Chapter 6

4.5K 451 35
                                    

Typo is bonus..

Anda tau cara menghargai karya seseorang bukan??

...



Happy Reading

~'NOREN

...

'PLAKK'

Suara khas tamparan itu menggema di setiap penjuru ruangan.
"APA HANYA ITU YG BISA KAU LAKUKAN JUNG JENO?"
Jaehyun menatap tajam anaknya itu dengan amarah yg tidak ia tahan-tahan.
"Sudah hentikan Jae hiks,apa yg kau lakukan.."
Taeyong memeluk tubuh anaknya itu dengan air mata yg sudah mengalir di pipinya.
Hatinya tentu saja sakit menyaksikan apa yg sedang terjadi ini.
Sedang Jeno ia hanya diam,sudut bibirnya mengeluarkan darah akibat tamparan sang ayah.
Ia tetap diam terlihat enggan bahkan untuk mengeluarkan suaranya.
"Tanyakan pada anakmu apa yg ia lakukan slama ini ! Anak sundal ini hanya tau caranya bermain-main..
Tidak bisakah kau mencontoh kakakmu Jung Jeno?! Dia bekerja keras,dia pintar,dia mampu membantu ayah di prusahaan,sedangkan kau?! Apa yg kau lakukan hah? Balapan liar dan bergaul dengan brandalan-brandalan yg tidak jelas asal-usulnya. Kapan kau akan menuruti kata-kata ayahmu?!"

"Sudah Jae.. Jeno hanyalah anak-

"Diam Tae.. berhenti mebela anak ini atau dia akan smakin melunjak tak tau diri,dia sudah bukan anak-anak lagi,dia sudah seharusnya bersikap dewasa!"

"Kenapa aku harus mengikuti kata-katamu? Kenapa kau harus perduli tentangku"

Jeno menatap mata sang ayah menantangnya tanpa rasa takut sedikitpun.
Jaehyun menggermetukan giginya menahan amarahnya
"Dasar kau benar-benar! Jika kakamu tidak memberi tau ayah tentang ini ayah mungkin tidak akan tau kelakuanmu slama ini di luar sana"

"Apa yg aku lakukan tidak ada hubungannya denganmu tuan jung,aku bukan anakmukan,jadi tak perlu khawatirkan apapun..
Aku hanyalah anak ha-"

"JUNG JENO!"

'PLAKK'

Lagi... Jaehyun menampar pipi Jeno cukup keras bahkan lebih keras dari tamparan sebelumnya bahkan tangannya terasa kebas.

"Jae!!.."
Taeyong mendorong Jaehyun menjauh dari anaknya.
Jaehyung sadar apa yg ia lakukan itu salah ia menatap tangannya tak percaya, ia lepas kendali ia tak berniat melakukan itu pada anaknya,ia benar-benar menyesal.

Jeno menatap nanar lantai di bawahnya ia tersenyum miris
Pipinya berdenyut sakit, dapat di pastikan itu akan menjadi memar yg cukup berbekas nantinya.
"Je-jenoya ayah.."
Jaehyun mencoba mendekati Jeno ia sangat menyesal tentu saja.
Jeno tertawa pelan,ia mencoba menahan air matanya
Menatap wajah sang ayah
"Tidak apa-apa.. senang melihat sisi asli dari tuan Jung yg sebenarnya.."
Ia beralih menatap ibunya
"Jaga dirimu baik2 dari si brengsek ini.."
Setelah mengucapkannya Jeno segera berlalu pergi meninggalkan ruangan dan kedua orangtuanya itu.

Langkahnya terhenti ketika di pintu keluar ..
"Kau cukup terhibur?" Katanya pelan
"Ku rasa kau senang melihatnya" Jeno tersenyum sinis setelah mengatakan itu pada orang yg berada tepat di pintu keluar itu dan melanjutkan langkahnya..
Siapa orang itu?
Siapa lagi kalau bukan putra sulung kluarga Jung.





...

..

Seharian ini Renjun tidak melihat Jeno biasanya pria itu tidak pernah absen mengganggunya, bukan berarti ia merindukan pria itu ia hanya merasa hatinya sedikit aneh saja mungkin terasa kosong dan hampa.
Pagi tadi ia hanya melihat teman-teman dari pria itu saja berjalan ke kelasnya .
Apa terjadi sesuatu padanya? Apa ia sakit?
Renjun menggelengkan kepalanya, kenapa ia harus memikirkannya apa pedulinya
Justru bagus kalo pria itu tidak ada Renjun bisa bebas sekarang, bukankah itu yg di inginkannya.
Tapi hatinya...
Ah sudahlah

She Is Mine /Noren/ (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang