Bab 2|Meet Him!

15.6K 214 5
                                    

Holaa
Salam hangat dari aku untuk kalian semua dari segala penjuru

Jangan lupa vote dan komen perasaan kalian setelah baca cerita ini🫰

Angeli masih tidur ketika pintunya diketuk secara brutal. Gadis itu dengan ogah-ogahan beranjak dari kasurnya untuk membuka pintu. Meski ia tidak yakin siapa orang yang mengetuk pintu kosnya selayaknya ibu kos yang nagih uang kos yang nunggak 4 tahun.

"Bentar cok, sabar aelah, kek gue punya utang sekebon aja sama lo," setelah membuka kunci, gadis itu kemudian membuka pintu, menampilkan seorang manusia yang paling ia kenal setelah hampir dua tahun nge kos disini.

"Sefti, kimak. Ngapa cok, lo kehabisan kasih sayang pacar lo si nonod itu?" Angeli kesal karena tidur siangnya diganggu gadis didepannya ini yang sialnya sudah menjadi sahabatnya sejak masuk kuliah. Sefti langsung masuk ke kos Angeli, kosan mereka sebelahan, tidak jarang sebenarnya Sefti datang ke kos. Tapi seharusnya gadis berbadan kecil itu tau ada jam dimana Angeli tidak bisa diganggu yakni jam tidur siang. Bahkan Angeli beberapa kali bolos kuliah karena jam mata kuliah itu di jam tidur siang gadis itu.

"Aelah, main nyelonong aja, mau ngapain sih lo, bentar lagi gue bangun loh, ngeganggu ih," cukup sarkas tapi Sefti sudah tau bagaimana kepribadian Angeli, jadi dia tidak memperdulikan hal tersebut.

"El, gue diselingkuhin," Sefti mulai menceritakan perilaku bejat pacarnya yang sudah menjalin hubungan dengannya hampir dua tahun, yang sebenarnya sudah terlalu sering Angeli dengarkan. Bahkan ia sudah hapal bagian dimana Sefti akan memperkeras tangisannya karena emang sesering itu Sefti cerita ke Angeli.

"Kami putus tadi malam, tiba-tiba dia post foto temen aku yang sekarang udah jadi pacarnya, kan gak mungkin mereka pacarannya semalam, pasti udah kenal lama, minimal udah chat lama. Iya kan, El? Berarti sebelum kami putus, mereka udah jalin hubungan." Sefti menangis sembari memukul dadanya sendiri. Sedangkan Angeli hanya diam, ia tahu Sefti belum mengeluarkan seluruh amarahnya. Sesekali Angeli hanya mengangguk sekedar memberitahu Sefti bahwa ia masih mendengarkan.

"Tau gak, El? Cewek itu temen sekampung aku juga, sebelum kami jadian, awalnya dia deket sama cewe itu, El. Apa mereka punya hubungan dibelakang aku selama ini, El? Aku gak kuat banget, El. Padahal rasa aku ke dia tulus banget," Sefti kembali menangis kali ini gadis itu sesenggukan. Padahal Angeli tau bagaimana gadis itu selalu membawa laki laki asing ke kosnya. Bahkan ketika ia sedang melakukan panggilan video dengan pacarnya, ia sedang tidur di paha seorang laki-laki. Jadi sebenarnya Angeli hanya bertugas sebagai pendengar saja, berharap Sefti menyelesaikan sesi curhatnya karena sebenarnya Angeli masih ingin melanjutkan tidur siangnya. Angeli memutar matanya malas ketika perempuan didepannya ini menerima panggilan masuk dari kontak bernama 'favpers', Angeli tau betul itu siapa. Pemeran utama yang sekarang sedang diceritakan oleh Sefti. Gadis itu berdehem sebentar, kemudian mengangkat telepon itu.

"Halo," ucap Sefti senatural mungkin, menjaga agar suara seraknya tidak terdengar oleh sang penelepon. Tidak tahu apa yang mereka bicarakan, Angeli memandang malas ketika senyum terbit di ujung bibir Sefti. Sefti menatap lekat Angeli kemudian dengan cengengesan ia berucap.
"Hehe, cuma salah paham ternyata, El. Dia gak punya hubungan sama perempuan itu. Kata dia itu cuma dare doang dari temennya." Angeli menghela nafas panjang, sudah biasa ditipu oleh nonod masih saja percaya. Lalu Sefti pamit, katanya dia mau telponan dulu, Angeli mempersilahkan dengan sangat. Kos nya tidak menampung orang-orang yang tolol tentang cinta.

"Kalau ntar lo nangis lagi gara-gara cowok sialan lo itu, kos gue gak mau nampung lagi ya, Sef." Ucap Angeli dan diakhiri dengan sebuah bantingan pintu yang keras.

Angeli mengatur ulang nafasnya, ia sedikit emosi karena sahabatnya itu selalu memprioritaskan laki-laki diatas segalanya. Kadang rencana main-main mereka harus ditunda karena Sefti ingin main terlebih dahulu dengan laki-laki yang mengajaknya. Angeli juga pusing, sebenarnya dia pacaran dengan siapa. Karena setiap malam minggu gadis itu akan jalan dengan pria lain yang pada saat itu ia sedang menjalani hubungan jarak jauh dengan kekasihnya saat ini. Angeli kembali membuka pintu miliknya, ingin memaki gadis itu lebih parah.

"Kimak lo cok," teriak Angeli tanpa melihat dengan jelas siapa yang kini sedang berada di depan pintu kosnya. Sedetik kemudiannya gadis itu membekap mulutnya sendiri. Seorang laki laki dengan mata indah menatapnya penuh selidik, wajah kikuk dan bingungnya membuat Angeli tak bisa menahan rasa kagum.
"Sial, bidadaranya emang nyata," gumamnya.

Laki-laki itu tersenyum, membuat Angeli langsung tersadar, merapikan raut wajah dan gestur tubuhnya. Kemudian menunduk dan meminta maaf. Laki-laki itu kembali menampilkan senyumnya, Angeli terpesonanya, sangat bahkan. Ia nobatkan itu senyum paling menawan yang pernah ia lihat selama ia hidup. Kemudian dengan menunduk juga, laki-laki itu seolah pamit dari hadapannya. Angeli tak berpaling, ia tatap lekat punggung yang sialnya hanya terbayang bagaimana punggung itu terekspos kemarin. Angeli kembali menelan ludahnya secara paksa.

"Uiiih, ini hati kalau diukur getarannya udah setara sama gempa bermagnitudo 10 skala Ritcher nih, keras banget," ucapnya sembari memegangi dadanya yang berdegup sangat kencang. Gadis itu mengatur pernafasannya mengurangi degupan yang lumayan mengganggu itu.

Angeli kembali masuk ke kos hanya saja ia tidak menutup pintu, gadis itu emang sering membuka pintu, katanya biar udara dapat leluasa keluar masuk. Angeli mengambil handphonenya dan mulai menghabiskan waktu hanya melihat layar ponsel itu, dari Instagram ke tiktok, sesekali cek WhatsApp berharap ada notifikasi dari orang lain yang mengajaknya untuk main bahkan sekedar beli jajanan di jalan depan, ia bersedia.

Ketika akhirnya ia berpaling dari aplikasi berlogo warna hijau itu, ia mendapat notifikasi. Ia kembali membuka WhatsApp, kemudian melihat angka pesan belum terbuka di arsipnya bertambah satu. Gadis itu sedikit senang melihat nama Eki di sana. Eki adalah salah satu penghuni kos laki-laki di pondokan mereka. Laki-laki pertama yang menyapanya dengan hangat di pondokan itu, karena Angeli memang tidak terlalu suka dekat dengan para pria, ia sedikit pemilih.

Eki
Gue pulang minggu depan

Angeli
Lo juga udah bilang itu minggu lalu

Eki
Maaf bro, nyatanya gue masih kangen suasana kampung

Angeli
Ye
Padahal lo libur ngalahin jangka waktu libur dosen, ege

Eki
Gue bayar mereka
Amanlah

Angeli
Anak KIP bau kencur lo
Kalau mingdep gak balik, gue gak mau bicara sama lo

Eki
Apasih, sok asik

Angeli
Sialan lo
Oleh-oleh aman?

Eki
Aman!

Angeli mulai malas berbalas pesan, tanpa membuka pesan terakhir Eki ia kembali berselancar di dunia maya. Gadis itu lupa waktu, bahkan ia lupa belum makan dari pagi tadi. Sekarang jam sudah menunjukan pukul 4 sore. Ia memutuskan untuk memakan sebuah telur rebus saja. Kemudian menghabiskan waktu dengan sia-sia.


Bonus pap berdua dari pemeran utama kita, ditutupi?
Jelas, mweheheh🦊♥️
Lagi buat PKM berdua, wkwk

Bonus pap berdua dari pemeran utama kita, ditutupi?Jelas, mweheheh🦊♥️Lagi buat PKM berdua, wkwk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Maybe in another life, huh?! (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang