chapter 11

2.4K 283 20
                                    

Typo is bonus..

Anda tau cara menghargai karya seseorang bukan??

...

Happy Reading

~'NOREN

.
.



Author males nulis kalo di Siders'in
Votement makanya ... Biar adil, dan bikin author semangat lnjutin ceritanya..

Kesel aja gitu,yg baca banyak,tp gk ninggalin jejak









Enjoy this story..

.

.

.

Mark menatap jam yg melingkar di tangannya ketika pria yg lebih tua di depannya itu tak kunjung bersuara
"Jika kau masih sibuk lebih baik aku pergi"
Ucapnya datar
Pria tua itu mendongak
"Lebih sopanlah sedikit pada ayahmu ini Mark"
Mark hanya memutar bola matanya malas
"Aku sibuk jauh lebih sibuk darimu..kau juga tau itu"
Orang yg ternyata adalah ayah Mark atau lebih di kenal dengan Nama Teil itu menghela nafasnya pelan,melepas kacamata kerjanya,kemudian memijat pelipisnya pelan.
"Sibuk balap-balapan tidak jelas dengan teman tidak jelasmu juga"
"Kau tidak berhak menghakimi hidupku"
Mark menatap ayahnya memperingati
Teil hanya mengangguk-anggukan kepalanya tak peduli
"Perusahaan ini akan menjadi milikmu,kau akan menjadi penerus ayahmu ini.. lebih dewasalah dan mulailah pelajari bisnis ayahmu ini,ayah sudah cukup pusing dengan kelakuanmu"
Mark tidak menjawabnya,ia hanya terus memutar bola matanya malas
"Dan Mark.."
"Apa?"
Mark menatap ayahnya lagi
"Sampai kapan kau tidak akan pulang kerumah? tinggalah bersama kami" Nada suara ayahnya melembut dan terdengar memohon dan ada perasaan bersalah di dalamnya
Mark berdecih dan menatap tajam ayahnya
"Aku sudah mengalah padamu,jangan membuatku marah dengan mengungkit ini lagi" ucap Mark tajam
"Ayah tau.. tapi mulailah terima semua kenyataan ini"
"Semu ini tidak akan nyata jika kau tidak melakukannya!!" Mark meninggikan suaranya.. ia memalingkan wajahnya
Deru nafasnya tidak beraturan.
Ia mencoba menahan amarahnya
"Aku akan belajar bisinis..itu akan ku lakukan ayah tidak usah khawatir..
Dan jangan campuri kehidupanku,terlebih lagi jika kau ingin aku pulang.. kau harus siap kalah,.. aku tak ingin melukaimu dan istrimu.. aku takut akan memperkosa adiku sendiri jika aku berada di sana"
"MARK!!" Teil bangkit dan berteriak menatap tajam anaknya
"Apa?!!" Mark balas menatap ayahnya
" Itu kenyataannya! Cintaku pada Jaemin lebih besar daripada Cintamu pada ibunya! Jangan coba memancingku ayah! Jalani saja kehidupanmu itu,persetan dengan semuanya!"
Mark membalikan badannya dan segera pergi meninggalkan ruang kerja ayahnya itu dengan tangan yg terkepal kuat.

"Fuck!"
Teil melonggarkan dasinya yg terasa mencekiknya setelah beberapa kali mengumpati anaknya itu.

.

.

.

Renjun menatap cermin di depannya,
Matanya sedikit sembab.Ia mengusapnya pelan.

"Kau tau,kudengar dia sudah di campakan oleh Jeno" ucap seorang siswi pada temannya ketika memasuki toilet yg sama dengan Renjun
"Ya.. mereka bilang gadis yg baru pindah itu adalah tunangannya Jeno" timpal temannya itu,nadanya sedikit tinggi,seolah sengaja agar Renjun bisa mendengarnya

"Pantas saja dia terus menempel,dari penampilannya sepertinya wanita itu sangat berkelas,pasti kluarganya juga kaya"
Yg di ajak bicara itu mengangguk,
"Kau benar...sangat berbeda dengannya"
Gadis pertama menatap jijik Renjun
"Rupanya dia hanya pelampiasan Jeno..
Ckck.. kasihan sekali"
"Lagipula apa yg di harapkan Jeno darinya.. Jeno mungkin sudah bosan..haha"
"Mungkin dia melemparkan tubuhnya pada Jeno...ckckck"

She Is Mine /Noren/ (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang