<6>

511 160 32
                                    

Note:
Bantu tandai kalo ada typo























Byeol berjalan sambil melamun. Entah apa yang dipikirkan gadis itu sampai berani melamun ditengah koridor yang cukup ramai.

"JAEHYUK!" dirinya tersentak kala mendengar teriakan nyaring yang berasal dari belakangnya.

Oh, itu Yeji. Dan benar, dalam radius duapuluh meter didepannya ada Jaehyuk juga. Yeji berlari dengan sedikit tergesa-gesa. Mengabaikan Byeol begitu saja. Ah, mungkin Yeji tak kenal Byeol.

"Nih, gue ada bekel buat lo. Dimakan ya" Yeji mengeluarkan kotak bekalnya dari dalam tas lalu menyerahkan pada Jaehyuk.
Byeol hanya menatap itu dari kejauhan. Rasanya enggan untuk melanjutkan langkahnya, jadi dia ikut berhenti juga.


"Gak usah repot-repot"



Yeji menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Kurang paham dari maksud bahasa isyarat yang Jaehyuk gunakan.

"Gue gak ngerti" cicitnya


Lantas jaheyuk tertawa tanpa suara. Mengambil pena dan bukunya, kemudian menulis disana.

"Makasih, tapi lain kali kamu gak perlu repot repot"




"Oh~ gue gak kerepotan kok. Santai aja heheh"








"Yaudah nih, gue duluan ke kelas ya bye"

Jaehyuk balas melambaikan tangannya. Menatap kotak bekal itu dengan tatapan penuh arti.

'masih ada yang peduli sama aku ya?' batinnya.


***


Jaehyuk menghela nafas ketika melihat mejanya penuh dengan sampah. Bahkan ada beberapa bangkai kecoa disana.
Bukan hanya bangkunya, tapi bangku bekas Asahi juga. Jadi dia harus kerja double.

"Butuh bantuan?" tanya seseorang. Tentu hal itu membuat Jaehyuk sedikit terkejut.

Kemudian pemuda itu menggeleng dengan kukuh.

"Gak usah"



"Gak pa-pa, gue bantuin oke" eum, terkesan memaksa sih. Tapi entah kenapa Byeol sangat suka membantu Jaehyuk ketika laki-laki itu sedang kesusahan. Dan hal itu, membuat Byeol merasa nyaman.


Byeol mengumpulkan sampah-sampah dan memasukkannya kedalam tong sampah, sedangkan Jaehyuk membuang beberapa bangkai kecoa yang ada disana.

Sesekali Jaehyuk menghela nafas karena tak habis pikir dengan ulah teman-temannya. Bahkan sekarang, mereka semua hanya diam saja. Menonton kegiatan Jaehyuk dan Byeol dengan kikikan yang jelas terdengar di telinga.

Tak adakah niat membatu? Hanya Byeol?

Rasanya Jaehyuk ingin sekali berteriak pada mereka untuk sekali saja tak berulah padanya. Setiap hari selalu aja bullyan yang ia dapat. Jaehyuk heran, kenapa mereka semua seolah membenci dirinya? Apa dia punya salah? Tapi Jaehyuk tak pernah merasa membuat kesalahan.

Atau karena dia bisu?

Jika mereka memang tak suka kan mereka tinggal mendiamkannya. Jika mereka kesulitan bicara pada Jaehyuk ya sudah, jangan ladeni jika ia bertanya.

Jaehyuk yang bisa mereka yang heboh.
Ada apa sih?


"Selesai!" Jaehyuk menatap Byeol dari samping, kemudian memberi gadis itu sebungkus tisu ukuran kecil.

"Buat gue?" Jaehyuk mengangguk. Lantas mendudukkan diri dibangkunya yang sudah bersih.

Sambil menunggu bell masuk, Jaehyuk mengeluarkan buku kimianya dan mulai membaca rumus demi rumus.

"Jae, lo gak nanya gitu kenapa gue bisa ngerti bahasa isyarat?" Byeol berbalik menghadap Jaehyuk yang tempatnya berada dibelakang dia. Aisha bahkan juga terlihat kepo. Padahal sedari tadi dia acuh tak acuh saat dengan payah Byeol dan Jaehyuk membersihkan sampah dibangku belakang.

"Napa lo?!" tanya Byeol dengan sewot saat Aisha ikut membalikan badannya.

"Santai sih, gue cuma kepo hehehe"

Jaehyuk menghentikan fokus bacanya. Beralih mengambil buku tulis dan membuka halaman paling belakang.


"Yaudah aku tanya. Kok kamu bisa?"



Aisha mencibir dalam diam, "najis aku-kamuan"

"Adek gue juga tunawicara. Dia juga tunarungu" jawab Byeol dengan senyum getir yang sangat kentara.

"S-serius Byeol?" tanya Aisha —terkejut.

Byeol hanya mengangguk, mendongak untuk menahan bulir mata yang siap untuk terjun bebas membasahi pipinya.



"Adik kamu spesial. Dia juga beruntung punya kakak kayak kamu. Gimana kabar adik kamu?"



Byeol tersenyum penuh arti. Kemudian menghela nafasnya dengan teratur, "dia udah meninggal dua tahun lalu. Bunuh diri"

Sekali lagi, Aisha dan Jaehyuk dibuat terkejut oleh penuturan Byeol.

"K-kok b-bisa?" entah kenapa, Aisha jadi gemetar.

"Dibully" satu kata yang mampu membuat Jaehyuk dan Aisha bungkam. Aisha yang masih dengan keterkejutannya dan Jaehyuk dengan opsinya sendiri.

Berfikir, bagaimana jika dia seperti itu nantinya? Ketika dia sudah tak tahan dengan bullyan dari teman-temannya dan memilih jalan alternatif, yaitu bunuh diri.


Byeol menggenggam tangan Jaehyuk sekilas, "lo jangan kayak adek gue ya! harus tetep semangat karena lo gak bener-bener sendirian" kemudian langsung menghadap depan karena Bu Irene sudah memasuki kelas.

























































Jam berapa kalian baca part ini?
🤍
Voment Juseyo yorebun~









Akhirnya aku sempetin up walaupun lagi daring T_T
Mana MTK Peminatan༎ຶ‿༎ຶ

Btw, kalian ikut Treasure Mantion Party gk?:(
Aku gak dinotice huhuhu༎ຶ‿༎ຶ

Btw, kalian ikut Treasure Mantion Party gk?:(Aku gak dinotice huhuhu༎ຶ‿༎ຶ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Smile Falsity┊Jaehyuk [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang