Mau tau bagaimana rasanya ketika rasa menjadi asa? Atau kisah cinta menjadi tragedi luka? Sakit bukan? Hahah itulah yang sekarang ku rasakan. Sakit, tapi tak bisa berbuat apa-apa. Kasihku meninggalkanku.
~Raka Geavano Pradipta
Hai Raka, Bagaimana sekarang? Apakah perasaan mu suda baik-baik saja? Jangan terlalu terlarut dalam kesedihan. Aku tak mau kau sampai sakit, aku tak mau melihat seseorang yang kucintai terluka begitu dalam. Maaf, maafkan aku aku memilih pergi meninggalkan sejuta kenangan kita. Kenangan bagaimana kita bersama, bagaimana rasanya saling berbagi kasih. Aku paham, kau terluka. Bahkan sangat. Maaf ya? Aku kejam ya?.
Mau tau alasanku meninggalkanmu? Aku ingin kau paham bagaimana mencintai dengan sungguh-sungguh, merindu dengan sungguh-sungguh. Kau tau? Merindu tak bertepi, merindu pada seseorang yang sudah tak ada itu adalah bukti kau sangat mencintainya. Kenapa aku mengatakan ini? Aku sudah merasakannya, saat Rival pergi. Aku hancur bahkan aku lebih memilih menjauh dari dunia, mencoba membangun duniaku sendiri tanpa bayang-bayang orang yang menyayangiku. Tapi kemudian aku bertemu lagi denganmu, dan tersadar bahwa betapa bodohnya aku lari dari kenyataan.
Ah iya, love you.
Raka tersenyum nanar melihat tulisan tangan itu, tulisan yang sangat ia kenal. Tulisan indah yang tersusun rapi, yang mengutarakan kata maafnya di secarcik kertas. Nyatanya ke adaan tidak berubah. Keyra benar-benar pergi meninggalkan Raka dan semuanya untuk selamanya. Dia takkan bisa kembali lagi. Mereka semua tidak akan pernah bisa lagi melihat senyuman gadis itu, tatapan tajamnya, suaranya, semuanya pergi meninggalkan bayang-bayang luka di hati orang-orang yang begitu mencintainya bahkan orang yang membencinya saja, hadir pada hari ini.
"Ibu jahat sama Keyra. Maaf nak, ibu kejem. Pliiis, balik lagi sama ibu. Ibu bakal perlakuin Keyra sama kayak Angga dan Tasya, makannya balik sayang ... balik, ibu mau minta maaf, biar ibu perbaiki semuanya ya? Kita mulai semuanya dari awal lagi. KEYRA!!! Jangan tinggalin ibu, KEYRA!!!" Rini histeris dengan memeluk batu nisan yang bertuliskan nama anak bungsunya. Anak yang selama ini tak di anggapnya bahkan sering sekali ia melukai fisik dan hati anaknya itu. Sekarang yang tersisa hanyalah berjuta-juta penyesalan di benak Wijaya dan Rini. Mereka tidak pantas di sebut sebagai orang tua.
Flashback on
"Anak bapak dam ibu adalah anak hebat," Wijaya dan Rini menoleh kearah samping yang menampilkan seorang dokter yang tengah tersenyum nanar. Ia dokter Ivan. Dokter yang secara terang-terangan menunjukkan air matanya pada mereka karena memberitahukan kondisi buruk yang di alami Ara. Dan, sekarang? Keyra benar-benar pergi.
"Ginjalnya benar-benar sudah tak berfungsi semenjak tadi." Ivan tersenyum tapi bibirnya bergetar karena menahan sesak di dadanya."Semenjak kapan anak saya sakit ginjal?" Ivan menoleh ke arah Wijaya yang menatapnya lekat. Lagi-lagi Ivan tersenyum getir. Dengan menarik nafasnya berat, Ivan menatap kedua orang tua itu dengan lekat.
"Saya kurang tau waktu tepatnya dia sakit. Yang jelas dia mulai merasakan sakit-sakitan sekitar dua tahun lebih yang lalu. Dan puncaknya setahun yang lalu kami akan melakukan pengangkatan ginjal kirinya tapi, waktu itu bertepatan dengan kejadian Angga, anak sulung anda kecelakaan." Dengan senyuman getir Ivan menunduk. Rasanya begitu sesak saat mengingat kejadian itu. "Operasi batal karena Keyra tidak mau melakukan operasi pengangkatan ginjalnya. Dia ingin ginjalnya yang masih sehat di berikan pada Angga agar kakak sulungnya itu bisa selamat." Sudah! Ivan memalingkan wajahnya ke arah lain. Bahkan melihat orang-orang yang tengah menangisi kepergian Keyra, ia enggan. Dia gagal menyelamatkan seseorang dengan kondisi yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Girl (Epilog)
Teen Fictionprolog keyra Putri Wijaya, gadis enam belas tahun yang memiliki berbagai masalah dalam hidupnya. hidup tanpa kasih sayang orang tua dari ia berusia anak-anak hingga saat dia menginjak usia remaja. bagaimana kisahnya? lanjut baca aja kalau mau:)