19. HUBUNGAN

4.9K 557 451
                                    

"Jangan pernah menyalahkan orang lain.

Setiap orang yang hadir dalam hidup,

Pastilah memberikan pelajaran.

Terutama tentang pertemuan dan juga perpisahan."




[Name] terus melangkahkan kakinya mengikuti Dazai. Pikirannya masih setengah kacau setelah apa yang terjadi barusan. Ia masih tidak percaya kalau Chuuya sampai bisa berbuat seperti itu.

Gadis itu tahu bahwa Chuuya tidak sepenuhnya salah. Dirinyalah yang salah. [Name] terlalu senang berada di sisi Chuuya tanpa benar-benar memperhatikan perasaan pria itu. Tidak mudah berada di dekat orang yang disuka selama bertahun-tahun dengan sebuah penolakan yang jelas. [Name] seharusnya menjaga jaraknya dengan Chuuya. Ia seharusnya tidak membuat sebuah harapan untuk pria itu. Ia tahu kalau Chuuya hanyalah pria normal, ia juga ingin perasaan sukanya dibalas. Namun tetap saja, mencium seorang gadis seperti itu terlebih tak ada hubungan khusus di antara keduanya, bukanlah hal yang bagus.

"[Name]?"

Gadis itu mendongakkan kepala ketika mendengar namanya dipanggil. Ia tidak tahu sejak kapan Dazai berhenti berjalan. Sepertinya kepala [Name] saat ini masih fokus akan Chuuya.

Dazai melangkah ke arah gadis itu, memangkas jarak agar bisa melihat [Name] dari dekat. Ia menatap [Name] lekat. Ada banyak perasaan bercampur aduk yang terlihat di matanya. Namun ketakutan justru lebih menyelimuti Dazai saat ini. Ia takut kalau apa yang terjadi tadi bisa membuat gadis itu kembali ke keterpurukan seperti dulu. Dazai tidak ingin itu terjadi. Ia baru saja melihat senyum [Name] mengembang, dan Dazai tidak ingin sampai senyum itu layu lagi.

"Kau baik-baik saja?" tanya Dazai menatap [Name] amat sangat lembut.

Gadis itu menggeleng. Ia jujur bahwa perasaannya tidak baik-baik saja saat ini. Apa yang Chuuya lakukan terlalu mengejutkan untuk gadis itu.

Tangan Dazai terangkat ke wajah [Name]. Ibu jari pria itu kini jatuh di bibir sang gadis, mengelus pelan bibir ranum itu seakan Dazai ingin menghapus bekas jejak ciuman Chuuya tadi. Dazai tampak frustrasi saat otaknya kembali memutar bagaimana Chuuya dengan berani mencium [Name].

"Maafkan aku," ucap Dazai kesal, mengalihkan pandangan dari [Name].

"Kenapa minta maaf? Kau tidak salah, Dazai-san," sahut [Name] tidak mengerti. Ia tidak mengerti kenapa Dazai terlihat begitu tersiksa saat ini.

"Seharusnya aku datang lebih cepat. Jika aku bergerak lebih cepat, kau pasti tidak akan menerima pelecehan seperti itu. Padahal aku ada di dekatmu, tapi aku justru gagal melindungimu dari Chuuya. Aku lengah karena kupikir kau aman bersamanya," Dazai berkata dengan nada penuh penyesalan, padahal bukan pria itu yang salah.

"Apa kau mengikutimu?" tanya [Name] gamblang, sadar akan arti dari ucapan Dazai yang mengatakan kalau pria itu ada di dekatnya.

Dazai mengangguk, namun tak memberikan jawaban dari tutur kata.

"Akhir-akhir ini kau sering sekali mengikutiku. Apa kau masih ada niatan untuk membunuhku saat aku lengah?" tanya [Name] tanpa ada nada menyindir, hanya ucapan kosong karena merasa tak biasa kalau Dazai selalu mengikutinya seperti bodyguard.

"[Name]? Sudah kukatakan kalau aku tidak ingin membunuhmu lagi, kumohon percayalah. Aku mengaku salah kalau aku memang selama empat tahun ini begitu ingin membunuhmu, tapi sekarang tidak lagi. Kau justru seperti harta yang harus kujaga. Kumohon percayalah," Dazai berusaha meyakinkan [Name] kalau yang dikatakannya ini benar.

REFRAIN (DAZAI X READER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang