13.End of Season

3.5K 279 30
                                    

..
Typo is bonus..

Anda tau cara menghargai karya seseorang bukan??

...

Happy Reading

~'NOREN

.
.

Author males nulis kalo di Siders'in
Votement makanya ... Biar adil, dan bikin author semangat lnjutin ceritanya..

Kesel aja gitu,yg baca banyak,tp gk ninggalin jejak

.

.

.

.

.

.

Beberapa kali Jeno menghubungi Renjun namun gadis itu tak pernah mau mengangkat panggilan nya.
Ada apa sebenarnya, kenapa Renjun seolah menghindarinya akhir-akhir ini.
Jeno kembali menghela nafas beratnya

"Ada apa?" Tanya Lucas yg sedari tadi menatap temannya yg terlihat gelisah itu
"Tidak ada Luke..." Jeno mencoba tersenyum
"Benarkah? Kau terlihat cemas"

Jeno menggelengkan kepalanya

"Aku baik-baik saja"

"Jangan terlalu banyak fikiran Jen,sebentar lagi kita akan menghadapi Ujian akhir sekolah.. fokuslah" ungkap Mark
Jeno menghela nafasnya dalam
"kau benar Mark,hanya saja aku merasa lelah untuk beberapa alasan.. "
"Kami tau.. bersabarlah" Mark menepuk bahu Jeno,menyemangati pria itu.

.

.

.

.

Renjun menunggu Jeno di parkiran,
Ia ingin memperjelas semuanya.
Ia juga ingin mendengar penjelasan Jeno,meski ia tau itu mungkin akan menyakitkan..
Tapi Renjun masih berharap pada pria itu,ia ingin apa yg di dengarnya waktu itu hanya salah dengar saja.
Entahlah mengingat semua hal itu membuat Renjun kembali merasakan perasaan sakit di hatinya.

Tak lama kemudia pria yg di tunggunya itu keluar,kemudian segera menghampirinya dengan senyum cerah di wajahnya.
"Sayang... Kau menungguku?"
Renjun hanya mengangguk menjawab pertanyaan pria itu.
"Aku merindukanmu.." Jeno memeluk Renjun dengan erat "kenapa kau tidak mengangkat panggilanku Junie"

"Jeno... Ada yg ingin aku bicarakan denganmu" Suara Renjun terdengar sangat serius,
Jeno melepaskan pelukannya dan menatap dalam Renjun
"Ada apa hmm?" Tanya pria itu penasaran

"Jeno.. aku-"

'drttttt.....drtttt ....' handphone Jeno berbunyi,pertanda sebuah panggilan masuk
Jeno mengeluarkan ponsel dari saku celananya

'Miya calling'

Jeno menatap layar ponselnya,kemudian menatap Renjun
"Sebenatar sayang"
Setelah itu Jeno sedikit menjauh darinya kemudian berbicara dengan orang di sebrang telfon.
Renjun menatap Jeno, apa harus pria itu menjauh darinya hanya untuk mengangkat sebuah panggilan.

Renjun menghela nafasnya, pada akhirnya ia menunggu pria itu menyelesaikan panggilannya.
Jeno menghampiri Renjun setelah selesai berbicara dengan  orang yg menelfonnya tersebut.
Wajah pria itu terlihat cemas dan tertekan
"Renjun-ah... Maafkan aku,aku harus pergi sekarang"
"Apa?kenapa?" Renjun menatap bingung
"Sesuatu sangat mendesak.."
"Tapi kita sedang bicara Jeno... "
"Aku tau sayang.. tapi aku benar-benar harus pergi"
Renjun terdiam beberapa saat,
"Jeno apa itu Miya?" Tanya Renjun menatap pria itu
"Huh?" Jeno menatap bingung kekasihnya
"Orang yg berbicara denganmu di telfon barusan,apa itu Miya?"
"I..iya Renjun"
Renjun memejamkan matanya,menahan gejolak sakit di dadanya yg kembali menyeruak.
"Aku akan menjelaskannya nanti Junie.."
"Tak bisakah kau tetap bersamaku?" Renjun mencoba menahan air matanya yg mendesak keluar itu
"Renjun, apa yg kau bicarakan..."
"Aku ingin kau tak menemui gadis itu lagi"
Renjun menggenggam tangan pria itu.
"Setidaknya untuk kali ini saja" tatapan Renjun memohon
"Aku harus menemuinya.. ini penting Renjun,aku tidak ingin sesuatu yg buruk terjadi padanya"
Renjun kembali terdiam,kali ini ia merasakan sakit yg berkali-kali lipat dari sebelumnya

She Is Mine /Noren/ (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang