Dazai Osamu, mantan elit Port Mafia yang telah masuk dalam Agensi Detektif Bersenjata harus berhadapan dengan orang yang paling dibencinya, [Name]. Karena kejadian di masa lalu, Dazai tidak pernah sekali pun bersikap baik pada gadis itu, sampai ia m...
Karena melupakanmu adalah yang paling menyakitkan."
Dazai kini berdiri di depan makam Odasaku. Sudah lebih dari dua puluh menit ia berdiri di sana, memperhatikan nisan kusam bertuliskan nama sahabat baiknya. Di depan nisan Odasaku sudah ada sebuket bunga dan sebotol wiski, hadiah yang Dazai bawa untuk Odasaku di hari peringatan kematiannya.
"Sepertinya tahun ini juga dia tidak datang ke sini untuk menengokmu, Odasaku," ucap Dazai, tersenyum kecil ketika ia tidak merasakan tanda-tanda seseorang akan datang ke makam Odasaku untuk ziarah.
Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, [Name] tidak juga datang ke makam kakaknya di hari peringatan kematian Odasaku. Gadis itu bisa saja datang setiap hari ke makam ini, namun tidak pernah sekali pun ia datang pada hari peringatan kematian sang kakak. Dan kini Dazai tahu dengan jelas alasannya.
[Name] tak sekuat Dazai yang masih bisa berdiri di depan makam Odasaku. Gadis itu tak mampu berhadapan dengan Odasaku yang telah tiada. Karena alasannya hanya satu; kematian Odasaku disebabkan oleh [Name]. Setidaknya itulah yang menghantui gadis itu selama bertahun-tahun, menjadi ketakutan dan kesedihan tersendiri untuk [Name]. Dan Dazai adalah orang yang menanamkan alasan tersebut dulu.
"Maafkan aku, Odasaku. Aku benar-benar telah menghancurkan adikmu," Dazai berkata dengan wajah memelas, seolah ia sedang berhadapan langsung dengan sahabatnya itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dazai memutuskan untuk kembali ke kantor Detektif Bersenjata. Ia ingin melihat keadaan [Name], toh Dazai tahu kalau hari ini gadis itu pastilah akan seperti mayat hidup. Seakan hari ini semua kesalahan dan dosa gadis itu melilit tubunya tanpa ampun sebelum gadis itu merasa benar-benar tercabik-cabik.
Tapi sepertinya bahkan belum sempat ia mencapai bangunan tempatnya bekerja, Dazai melihat sosok [Name] sedang berjalan dengan wajah muram seorang diri. Tanpa banyak bicara lagi, Dazai langsung mengikuti sang gadis yang sepertinya berjalan tanpa arah.
Beberapa lama, Dazai terus membuntuti [Name]. Ia bisa melihat punggung gadis itu yang tampak lemah, memberitahu Dazai betapa rapuhnya gadis itu hari ini. Pemandangan sama seperti yang Dazai lihat sejak tahun-tahun sebelumnya, dimana [Name] seolah akan hancur berkeping-keping jika disentuh karena diselimuti masa lalu.
Dazai terus mengikuti [Name] tanpa protes. Tak menyangka kalau gadis itu akan berjalan begitu jauh, hingga akhirnya berhenti di Yamashita Park. Area laut dimana tempat jatuhnya Mobi Dick tempo hari.
"Kau benar-benar terlihat seperti mayat hidup jika seperti itu, [Name]-chan," gumam Dazai saat ia melihat [Name] yang duduk di salah satu bangku taman dengan tatapan kosong.