Bab 35|Another Ending 2

1.4K 64 8
                                    

Part 2, happy ending untuk kalian
Selamat membaca, wahai anak-anak bundaa

Stop scroll, kalau kamu udah nyaman sama ending yang pertama

Uhhuy

🌊🌊🌊

✨✨✨

Baru saja gadis itu selesai mandi dan memakai piyama mandi, memang sekarang Angeli lebih suka dengan yang gak ribet apalagi soal pakaian, pokoknya masih terbilang sopan, ya pake aja. Daripada mubazir. Ketukan di pintu kos nya mengalihkan atensi gadis itu, dengan handuk kecil di kepalanya, menutupi sebagian besar rambutnya yang masih basah, perlahan ia buka pintu itu. Oalah, pacarnya ternyata.

"Kenapa?" Ucap gadis itu sembari membuka pintu lebar-lebar. Tidak ingin membuat kesalahpahaman di sekitar pondokan mereka.

"Kamu ngapain post foto ini?" Tanya laki-laki itu tajam, Angeli spontan diam. Apa salahnya memosting foto sendiri? Pakaiannya aman-aman saja, caption-nya juga biasa cuma emoticon anak bebek berwarna kuning, senada dengan Tata yang berada di gendongan nya. Selfie yang dirinya ambil ketika jalan-jalan santai di rektorat tadi sore.

"Emang kenapa? Aku fine aja disitu,"

"Ya itu masalahnya, kamu kok fine aja foto sendiri?"

"Loh, aku berdua kok sama Tata,"

Teungku menghela nafasnya berat. Apa lagi kesalahan Angeli disini. Cape bener jadi orang cakep, batin Angeli. Gadis itu menangkup wajah pacarnya yang kelihatan kesal, laki-laki itu mencebikkan bibirnya, waduh minta di... Dahlah.

"Kamu kenapa? Coba cerita," pinta gadis itu.

"Jangan pernah post foto sendiri lagi, atau berdua sama Tata," ujar laki-laki itu dengan nada yang menurut pendengaran Angeli, lucu.

"Emang kenapa?"

"Kan kamu udah gak sendiri lagi sekarang, udah ada aku. Kalau semisal kamu post foto sendiri, nanti orang lain mikirnya kamu masih single. Mulai detik ini, kamu cuma boleh post foto berdua sama aku, bertiga sama Tata, rame-rame sama temen kamu, keluarga. Pokoknya gak boleh sendiri aja," laki-laki menjelaskan panjang lebar. Lucu. Apalagi tangannya yang kalau bicara tidak pernah diam. Benar-benar lucu.

Angeli terkekeh, ternyata laki-laki itu punya sisi seperti ini. Sebenarnya dari dulu, dirinya tidak suka post wajah sendiri. Biasanya Tata dan hal random lainnya.
"Kalau aku lagi post foto sendiri itu yang lihat cuma kamu sama yang lainnya kok, gak semua kontak aku yang lihat,"

"Yang lainnya ada cowok selain aku gak?"

"Cowok semua, Eki, Dio, Abang, baru kamu,"

"Hah? Lebih gak boleh, kalau mau post foto sendiri, kirim ke aku aja, biar aku yang post terus aku mention kamu nantinya, mudah kan?"

Bukannya malah makin ribet teman-teman? Ya sudahlah terserah laki-laki itu saja, Angeli mengangguk, mengiyakan.

Angeli membuka gulungan handuk di rambutnya, gadis itu tidak terlalu suka berlama-lama membiarkan handuk di kepalanya. Berat, soalnya. Mengambil hairdryer untuk mengeringkan rambutnya yang setengah basah, tidak baik tidur dalam keadaan lembab. Nanti masuk angin. Teungku peka sekali, ia mengamati alat pengering itu dari tangan gadisnya. Kemudian dengan telaten ia mulai mengeringkan rambut gadis itu. Lumayan lama, selain memiliki rambut yang panjang, rambut gadis itu juga sangat lebat.

"Ada cerita apa hari ini?" Tanya Teungku. Sebenarnya sudah menjadi rutinitas laki-laki itu untuk bertandang ke kos Angeli, sesempatnya saja. Karena laki-laki itu memang lagi sibuk-sibuknya di jurusan. Tapi ia akan selalu menyempatkan bertemu bahkan hanya lima menit saja, sekedar bertanya apakah gadis itu sudah makan atau minum.

"Sore tadi jalan-jalannya seru, tadi aku diajak main badminton sama temen se-UKM aku setelahnya ditemenin lari santai deh,"

"Laki kah?"

"Nggak ah, cewek. Masa aku lari sama cowok, nanti kalau temen kamu ada, aku di paparazi terus ketahuan sama kamu, berabe urusannya," perempuan itu sedikit memiringkan kepalanya, sudah sedikit panas di bagian situ.

"Good girl, sayang" laki-laki itu mengecup pelipis Angeli. Angeli mesem, ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya, laki-laki itu berjarak sangat dekat dengan dirinya, wangi khas laki-laki itu bercampur dengan parfum vanila miliknya, terasa begitu menggugah selera.

"Sok banget malu-malu, biasanya langsung terobos,"

"Diem ih, aku kan lagi vibes cewe polos,"

Teungku menyelesaikan tugasnya dalam mengeringkan rambut gadis itu. Beralih ke sisir untuk merapikan rambut gadis itu. Rambut gadisnya beraroma kopi, menenangkan sekali. Teungku pernah bilang pada gadis itu dari semua yang ia suka pada gadis itu, Teungku sangat suka dengan rambutnya. Ia selalu menyentuh rambut Angeli, kalau ada yang nyentuh selain dirinya, kadang laki-laki itu menghempaskan tangan itu dari rambut gadisnya. Itu area terlarang, khusus untuk Teungku saja.

"Cantik banget sih, pacar siapa ini," dengan gemas laki-laki itu mencubit pipi tembam milik Angeli, gadis itu mendengus.

"Sudah berapa janda kau goda dengan bibir manis ini, wahai paduka?" Angeli memukul pelan bibir Teungku, membuat laki-laki itu sedikit meringis.

"Aw, aku setuju sama bibir aku manis, tapi maaf ya, yang ini cuma punya istri aku," laki-laki itu tersenyum jahil, ia menghapus jarak diantara mereka. Angeli panik, kentara sekali dengan wajahnya yang mulai memerah. Teungku tersenyum manis, hidung mancungnya mendarat di hidung Angeli. Bersentuhan, Teungku bisa merasakan bahwa perempuan itu sedang menahan nafasnya. Lucu.

"Aaa, jangan dekat-dekat nanti ada setann," gadis itu berteriak dan dengan satu kakinya ia melakukan tendangan bebas pada laki-laki itu. Teungku jelas tersungkur, perutnya luar biasa sakit gegara tendangan itu.

"ADDDDUUUOOO,"

"Rasain," cicit Angeli.

Maybe in another life, huh?! (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang