Bab 17|Dia punya gandengan

3.1K 81 5
                                    

Holaw, update lagii
Aduh semoga ceritanya gak banyak yang baca, soalnya malu
Cerita wattpadnya baru mulai, eh hubungan real nya udah stop
Huwu, salam damai dari aku🦊🤙


Teungku mencibir, dirinya tidak menerima tamu di kos nya. Tapi mau gimana manusia manusia dajjal yang sialnya menjabat sebagai sahabatnya ini memaksa untuk sekedar minum di kos nya, walau ia tahu ada udang dibalik kedatangan mereka ini.

"Emang Aryo punya gebetan?"

"Dih, seleranya selama ini kam om om, kok sekarang jadi mbak mbak sih?"

"Aryo dah tobat guys,"

"Alhamdulillah banget, Ray,"

Itulah segelintir percakapan mereka yang menambah pening di kepala Teungku. Laki-laki itu berharap agar gadis yang menjadi alasan teman-temannya berkunjung tidak ada di kos, minimal kalau di kos pintu jangan dibuka, itu saja gak lebih.

Tapi pupus sudah harapan laki-laki itu, dari gerbang berwarna hitam itu sudah terlihat pintu kos bernomor 5 itu terbuka lebar, bahkan disana terparkir motor supra berwarna hitam. Pondokan langsung berisik karena kedatangan mereka, sekitar 4 motor, mereka parkirkan motor itu di tempat parkir yang tersedia.

"Yang mana, Rad?" Tanya Asya, dirinya dibonceng oleh Teungku kali ini. Radia hanya menoleh lalu memberik kode dengan lirikan matanya yang menuju ke arah kamar nomor 5.

"Rame cok, gak kelihatan yang mana, ntar aja pas balik. Ke kos Aryo dulu, haus gue," Rayen turun dari motor vega birunya. Teungku memutar matanya malas, kok bisa dia temenan sama mahluk astral seperti mereka ini.

"Yo, buka pintu nih, atau gue dobrak aja? Malah ngelamun,"

"Kecewa tuh, rencana mau ngapel ternyata ceweknya lagi datang tamu,"

"Menstruasi kata lo, datang tamu," Asya memukul kepala Rayen yang kalau ngomong kadang gak di filter.

Teungku langsung membuka pintu, berharap temannya ini tidak lagi berceloteh hal-hal yang memuakkan. Ia segera masuk ke kos diikuti oleh keenam sahabatnya.

"Kepo banget gue sama si cewe, kok bisa deket sih mereka, yang pelet siapa ya?" Asya duduk paling pinggir tepat di tepi pintu, saking penasarannya sama cewe kali ini.

"Mata lo pelet, Teungku kan mudah akrab sama cewe, ya standar lah sama yang ini," Ija duduk, menyandarkan punggungnya di tembok putih itu.

"Bacot lo gede banget, dia kan anti banget deket sama cewe, apalagi ini kristen bro, bayangin, Kristen broo," Radia menekankan beberapa kata di kalimatnya.

"Serius cok?!"

"Wahhh!!"

"Agak laen ini,"

"Pasti cewe nya nih yang make pelet, ya kali Teungku," Asha lagi-lagi menyebar gosip sedangkan Teungku hanya memutar matanya malas, lebih baik ia scroll tiktok daripada menanggapi perkataan dari temannya yang satu ini.

"Heh, lo belum ketemu sama dia. Kalau udah nanti lo bakalan pusing siapa yang nge-pelet deh, gue jabanin," ucap Radia.

"Serius Rad? Apa body nya se wow Jisoo? Atau tinggi kayak Lisa? Atau atau, cantik yang hot kayak Jeniie? Atau kayak mbak Bunga? Atau kayak siapa anjay??! Gue bisa penasaran?!"

"Woi, gue gak lihat dari fisik ye, gue sambalin juga tu mulut," Teungku mendelik angkuh.

"Lah, berarti yang ini biasa aja dong? Kalau laki dah bilang gitu, berarti ceweknya gak cantik tau,"

"Iya apa?"

"Hooh,"

"Bacot lu, sotoy banget," sambar Teungku lagi. Ia sudah tak tahan dengan percakapan para gadis ini.

"Angel emang gak cantik," ucap Radia yang dihadiahi pelototan dari Teungku.

"Tuh kan apa gue kata,"

"Sebelum lo kenalan sama dia," sambung Radia, ia sebagai cewek mengetahui hal itu. Ini disebut sebagai inner beauty. Semua orang punya itu, kadang kita aja gak sadar atau kita sendiri yang diam-diam mengubur nya?

"Menurut gue dia manis, apalagi kalau senyum. Angel tuh punya banyak kelebihan, topik yang gak pernah habis dan dia punya humor yang bisa dikondisikan. Untuk pertemuan pertama yang super duper singkat, gue tau inner beauty nya adalah bisa buat nyaman semua orang. I like her, menurut gue lo pada juga," ucap Radia panjang lebar.
"Kita udah hampir telat, ketemu dianya kapan-kapan aja," sambung gadis itu sembari meletakkan tas hitamnya di bahu sebelah kiri.

"Radia songong banget karena udah ketemu. Jadi penasaran pake banget tau," Asya juga mengikuti gadis bertubuh gempal itu ke luar, ke tempat dimana mereka memarkirkan motor masing-masing.

🦊🦊🦊

"Babay, hati-hati ges," ucap Angeli pada Tia dan Tiara. Mereka baru saja mengerjakan soal Fisika Matematika yang sebenarnya tidak ada yang terjawab sih. Orang keempatnya sama sama gobloknya di matkul yang satu ini. Untung saja ada beberapa referensi jadi agak tidak sia sia saja kerja kelompok dadakan mereka ini.

Bersamaan pula dengan rombongan Teungku yang sepertinya akan berangkat kuliah padahal jam sudah menunjukkan pukul 3 sore. Angeli tersenyum, ia sedikit kikuk. Hanya dua orang yang dirinya kenal, dia sudah berada didepan tidak mungkin dirinya langsung menutup pintu, tidak beretika sekali.

"Mau kuliah, Rad?" Tanya Angeli basa basi, diliriknya beberapa teman Teungku yang wajahnya tidak terlalu asing karena sahabat laki-laki itu hanya ini ini saja. Namun hanya kepada Radia lah ia pernah berkomunikasi jadi basa-basi nya ke Radia saja, nanti dikira sok kenal kalu sama yang lain.

"Iya nih, ada kulian di jam segini. Dongkol banget, Angell,"

"Oalah, gampar aja,"

"Dosennya?"

"Kerikil, Radiaa. Kalau dosennya ntar lo ngulang, kalau kursi, denda pula. Lebih baik kerikil,"

"Gak asik banget candaannya, pengen muntah gue,"

"Persis banget jawabannya sama yang lain, padahal itu jokes terbaik yang gue punya, ya udah semangat aja deh dari gue," perempuan itu mengepalkan tangannya.

Radia tertawa yang lainnya juga, bukan, bukan karena lucu nya jokes yang gadis itu lontarkan. Hanya saja sedikit menghargai usaha gadis itu, sayang banget kalau dibilang garing.

"Ya udah, kita otw dulu ya, nanti yang ada kita kita yang digampar dosennya,"

"Oke, kalau digampar, aduin aja, kasus pencemaran nama baik,"

"Sa ae lo," Radia melajukan motornya diikuti oleh teman-temannya, terakhir ada Teungku yang dibelakangnya duduk seorang wanita dengan senyum manis. Wajah gadis itu sangat cocok dipadukan dengan hijab coklat miliknya. Angeli tersenyum ke arah gadis itu. Tak berani melirik pengemudi motor itu. Melihat gadis di belakangnya saja sudah membuat hati gadis itu sedikit......sakit? Beberapa kali klakson telah laki-laki itu bunyikan, Angeli kemudia menatap Teungku, lalu tersenyum manis ke arah pria yang hanya memasang wajah datar itu.

Not Second Choice

Angeli
Si Aa udah punya gandengan ternyata 😊🖕

Tia
Sabar ya, mungkin ini pertanda lo harus beli kaca

Tiara
Sebenarnya gue gak mau bilang ini, tapi
LO GAK COCOK SAMA DIA

Sefti
COCOKNYA SAMA GUE, SAT

Angeli
Bacot lo semua 🖕🖕🖕

Maybe in another life, huh?! (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang