Holaaa
Aku kembali lagi guisssSelamat membaca dan bersenang-senang
Satu minggu sudah berlalu setelah pertemuan Angeli dengan laki-laki yang ternyata tinggal di kos laki-laki dengan kamar no 2. Angeli semakin gila, ia menunggu hari-hari dimana ia mendengar air yang jatuh akibat perasan dari kain-kain yang dicuci. Ia akan mengintip apakah orang yang sedang menjemur pakaian itu adalah orang yang ia ingin lihat atau bukan. Dan itu kini menjadi seperti kebiasaan bagi gadis itu, dia bahkan akan buang sampah terus-menerus hanya untuk memastikan apakah laki-laki itu ada di kamarnya atau tidak. Dan setiap kali ia melihat laki-laki itu, Angeli akan tersenyum penuh, ia tertarik dengan sangat pada laki-laki itu.Angeli juga jadi lebih sering datang ke kos Depson laki-laki yang dulunya dekat dengan dirinya sebelum laki-laki kamar nomor dua itu. Sebenarnya Angeli sudah tidak terlalu ingin dekat-dekat dengan Depson hanya saja, kamar Depson benar-benar berhadapan dengan kamar laki-laki yang menarik perhatiannya itu.
Setiap malam ia akan mengobrol dengan Depson tapi matanya akan lebih banyak melirik pada seorang laki-laki yang sedang bermain game tepat didepan pintu kos miliknya. Angeli tersenyum ketika pria itu banyak mengomel karena mungkin timnya sedang tidak bagus atau jaringan wifi yang senang hilang timbul. Angeli banyak melihat dia, dan akhirnya dia mengetahui nama pria itu. Teungku Ario Naldo, sial namanya saja sungguh indah.
"Dep, punya grup bareng anak cowo kan?" Tanya Angeli, gadis itu sedang bermain handphone sedangkan Depson duduk tak jauh darinya dengan melakukan kegiatan yang sama.
"Punyalah, kenapa emang?" Depson melirik ke arah gadis yang kini tampak ragu untuk berbicara.
"Gue mau minta kontak dia," dengan pelan Angeli berbicara lalu menunjuk Teungku yang masih asik bermain ponsel. Ia tebak laki-laki itu sedang bermain mobile legend, adik laki-lakinya juga suka main game itu.
"Kita emang satu grup, tapi gue gak tau kontak dia yang mana, dan apasih yang bikin lo tertarik sama dia. Dia kek slay gitu juga," ucap Depson, sebenarnya ucapan Depson ada benarnya, laki-laki itu sedikitnya memiliki sifat perempuan tapi kan Angeli belum kenal lebih jauh. Siapa tahu berbeda dari apa yang dipikirkan oleh orang lain.
"Diem, lo banyak bacot. Kalau gak punya, tinggal bilang gak punya," Angeli berbicara ketus, tidak terlalu suka saat suara pria itu merendahkan Teungku didepannya.
"Apasih, ndut, lo lebay banget," Depson memanggilnya dengan sebutan 'Ndut', dan Angeli tidak pernah protes, karena akan lebih aneh adik tingkatnya itu memanggil dirinya dengan sebutan 'Mbak' atau yang lainnya.
"Udah ah, gue mau balik, dia juga udah masuk kos," Angeli segera beranjak, dia hanya di kos Depson kalau Teungku di kos, biasalah caper sama mas calon.
"Anjir, gue kek pelampiasan lo suka sama tu orang,"
"Bukan lo, tapi kos an lo, ya kali gue sekeji itu," Angeli tidak ingin memperpanjang percakapan, gadis itu langsung pergi menuju kos miliknya.
"Hah, kapan bisa kenalan langsung sama dia, gue gak gercep banget sih," gadis itu merasa kesal karena tak kunjung ada perubahan dalam masa pengejaran cintanya.
Siang itu ia lewatkan dengan tidur hingga sore menjelang malam ia terbangun karena suara Adzan yang keras karena masjid berada dekat dengan pondokan mereka. Gadis itu membuka pintu, melihat Okta sedang bercengkrama dengan Sefti gadis itu ikut andil, siapa atau ada gosip baru yang hot.
Tapi sebelum gadis itu sampai kedepan pintu kos milik Okta, sebuah suara memanggil namanya. Angeli cepat melihat ke arah belakang, tapi disana tidak ada siapapun kecuali Teungku yang sedang terkekeh kecil. Tidak mungkin laki-laki itu memanggil dirinya jangankan dipanggil nama Angeli saja mungkin Teungku tak kenal. Angeli tak ambil pusing, ia kemudian ingin masuk ke kos Okta tapi suara itu kembali mengusiknya dan lagi-lagi ia tak menemukan siapapun. Angeli kesal dan ketika namanya dipanggil untuk ketiga kalinya gadis itu hampa mencaci-maki.
"Haii," seorang laki-laki keluar dari kos milik Teungku, badan yang gembul dan tidak terlalu tinggi, ia kenal dengan pria itu. Angeli berlari, tidak memperdulikan bagaimana tatapan yang lain, ia sangat ingin memeluk laki-laki itu kalau saja tidak ada orang lain karena Angeli sudah terlalu rindu pada pria cerewet ini.
"Eki, lo gak bilang balik hari ini," gadis itu mencubit pipi gembul milik Eki.
"Jangan cubit cubit nanti gue baper, lo gak mau tanggung jawab," ucapnya terkekeh, Angeli hanya memutar matanya malas. Ia mengomel karena Eki tak memberinya kabar bahwa laki-laki itu akan pulang hari ini, padahal mungkin dia akan memasak makanan jika Eki memberitahunya. Tapi ya sudahlah, Eki pulang sudah menjadi keajaiban.
Sibuk mengomeli Eki, gadis itu tak memperhatikan bagaimana dalamnya sepasang mata menatap dirinya dengan senyum tipis yang bahkan tak bisa dilihat dengan mata telanjang.
"Oh iya, gue mau mandi dulu, Jel. Gue banyak acara," ucap Eki, Angeli tak ambil pikir karena ia juga ada acara. Gadis itu melengos pergi, meninggalkan Eki yang masih berbicara kepada Teungku. Angeli bener bener tidak menyadari keberadaan Teungku tadi, terlalu sibuk dengan kedatangan Eki.
"Hari menjelang malam, Angeli sudah siap dengan baju tipis dan celana pendek miliknya, ia memang selalu menggunakan pakaian tipis karena baik Bengkulu maupun Riau adalah kota yang panasnya sama aja, jadi tidak ada baju miliknya yang tebal, rata-rata tipis semua. Gadis itu memang asli orang Riau, walaupun sebenarnya ia dibesarkan di kota kecil di daerah Medan tapi ia lebih suka mengatakan dirinya orang Riau. Di Bengkulu ini gadis itu sedang menempuh pendidikan sarjana dengan mengambil program pendidikan fisika murni. Gadis itu memang sangat menyukai sains sejak kecil, beberapa kali ia mengikuti olimpiade, selalu saja sains. Sebenarnya ia lebih suka kimia tapi waktu SNMPTN dulu tidak lulus kemudian ia mengambil fisika sebagai bukti balas dendam dirinya.
Angeli kembali merebahkan tubuhnya, walau bosan ia tetap membuka handphone miliknya meski tidak ada notifikasi apapun, ia tetap begadang karenanya. Eki update status, laki-laki itu sedang merayakan ulang tahunnya dengan Teungku. Angeli terkesiap gadis itu langsung tancap gas. Apalagi Eki adalah temen Teungku. Angeli yakin dengan mudah ia akan menaklukkan hati laki-laki yang menjadi cinta pandangan pertamanya. Gadis itu me-replay status Eki.
Angeli
Pengen kuenya sekalian kontak si abang🫣Eki
Sinilah katanya ngelAngeli salting brutal, gadis itu tak siap dengan laju hubungan secepat ini. Angeli terkekeh apalagi melihat balasan Eki yang semakin aneh-aneh. Hingga ada voice note yang dikirim oleh Eki. Suara serak dan tidak terlalu berat tapi akan menjadi voice note yang selalu dibintangi gadis itu. Suara milik Teungku yang menjadi suara yang ia dengarkan sebelum tidur.
"Tuhan Yesus, ini aku lagi jatuh cinta atau gimana, jantung aku dag dig dug, apa sakit?" Gadis itu menepuk dadanya, agak mengganggu karena ketika menulis pesan jadi banyak typo, tangannya juga gemetaran.
Lalu chat itu berakhir dengan satu pap, pap pertama Teungku dan Eki yang nantinya akan ada banyak pap yang Teungku sendiri aja.
Bonus pap Teungku dengan gaya bapack-bapacknya, tetap cute. Ditutup lagi, mweheheh♥️🦊
KAMU SEDANG MEMBACA
Maybe in another life, huh?! (End)
Teen FictionTamat tanpa debat. Itulah yang aku rasakan dalam kisah asmara pertamaku, meski sudah lama. Sampai sekarang aku belum bisa membuka hatiku untyk siapapun. Dia pemegang kunci hatiku, aku tidak bisa menerima orang baru karena lupa men-duplikat kunci.