehyuk Chan. Kenapa?"


---

Terhitung sudah sejak lima hari yang lalu atas kejadian itu. Jaehyuk tak menunjukan tanda-tanda sadar secuil pun.

Yeji, Byeol, dan Sungchan sesekali bergantian untuk berjaga. Dan sekali, Hyunjin beserta Felix menjenguk.

"Lo nggak ada niatan buat sadar apa ya? Capek njir tidur di sofa. Lo kata enak?" Sungchan asik mengomeli Jaehyuk dengan wajah julidnya.

"Lo nya enak ya tidur dibangsal, pake bantak, pake selimut. Lagi keliaran di akhirat pula. Duh irinya"

Byeol yang baru saja datang, menggeplak kepala Sungchan.
"Yaudah mati aja sana"
Sungchan melotot, menatap Byeol kemusuhan.


Sampai suara EKG membuat keduanya terkejut. Sungchan langsung berlari keluar untuk memanggil dokter, padahal ada tombol bell.


Kini, Byeol, Sungchan, dan Yeji menunggu diluar. Kabar baiknya, Jaehyuk sudah melewati masa-masa kritis. Tinggal menunggu kapan pemuda itu akan sadar.


"Kaget gue denger suara EGG tadi" keluh Sungchan.

"EKG plis jangan goblok. Lagiam ada tombol itu ngapain lo pake lari segala?"

"Yakan tadi panik anying"



"Halah"


















.
.
.
Tbc

Membagong bukan? Ngok😭🗿

Smile Falsity┊Jaehyuk [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang