part tujuh belas

406 37 0
                                    

Tak selang beberapa menit setelah kejadian itu, bel pun berbunyi. Seisi kelas bernafas legah, akhirnya tak ada lagi yang mereka takutkan. Kalau ada guru, Keyra tidak mungkin mengamuk seperti tadi, kan?

Setelah selesai melaksanakan apel pagi, seluruh murid masuk kedalam kelas masing-masing.

Saat Keyra memisahkan dirinya dari kumpulan murid yang berdesak-desakan masuk ke kelas, Raka, Adit dan Ilham menghampiri Keyra yang terlihat memisahkan diri dari kerumunan.

"Woi!"

Keyra memutar badannya otomatis dan melayangkan tatapan tajam pada orang yang sudah berani-beraninya mengagetkannya. Ilham yang menjadi pelaku, langsung bergingsut bersembunyi di balik tubuh Raka. "Njiir, baru pagi-pagi sih Key udah nyeremin," aduh Ilham pada Raka yang kini menjadi tamengnya dari tatapan mengerihkan dari Keyra.

"Santai aja elah! Tatapan loh ngingetin gue waktu jaman SMP. Lo tau kan? kalau lo natap kaya gitu lo bakal buat anak orang masuk rumah sakit?" ucap Adit dengan sedikit kekehan. Jujur saja, saat membayangkan Keyra yang dulu Adit seperti kehilangan nyawanya saat bersama dengan Keyra.

"Kalian takut sama, Key?" mendengar ucapan Raka, otomatis Adit dan Ilham mengangguk mantap. Raka tersenyum miring kemudian mengecup bibir Keyra dengan tiba-tiba membuat Adit dan Ilham melotot.

Plak!

"Tuh, nikmatin Rak. Rasanya kayak ada manis-manisnya pasti, hahahahaah!" Dengan tampang tak berdosanya Ilham dan Adit tertawa kencang saat melihat Raka mendapatkan tamparan hangat dari Keyra. Padahal ini masih pagi loh.

"Sialan lo Dit! Teman menderita bukan di tolong malah di ketawain," keluh Raka dengan mengusap pipinya yang di tampar oleh wanita dihadapannya.

"Heheh, maaf ya Rak, tadi kelepasan. Makannya kalau mau nyium bilang-bilang dulu biar guenya bereaksi." Canda Keyra menatap aneh ke arah Adit dan Ilham yang tengah terbengong mencernah kata-katanya.

Raka hanya tersipu malu, masih teringat jelas saat pertama kali ia mencium Keyra. "Sialan lo Key!" sarkas Adit saat ia sudah mengerti dan mendapatkan maksud dari perkataan Keyra.

"Lo sama Raka beneran udah pernah ciuman gitu?" tanya Ilham, Raka dan Keyra mengangguk.

"Ya ampun!" teriak Ilham dengan keras. Sampai murid-murid yang tidak berada jauh dari tempat itu langsung menatap ke arah mereka.

"Malu njiir, loh mau mati?" ancam Keyra karena tak enak dengan tatapan aneh yang dilayangkan murid-murid yang masih berada di koridor.

"Ancaman loh emang the best key, gue suka."

"Gue juga suka sama lo," canda Keyra yang di hadiahi pelototan oleh Ilham. "Sialan lo! Mau bikin gue baper? Sorry gak mempan, gue udah kenal lo lama," sombongnya menatap Keyra dengan enteng.

"Udah woi, pacarannya. Lo gak mau masuk Ra? Pelajaran udah mau mulai loh," Serly tiba-tiba muncul di tengah-tengah mereka dengan tampang tak berdosanya menjitak kepala Keyra. Tentu saja Raka the Genk melotot, apakah Serly tidak tau betapa bahayanya seorang Keyra.

"Heheh, maaf Ra kebiasaan," kekeh Serly yang sadar dengan pelototan dari Raka, Ilham dan Adit.

"Ngapain minta maaf? Gak guna juga kalek. Tanpa jitakkan loh hidup gue kurang berwarna gitu." Selepas mengucapkan itu Serly dan Keyra menatap wajah satu sama lain kemudian tertawa keras. Sementara tiga makhluk gaib yang berada dekat dengan mereka hanya menggeleng.

"Fiks, Key udah sinting," spontan Ilham yang masih menggelengkan kepalanya. Sumpah ya, ini pertama kalinya Keyra tertawa semenjak peristiwa itu. Apalagi dia tertawa dengan begitu keras hanya dengan saling menatap dengan teman barunya, Serly.

Broken Girl (Epilog)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang