BONCHAP 2

262 47 6
                                    


Hai Haloo Annyeong 🤚

Gak gak gak ini bukan prank hehhe. Aku beneran bikin Bonchap 2 kayak yang aku janjiin dulu, sorry baru sempet. Soalnya kadang rasa males ku suka gak bisa di ajak kerja sama heheh....

Tanpa babibu, lets go....

Happy reading

****


Asahi mengusap Nisan yang sudah berumur itu dengan telaten. Sedari tadi, dia tak berhenti menghela nafas. Sekedar pengalihan agar dirinya tidak menangis dan tidak terlihat lemah di depan Sunwoo.

Iya, Asahi tak sendiri. Dia bersama Sunwoo. Kebetulan. Hari ini, tepat 5 tahun setelah kematian Yoon Jaehyuk. Asahi begitu tak menyangka, sudah bertahun-tahun sahabat yang sudah dia anggap saudara itu pergi dari dunia.

Matanya menatap lurus ke depan. Menerawang beberapa momen yang pernah mereka ciptakan. Asahi, benar-benar sesayang itu pada Jaehyuk.

"Sa," panggil Sunwoo tanpa melirik kearah Asahi. Karena fokusnya tetap bersi kukuh menghadap nisan Jaehyuk di depannya.

"Hm?"

"Yang lain udah kesini?"

"Iya. Tadi pagi, mereka kosongin kelas"

"Kenapa lo gak bareng mereka dan lebih milih bareng gue?"

"Ck! Kim Sunwoo, lo gak lupa kan kalo jantung sahabat gue ada di lo?" tanya Asahi sinis.

Sunwoo yang teringat langsung saja terkekeh. Dia lupa bahwa Asahi amat sangat menjaga jantungnya. Ralat, Jantung Jaehyuk.

"Caffe om lo itu masih open karyawan gak?"

"Masih. Napa? Mau kerja disana?"

Sunwoo mengangguk. Dia memainkan gundukan tanah didepannya dengan jari telunjuk. Sunwoo menghela nafas berat membuat Asahi yakin pasti temannya itu sedang tidak baik-baik saja. Teman?

"you have a problem?"

"Papa kicked me out"

"Besok langsung kesana aja. Sambil nunggu lo dapet kos-kosan, lo tidur dirumah gue aja" sahut Asahi turut merasakan perihatin.

"Gak usah. Gue udah nginep di rumah si kembar" si kembar yang dimaksud Sunwoo adalah Yeji Hyunjin.

***

Langit cerah berubah warna menjadi jingga pertanda bahwa petang sudah datang dan malam menyambut selanjutnya.

Asahi menatap flat tua didepannya dengan tatapan kosong. Tempat dimana menjadi saksi perjuangan dari Yoon Jaehyuk. Rumah kecil itu menjadi selimut Jaehyuk ketika badai kehidupan menghantamnya bertubi-tubi.

Asahi masih ingat betapa bahagianya Yoon Jaehyuk saat dirinya mengatakan akan menginap disana. Asahi masih ingat senyum merekah Jaehyuk saat menyambut di depan rumah.


Dan Asahi ingat bagaimana Yoon Jaehyuk merintih menangis sebab rindu dengan keluarganya.

Luka Asahi tak sepenuhnya sembuh. Meskipun ia laki-laki, Jaehyuk memang seberharga itu untuknya. Dia sahabat terbaik yang pernah Asahi punya.

Ada banyak barang berharga dirumah itu yang tak disisihkan. Sengaja, karena Asahi tak ingin kehilangan segala momen Jaehyuk dengan benda-bendanya. Pun, dengan bunga plastik karya Asahi yang Jaehyuk ambil untuk kenang-katanya. Masih ada di meja kecil dekat pintu masuk.

Kemudian ia berjongkok. Memungut selembar amplop berisi sebuah kertas tulisan di depan teras. Lebih tepatnya di pot bunga Jaehyuk yang sudah lama mati karena tak lagi disiram oleh sang pemilik.

Asahi tau dari mana surat itu. Selain surat itu, masih banyak surat lainnya yang tak sampai pada si pemilik flat tua. Surat yang tak terbaca namun Asahi tau isinya.

"Bahkan orang-orang baru nyesel ketika lo udah gak ada, Jae."

***

Hyunjin mendecih ketika melihat Felix dan Yeji yang sejak tadi sibuk berebut tempat duduk. Laki-laki berambut panjang itu lantas mendorong Yeji dan Felix bersamaan.

"Minggir!"

Setelahnya, dia mendudukkan diri dimana tempat itu adalah yang menjadi bahan rebutan dari Yeji dan Felix sendiri.

"Wah anjing banget ini orang. Minggir gak lo, hah?!" Felix menatap murka kearah Hyunjin sembari menaikan lengan baju kemejanya.

"Tinggal duduk doang elah bacot amat sih?" Asahi berujar sinis membuat Byeol yang di sampingnya balik memandang ia dengan sinis pula.

Keduanya selesai bertengkar usai Asahi yang tidak sengaja menyobek kertas novel milik Byeol.

Dengan perasaan dongkol, Yeji duduk didekat Asahi dan Felix duduk diantara Yeji dengan Hyunjin.

"Lah? Kalian? Kirain siapa tadi. Mau pesen apa?"

Tahu-tahu Sunwoo sudah datang dengan nampan yang ia genggam.

"Jus alpukat aja, Woo" ujar Asahi.

"Semua?"

"Iya"

"Oke tunggu!"

Selepas Sunwoo pergi membuat pesanan mereka, Felix mencondongkan tubuhnya kedepan.

"Gue ada kabar" menjadi kalimat pengawal sesi pergibahan mereka.

"Apaan? Kalo gak penting gue ogah"

Felix melotot menatap Hyunjin. "Yaudah sana lo gak usah ngikut babi!"

Kemudian Felix kembali fokus untuk bercerita. "Jadi gini, Karina kemaren nembak gue anjrot!" Setelah itu ia langsung memukul-mukul meja caffe dengan pelan membuat yang lain kebingungan.

"Lah? Ya terus ngapa?" tanya Byeol

Yeji terkikik. "Lo gak tau aja Byeol. Nih Felix dari jaman tai gak pernah suka sama Karina."

"Napa?"

"Felix phobia sama dia" jawaban asal dari Sunwoo yang tiba-tiba datang dengan 3 gelas jus dan disusul temannya di belakang mengundang tatapan penuh tanya kearahnya.

"Lo duluan aja, Han."

Selepas menyuruh temannya pergi lebih dulu Sunwoo langsung bergabung dengan cara duduk menyempil pada Felix.

"Si Fel- loh? Jaehyuk?" Semuanya otomatis semakin bingung dan langsung mengikuti arah pandang Sunwoo keluar caffe.

Sontak semua mata mereka melotot karena tidak percaya dengan apa yang mereka lihat tadi.










Ada seseorang yang mirip dengan Yoon Jaehyuk baru saja menyebrang sembari menggendong anak kecil.









E N D


Ini bener bener udah end ya guys
Bonchap kedua aku update setelah sekian lama.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 27, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Smile Falsity┊Jaehyuk [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang