Holaaa
Kembali lagi bersama akuSelamat membaca dan bersenang-senang
Jangan lupa vote dan comment♥️🎉
Cuma mau ngingetin, jangan jatuh cinta sama Aa, punya akuuu😭🤌
Perjalanan menuju kos tempat kerja kelompok setelah dari kos dipenuhi oleh pertanyaan Radia mengenai Angeli. Gadis itu bahkan seringkali memukul Teungku karena jawabannya nyeleneh.
"Lo beruntung banget ikut Eki nge kos disana, selain murah, ternyata ada pemilik hati juga,"
"Apasih, kebanyakan nonton drama korea lo, jadi ratu bucin gini,"
"Sumpah, Yo. Lo ke dia itu beda banget, gue aja yang cuma beberapa menit, sadar kalau lo ada apa apa ke dia," gadis itu excited jika membahas perihal Angeli, Angeli memang tidak terlalu cantik, bahkan terkesan dibawah standar apalagi jika bersanding dengan kawan-kawan yang Teungku miliki. Gadis-gadis yang mendekati Teungku bahkan ada yang duta kampus. Tapi laki-laki itu tidak terlalu menggubris, menganggap semuanya hanya teman biasa.
"Hm,"
"Lo suka ya sama dia?" Memanglah Radia adalah tipe yang blak-blakan, ia tidak suka penasaran.
"Banyak cincong lo, gue turunin juga lo, ah," Teungku tidak suka pembahasan ini, bak makan buah simalakama, dijawab iya punya resiko, dijawab tidak pun punya resiko.
Radia mencibir laki-laki didepannya ini, ia mencubit pinggang manusia yang sudah manjadi temannya selama dua tahun ini. Mereka banyak menghabiskan waktu bersama, ditambah dengan yang lainnya, tentunya. Jadi, sedikit ia sudah mengerti tentang Teungku. Lama keduanya hening, menikmati angin dingin menuju tempat kos Rayen.
"Menurut lo, dia gimana," Radia membulatkan matanya, ia tahu dia yang dimaksud Teungku. Selama dua tahun ini, gadis itu tak pernah mendengar kalimat ini keluar dari Teungku.
"Gak cocok sama lo," Radia menjerit tertahan ketika laki-laki itu berhenti dengan sangat tiba-tiba. Jika saja hari ini banyak pengemudi, sudah dipastikan keduanya terlibat dalam sebuah kecelakaan.
"LO KALAU MAU MATI, JANGAN AJAK AJAK GUE, BANGSAT," teriak Radia sambil memukul keras kepala Teungku yang memakai helm, membuat tangannya sedikit kebas."Sorry, sorry, bro, hehe," cicit Teungku. Laki-laki itu kembali mengendarai motor berwarna merah tua milik Radia. Teungku kini dihadapkan dengan suara Radia yang mengomeli dirinya, tak tanggung-tanggung sampai di kos Rayen pun, wanita itu tetap mengomelinya. Sampai kerja kelompok selesai bahkan, dirinya dianggap salah terus oleh Radia. Bahkan gadis itu tak mau mengantar dirinya pulang.
"Rad, kalau gak sama lo, gue sama siapa, ini udah jam 12 malam loh, masa gue naik grab," Teungku menggoyang-goyangkan tangan Radia, berharap gadis itu luluh dengan sikapnya kali ini. Meski terkesan garang, Radia adalah cewek penyuka hal imut.
"Bodo amat, gue gak mau mati muda." Tegas Radia. Jantung gadis itu masih berdegup kencang, meski rasanya sudah lama sejak kejadian tadi.
"Gue pelan-pelan deh, ya ya, masa lo ninggalin gue sama Rayen? Kalau gue diapain gimana? Kalau gue ngalamin pelecehan seksual, terus mental gue down, gue bisa aja pergi ninggalin kalian lebih cepat,"
"Jangan bawa-bawa nama gue, gue gak selera lihat lo. Kalau gue mau belok, gak mau nanggung," Rayen menggetok kepala milik Teungku. Bisa bisanya dirinya yang lembut dan anggun ini dijelek-jelekkan. Rayen adalah pria yang sedikit gemulai, meski begitu mulutnya tak gemulai.
"Bacot lo," ucap Teungku sembari menunjukkan jari tengahnya ke arah Rayen yang di balas dengan hal yang sama oleh Rayen.
"Rad, please, nanti gue kasih WhatsApp Angel deh, sebagai gantinya, ya ya," laki-laki itu masih membujuk sang ratu bucin."Oke, deal," Radia langsung mengambil helm miliknya, duduk di jok belakang, tersenyum lebar dengan ceria. Gadis itu memukul jok bagian depan "Ayo, gue mau tidur nih, mau chat Angel, mwehehehe,"
Teungku mencibir, ia memakai helm kuning miliknya. Sedikit menyesal dengan penawarannya kali ini. Meski sebenarnya Angeli juga tidak akan apa-apa jika nomornya dimiliki oleh Radia, karena gadis itu sepertinya juga menyukai Radia. Tapi masalahnya adalah Radianya, ia memiliki aib yang banyak perihal Teungku yang tiap hari di up di statusnya. Bagaimana kalau hal tersebut dilihat oleh Angeli. Rusak image anak tampan yang sudah ia bangun selama ini didepan gadis bermata coklat itu.
Teungku melajukan motor dengan tenang, hening mengambil alih keadaan saat ini. Keduanya tidak lagi membahas apapun. Hingga celetukan dari Radia membuat Teungku sedikit menjerit di hatinya.
"Angeli cewe baik-baik, Yo. Lo sama masa lalu lo itu gak jamin buat dia bahagia. Gue saranin, gak usah berani suka sama dia. Lo juga tau, kalung yang tergantung di lehernya kan? Gue yakin lo gak buta,"Radia benar, perempuan yang kini mungkin sudah tidur di kos itu adalah cewe baik. Gadis dengan segala keceriaannya dan senyum manisnya. Bagaimana jika ia tahu bahwa Teungku punya masalah yang sampai kini belum bisa ia selesaikan. Teungku juga tahu betul, gadis itu berbeda dengan dirinya.
"Tinggal gak usah ngasih tau aja, Rad. Gue pengen egois dulu, kali aja untung,"
"Gak ada hal bagus yang kalau dimulai dengan hal buruk," ucap Radia. Percakapan mereka berhenti, tepat saat motor itu juga berhenti. Gerbang setinggi satu meter itu tidak tertutup, karena memang sengaja. Radia mengambil alih kemudi, pamit kepada Teungku kemudian melanjutkan perjalanan menuju kos miliknya.
Teungku masih berdiri memperhatikan gadis yang kini punggungnya tak terlihat lagi, hilang di persimpangan jalan itu. Teungku berjalan dengan gontai, tenang dan sunyi. Tapi langkah laki-laki itu terhenti, di pojok sana berdiri seorang gadis dengan daster berwarna biru langit. Kepalanya menengadah, menatap langit malam yang dihiasi beberapa bintang tanpa ada sinar rembulan. Beberapa kali gadis itu seperti menghapus air matanya.
"Berdiri aja lo cantik banget dimata gue, sialan." Ucap laki-laki itu entah pada siapa. Ia berjalan mendekati perempuan yang masih terjaga itu.
Mendengar suara langkah kaki, Angeli langsung masuk ke kos, menutup pintunya pelan. Ia tak suka malamnya diganggu, langitnya masih indah, ia tak ingin melewatkan malam ini. Suara ketukan pintu terdengar ditelinga gadis itu, ia takut.
"Ini aku,"
Angeli membuka pintu perlahan, ia melihat laki-laki yang kini tampaknya sangat lelah. Ia ingin mempersilahkan masuk hanya saja ini sudah malam. Ia takut ada kesalahpahaman.
"Baru balik?" Tanya Angeli yang hanya dibalas anggukan dari Teungku. Laki-laki itu duduk di lantai, kemudian memandang perempuan itu dari bawah, lalu menyuruhnya untuk ikut duduk.
"Padahal langitnya gak terlalu cakep, tapi kamu sering banget mandangin nya," kata Teungku, ia mengalihkan pandangannya pada langit yang dominan gelap daripada kelap-kelip. Lama ia mendapat jawaban dari gadis yang kini ikut menatap langit. Pandangannya begitu tenang, sunyi dan hangat. Tidak ada kekosongan maupun patah hati.
"Kamu tau? Langit itu rumah bagi orang-orang yang kehilangan."
Siapa yang suka jasuke
Jagung Susu Keju
Kalau si Aa gak terlalu suka ges😭🤌
KAMU SEDANG MEMBACA
Maybe in another life, huh?! (End)
Novela JuvenilTamat tanpa debat. Itulah yang aku rasakan dalam kisah asmara pertamaku, meski sudah lama. Sampai sekarang aku belum bisa membuka hatiku untyk siapapun. Dia pemegang kunci hatiku, aku tidak bisa menerima orang baru karena lupa men-duplikat kunci.