Bab 12|Langit

10.4K 109 8
                                    

Holaaa
Kembali lagi bersama aku

Selamat membaca dan bersenang-senang

Jangan lupa vote dan comment♥️🎉

Malam kian mengambil alih, tapi kedua manusia itu tetap betah menatap langit dengan ditemani keheningan. Sesekali Teungku melirik pada gadis dengan poni 'selamat datang' yang gadis itu punya. Dari samping ini ia bisa melihat lentiknya bulu mata yang gadis itu punya, juga lipatan ganda di sekitar bulu mata itu berada. Berbeda dengan dirinya yang tidak memiliki lipatan ganda yang diidamkan setiap gadis, Angeli bahkan punya yang alami.

Angin berhembus dingin, membuat Angeli menggosok-gosokkan tangannya ke sekitar leher. Ia segera menoleh ke arah Teungku yang tiba-tiba berdiri.
"Udah malem banget, tidur gih," ucapnya yang dijawab dengan anggukan oleh Angeli.
"Selamat tidur," cicit Angeli, dirinya kedinginan.

"Iya, selamat tidur juga," tangan laki-laki itu mengelus rambut hitam legam milik Angeli yang membuat gadis itu sedikit tersentak. Teungku berjalan menjauh, setibanya di kosnya ia lambaikan tangan lalu menutup pintunya setelah Angeli terlebih dahulu.

"Gue gila ya," ucap Angeli sebelum ia merebahkan dirinya di kasur. Ia akan menutup mata sebelum suara notif yang dikirimkan oleh ayahnya.

Ayah
Kok masih on?
Tidur nak

Angeli
Aku mau tidur yah
Emang wifi nya gak pernah mati
Makanya on

Tak ada lagi balasan, mungkin pria yang berusia 40 tahun itu sudah tidur atau mungkin lampu disana sudah padam. Angeli tak ambil pusing, setelah ia berdoa, gadis itu langsung tidur.

🦊🦊🦊

Pagi ini Angeli memulai rutinitas kuliahnya, setelah tadi ia menanak nasi yang ditengahnya ia letakkan dua buah telur. Ia segera mandi dan mulai berdandan. Setelah ia rasa bedaknya sudah rata dan terpoles sempurna. Ia lanjutkan dengan memakan dua buah telur dan sedikitnya nasi putih. Piring kecil itu sebenarnya hanya berisi dua bulat kecil kuning telur, Angeli tidak suka putih telur, kalau katanya tidak berasa. Jadi setiap kali memakan telur rebus, putihnya akan selalu terbuang. Kecuali kalau di rumah keluarganya, ada Aldo, adik bungsunya yang akan memakan putih telur itu. Aldo tidak suka kuning telur, jika ibu memasak telur makan ia dan Aldo akan bertukar.

"Jadi kangen, Aldo." Gadis iti segera meletakkan piring bekas makannya ketika suara klakson terdengar dari arah luar. Seharusnya hari ini ia masih tidur lelap, tapi sialnya matkul lain dipindahkan ke hari rabu. Maka dari itu ia dan Tia pergi bersama. Sefti tidak masuk ke kelas ini, karena ini kelas oseanografi, sedangkan sefti kelas Geofisika.

"Lo yang bawa," ucap Tia sembari turun dari motornya.

"Biasanya kan gue yang bawa," Angeli mengambil alih kemudi, ia langsung tancap gas menuju kampus. Sesekali ia mendahulukan pengendara lain, jam segini memang lagi banyaknya kendaraan yang berlalu lalang, selain pergi ke kampus, para pekerja juga berangkat jam 7 lewat. Sesampainya di kelas, keduanya langsung duduk di kursi barisan kedua. Melewati tiga SKS dengan banyaknya teori membuat kelas oseanografi sedikit lemas. Sudah 2,5 jam berlalu. Akhirnya kelas pun selesai.

"Lo mau balik langsung?" Tanya Angeli sembari membereskan beberapa buku tebal miliknya.

"Gue gak ada rencana apa-apa sih, emang kenapa?"

Maybe in another life, huh?! (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang