"Ngapain main di kolam malam-malam? Mau mati kedinginan? Untung aja ada Raka yang memang lagi gabut jadi, dia ke kolam. Coba kalau gak ada, loh bisa mati Ra!"
Pagi-pagi buta Angga mendengar kabar dari Raka kalau semalam Keyra tenggelam di kolam dan di tolong oleh Raka. Kalian tau semalam Raka ngapain aja pas nemuin Keyra? Dia udah kek lagi ngurus bayi bro. Eh, salah-salah dia sama Tasya maksudnya. Yapss, tuh anak dua gak tidur semalaman gara-gara Keyra kena HIPOTERMIA. Gak usah di jelasin ya? Kalian juga udah paham gimana kalau orang lagi kedinginan.
"Ara! Jawab! Ngapain diam?" Tasya yang sudah kasihan melihat Ara yang menunduk sambil meremas baju nya jadi merasa kasihan. Mungkin adiknya itu kecelakaan saat sedang berada di kolam. Tidak mungkin sengaja kan? "Kak! Ara bukannya sehat malah sekarat gara-gara di bentak kaya gini tau gak?!"
Raka hanya menggeleng tak percaya melihat manusia lemah dihadapannya ini. Dia benar-benar melihat secara lengkap mulai dari Keyra yang turun dari kursi rodanya dan kemudian tenggelam di dalam kolam. Emang, gak ngotak emang. Gak bersyukur di kasih hidup malah nyia-nyiain kehidupan. Emang kadang manusia kaya gitu ya? Alah lupa sama nikmat yang Tuhan berikan. "Udah lah kak, biar dia istirahat dulu! Dia semalam kena hyportemia, jangan sampai nih anak tiba-tiba mati mendadak," ucap Raka yang masih tak menyangka dengan yang dilakukan Keyra. Tapi, dia tidak menceritakan secara detail nya. Ia tak mau Angga tambah murka saat mendengar kejadian sebenarnya bisa gila dia.
"Udah! Daripada nih anak loh marah-marahin kayak gini, mending gue ajak dia jalan-jalan keliling rumah aja, mumet dengarin loh ngebacot!" putus Raka yang mulai mengambil alih kursi roda Keyra yang tengah di pegang oleh Tasya.
"Huh! Kalian berdua mendingan berangkat ke sekolah aja, Ara biar jadi urusan gue," Tasya dan Raka mau tidak mau harus menurut, mereka memang harus sekolah sekarang. Kegiatan sekolah mereka terganggu gara-gara Keyra.
"Ara mau ke sekolah juga kak," Angga menatap sekilas ke arah Keyra kemudian menarik nafasnya pelan dan menghembuskannya dengan perlahan. "Yakin? Kamu itu masih gak bisa jalan, terus semalam demam karena tenggelam. Yakin gak apa-apa?" keyra mengangguk ragu. "Kalau kalian ke sekolah semua ga ada yang nemenin Ara, terus Ara sendiri gitu?" Keyra ragu, mau bagaimanapun bayangan perkataan ayah dan ibunya semalam benar-benar membuatnya syok sampai langsung memutuskan untuk tenggelam saja. Gila? Atau tidak waras? Hahah-- sumpah! Keyra lebih dari itu, sekarang ia rasakan seperti hidup tanpa jiwa. Atau mungkin raganya di isi oleh jiwa yang lain? Mungkinkah?
"Iya kak, daripada kita ninggalin Ara sendirian di rumah terus terjadi apa-apa gimana coba?" Raka berusaha menyakinkan Angga. "Ke sekolah aja, entar gue izinin ke pak Angga buat si cowok yang ngaku suami loh itu sama dayang-dayangnya sekalian pindah ke kelas loh. Kayaknya bisa di atur deh," Tasya melirik ke arah Angga dengan senyuman aneh. Hufff, kayaknya perkataan Tasya ada benarnya. Harus ada yang mengawasi Keyrra saat ia tak ada di sisi Keyra. Dan, pilihan itu jatuh pada Raka dan dayang-dayangnya.
"Oke deh nanti di atur," Raka benar-benar tak bisa berkata apa-apa lagi selain tersenyum lebar sambil menunjukkan giginya. Rencana Tasya memang the best.
***
"Ara!!" Keyra menutup telinganya karena takut jika gendang telinganya tiba-tiba rusak gara-gara teriakan dari Serly.
Ini orang ya? Baru pagi-pagi juga, ehh maklum guys dia satu golongan sama si Raka, jamet.
"Telinga gue terdzolimi, bangke!" desis Raka menatap Serly dengan nyalang. Berani sekali mau merusak telinga orang ganteng se jagad ini.
"Biarin! Blee," balas Serly sambil menjulurkan lidahnya ke arah Raka.
"Kita ke kantin dulu yuk--- woi! Loh ke ruangan Lo sana! Gue mau ngajak bebep gue makan dulu, soalnya gue bukan kayak loh yang ngajak Ara ke sekolah tapi gak ngasih makan," Serly mengambil alih kursi roda Keyra menjauh dari Raka. "Enak aja! Istri gue gak boleh makan yang macam-macam! Dia juga lagi gak enak badan. So,jangan ngajak dia ke kantin.''
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Girl (Epilog)
Teen Fictionprolog keyra Putri Wijaya, gadis enam belas tahun yang memiliki berbagai masalah dalam hidupnya. hidup tanpa kasih sayang orang tua dari ia berusia anak-anak hingga saat dia menginjak usia remaja. bagaimana kisahnya? lanjut baca aja kalau mau:)