<12>

448 120 11
                                    

Happy Reading

****


Tidak seperti biasanya, Jaehyuk hari ini bangun terlambat.
Batinnya tidak pernah berhenti menggerutu sebal.

"Aduh. Kalo telat bahaya ini"

"Mana gak sempet sarapan akunya"

"Kira-kira udah masuk belum ya, jadi takut."

Tapi, tak jauh dari pekarangan flatnya Jaehyuk menemukan Sungchan yang tengah sibuk memperhatikan rombongan semut berjalan. Serius, Jaehyuk gak bohong.
Tangannya menepuk pundak Sungchan.

"Ngapain disini?"

"Oh, nunggu elo"

"Berangkat bareng? Kamu gak terlambat?"

"Kagak elah. Kata Byeol, lagi jamkos. Makanya buruan"

Jaehyuk ditarik paksa oleh Sungchan. Menaiki motor besar itu dengan hati-hati karena takut lecet. Jaehyuk kan, gak punya uang buat ganti.

Motor sport itu berjalan membelah jalanan dengan kecepatan diatas rata-rata. Bahkan, Jaehyuk sampai mengumpat dalam hati.

Saat sudah sampai disekolah, ternyata Byeol dan Yeji menunggu diparkiran dengan bersedekap dan menatap Sungchan tajam.

"Kalian ngapain disini? Bukannya dikelas"

Yeji menyenggol lengan Byeol, tanda bertanya apa yang baru saja dikatakan Jaehyuk.

"Kata Jae, Sungchan jelek kayak babi"

Jaehyuk melotot. Menyilangkan kedua tangannya dan menggeleng ribut.

"Apa-apaan! Ngarang aja!" Sungchan   menjitak kepala Byeol.

"Gue ke kelas dulu deh, ntar ketawan kalo bolos"

---

Sunwoo menarik Jaehyuk dengan kasar kearah gudang. Membuka pintunya dengan kasar, lalu mendorong Jaehyuk hingga punggung pemuda itu menubruk dinding dengan kuat.

Meski terlihat emosi, Jaehyuk dapat melihat ada kesedihan yang mendalam di mata Sunwoo.

Sunwoo maju kearah Jaehyuk. Mencekal pundak pemuda itu dengan kuat lalu menggoyangkannya dengan kuat pula.
Air matanya luruh.

Bukannya memukul Jaehyuk, Sunwoo justru terduduk dengan kepala yang diselipkan diantara kedua kakinya. Menangis kencang, melupakan kehadiran Jaehyuk disana.

Jaehyuk mendekat, berhati-hati memegang pundak Sunwoo. Kali ini, tak ada penolakan. Jaehyuk tersenyum.

Menulis di note kecil yang tergantung dilehernya. Setelah selesai menulis, Jaehyuk menepuk pundak Sunwoo membuat pemuda itu mengangkat kepalanya. Terpampang wajah sembab khas pemuda itu. Kemudian, matanya mengikuti arah tunjuk Jaehyuk.
Sunwoo membacanya dalam hati.

"Terkadang, sekuat apapun kamu, kamu tetep butuh seseorang yang bisa dengerin keluh kesah kamu. Sini cerita kamu kenapa?"

Bukannya menjawab pertanyaan Jaehyuk, Sunwoo justru berdiri. Merapikan pakaiannya lalu pergi begitu saja dari gudang. Melupakan Jaehyuk yang kini kembali meringis karena punggungnya terasa sakit.

---

"Lo dari mana aja?" tahu-tahu, Sungchan menongol dan langsung merangkul pundak Jaehyuk.

Laki-laki itu tersenyum tipis lalu menggeleng. Berusaha agar tidak terlalu camggung dengan pemuda SKSD satu ini. Batin Jaehyuk berdoa agar Byeol atau Yeji cepat datang ke kantin.

Karena sekarang, banyak tatapan yang mengarah ke mereka berdua. Termasuk antek-antek Hyunjin dkk. Jangan lupakan Sunwoo yang juga tengah menatap keduanya dengan datar.
Jaehyuk hanya takut, mereka berpikir macam-macam. Takut dikira Homo.

"Santuy elah. Muka lo tegang amat. Gue normal kok"
Tapi tetap saja, Jaehyuk merasa cemas. Selain itu, mereka baru kenal dua hari yang lalu.

"Sungchan enyah lo kampret!" Yeji menjewer telinga Sungchan sampai menbuat pemuda itu meringis dan menabok tangan Yeji.

Tiba-tiba pandangan Jaehyuk memburam. Kepalanya terasa pening. Berusaha sekuatnya agar tidak tumbang, Jaehyuk meletakkan kepalanya dimeja. Berharap agar rasa pening itu sedikit berkurang.

"Jae, napa lo?"

Jaehyuk mengangkat kepalanya, menggeleng dengan senyum tipis.

"Ngantuk"
Setelahnya, dirinya hanya terkekeh melihat reaksi dari Yeji dan Sungchan.

"Kirain gue tadi pingsan anjir! Diem diem bae,"

---

Akutuh kehabisan ide😭
Bingung wkwk:)

Tbc....

Smile Falsity┊Jaehyuk [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang