Halow
W up lagiw
Huhu, sebenarnya ada banyak akhir yang aku susun di cerita ini, g tau mau buat yg mana, tapi apapun itu, klen harus nerima huwuOh y, mau curhat sama kaliann
Ako mau move on dari Aa
Aku pasti bisa, y kan!
Kalian harus dukung penuh aku!!
Oh damn it, i really miss him, againPart ini lumayan panjang ya ges
Soalnya ada RajaaaaWajah sedih laki-laki itu masih terlihat jelas di mata Angeli, mungkin Raja bisa menutupi hal tersebut dari orang lain, tapi untuk Angeli, orang yang sudah mengenal pria itu sejak masih bontot, pria itu tak bisa menutupi apapun, apapun. Bahkan ketika dirinya menyukai seseorang, Angeli bisa tau dengan mudah.
Angeli bergeming ketika tatapan mereka bertemu. Lagi-lagi tatapan itu seolah menarik dirinya ke percakapan satu minggu lalu di keluarga besarnya.
"Angeli berhak nentuin jalan hidupnya, Ma! Jangan ngekang dia karena dia anak Tulang." Entah sudah berapa kali Raja menuturkan pendapatnya di tengah-tengah keluarga besar ini. Ada bapa dan mamanya, yang duduk bersila di sofa besar bagian kanan. Ada juga Ayah dan Ibu Angeli di panggilan video. Dan keduanya~Angeli dan Raja~duduk terpisah, ujung ke ujung.
"Mama nanya sama Angel, bukan sama kau, kau sopan sikit bicaranya! Gak kau hargai lagi aku jadi mamamu, lantam kali emang mulut kau ya, Raja." Keluar sudah logat bataknya Bou Adel, sedari tadi wanita itu sudah menatap tajam anak satu-satunya itu. Raja langsung ciut, kemarahan mama adalah bencana yang perlu dihindari oleh karena itu dirinya langsung duduk manis.
"Kau gimana dek? Udah bisa kau jawab pertanyaan bou, simpel aja, gak usah neko-neko, kalau gak mau dan udah ada calon ya gak apa-apa, bou bukan tukang maksa. Hanya saja, sayang sekali kalau nantinya semua punya bou jatuh ke tangan orang lain," Bou Adel memang memanggil Angeli dengan sebutan adek, katanya biar dia kelihatan muda.
"Gimana ya bou, aku belum lulus pula kuliah ini, jadi kalau permintaan bou ingin aku jadi parumaen bou, masih bisa ku pikirkan bou? Bukan menolak aku, nggak. Masih memikirkan, tapi apapun jawaban ku nantinya jangan marah bou ya?!" Angeli akhirnya mengutarakan isi hati dan kepalanya. Berbicara selembut mungkin agar tidak ada yang tersinggung dalam ruangan ini.
"Terima ajalah boru, bukannya langsung nikah kau sama si Raja. Coba aja dulu, pacar-pacaran, siapa tau klen cocok boru," Suara ibu menginterupsi kalimat gadis itu. Angeli menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Tak apalah kak, mereka juga belum genap 20 tahun, belum tau mereka. Pokoknya kita lengket kan dulu dari belakang, bagian kedepannya biarlah mereka usaha," ucap Bou Adel dengan tawa manisnya. Sebenarnya Angeli sangat mirip dengan wanita ini, bahkan kadang seperti tertukar nama saja. Angeli juga cocok saja dengan bounya itu, tidak akan ada penyesalan dikemudian hari jika nantinya pasangannya adalah Raja.
"Mak, Angel itu punya gebetan tau," Angeli mendelik tajam ke arah laki-laki itu, padahal sebenarnya Raja lah yang belum siap menerima semua hal ini, keputusan perjodohan mereka. Angeli sebelumnya juga sama, tapi dia tidak menunjukkan rasa itu dengan terang-terangan seperti saat ini. Untung saja Ayahnya ada kerjaan jadi panggilan itu dimatikan tadi.
"Masih gebetan, bukannya pula jadi itu nanti. Pokoknya kau harus jadi pria jantan disini, mulai besok kau sama Angel, pulang pergi berdua. Kau jemput dia dan antar kemana pun dia mau."
KAMU SEDANG MEMBACA
Maybe in another life, huh?! (End)
Fiksi RemajaTamat tanpa debat. Itulah yang aku rasakan dalam kisah asmara pertamaku, meski sudah lama. Sampai sekarang aku belum bisa membuka hatiku untyk siapapun. Dia pemegang kunci hatiku, aku tidak bisa menerima orang baru karena lupa men-duplikat kunci.