part lima belas

428 36 2
                                    

"Maaf karena kita gak peduli sama lo, Ra. Sumpah, gue ngerasa gagal sebagai kakak buat lo, gue terlalu biadab buat dapat julukan itu." Tasya menjeda kalimatnya karena sesak telah menguasai pikiran dan hatinya saat mendengar ungkapan Ara.

"Gue keterlaluan Ra ...." Tasya benar-benar tak sanggup jika membayangkan dia lahir sebagai Keyra. Mungkin saja kalau ia di posisi ini ia akan memilih mati di bandingkan hidup namun berasa hanya terapung pada kenyataan yang menyesakkan dada.

"Masih sakit? Atau mau ke dokter Alan aja? Biar di obatin." Angga tersenyum lembut sambil membelai rambutnya dengan penuh kasih sayang. Kasih sayang yang tiba-tiba muncul yang telah mengisi hati dan otak Angga, bahwa betapa tersiksanya hidup sebagai Keyra.

Keyra menggeleng kemudian tersenyum menatap wajah tampan kakaknya. "Nanti abang Alan ngebunuh kak Angga kalau dia liat Ara sakit lagi," hahah, rasanya Angga ingin tertawa kencang sekarang. Lucu sekali perkataan adiknya. Dia khawatir padanya karena ancaman Alan waktu itu? Sementara dia? Selama ini mana rasa khawatir mu pada adikmu, hah?! Bukankah hanya bencilah yang kau nampakkan? Bodoh!

Aish, pertahanan Angga runtuh. Ia tak sanggup lagi menahan air matanya yang sedari tadi memaksa untuk keluar. Setiap kata serta ungkapan yang keluar dari mulut Keyra sungguh membuat hatinya merasakan kenyerian yang tak tertahankan. Kenapa orang sebaik adiknya harus mendapatkan perlakuan kejam dari mereka?

Keyra yang melihat punggung Angga yang membelakanginya seperti gemetar pun bertanya. "Kak? Kenapa?" Angga menghapus jejak air matanya kemudian kembali menatap wajah polos adiknya yang tengah tersenyum. Rasanya seperti ribuan pedang yang tiba-tiba menusuk hatinya. Ternyata bukan cuma di film Indosiar atau Drakor aja ya kisah kaya gini? Ternyata di kehidupannya ada juga. Apalagi ini di alami adiknya sendiri.

Grep

"Bodoh!"

"Wkwkwkwkk, gue kayak lagi nonton sinetron di Indosiar saat pemeran antagonis nya sadar. Rasain! Kena karma kan?" Entah dari mana datangnya Alan dengan tiba-tiba sudah berada di dalam kamar Keyra dengan tawanya yang tak kunjung redah.

"Eh? Kak dokter Alan ya?" Mendengar pertanyaan Tasya, Alan mengangguk kemudian tersenyum manis, semanis senyuman babang Suga. Huaa 😭 Abang Suga><.

"Awas lo!" dengan kasarnya Alan menjauhkan Angga yang tengah mewek-meweknya dengan Keyra. Gak ngerti suasana banget sih?

Angga yang tak suka dengan perlakuan tak sopan Alan menghadiahi Alan dengan tatapan tajam sementara Alan? Dia tersenyum miring dan berkata. "Apa lo? Lo pikir dengan tatapan kaya gitu gue bisa merinding atau takut? Oh sorry loh bukan min yongi. End, ingat ya? Ancaman gue di rumah sakit masih berlaku."
Angga menghela nafasnya. Sangat malas mengahadapi dokter di hadapannya ini. Padahal dokter yang terkesan dingin tak tersentuh tapi, nyatanya? Udah! Buang aja deh ke Pluto gak guna tau gak! Heheh bercanda bang Alan.

"Lo ngapa minum obat itu lagi? Udah berapa kali Abang bilang jangan minum?" Kini tatapan Alan beralih pada Keyra

"Maaf."

"Ngapain minta maaf? Adeknya abang Alan gak pernah salah. Ya kan?" Alan mengacak rambut Keyra dengan gemas, sementara Keyra hanya tersenyum menatap lelaki kakak dari mantan kekasihnya itu. Mereka benar-benar tidak ada bedanya dari segi perlakuan lembut pada Keyra.

"Emm, abang ke sini gak sendirian loh," wajah Ara langsung berseri-seri mendengar ucapan Alan. Keyra tentu mengerti pasti yang di maksud Alan adalah Nadia, kekasih Alan. "Oh ya? Terus Nadia nya mana? Aku kangen tau gak,"

"Tuh," Alan mengarahkan telunjuknya pada gadis cantik yang berdiri di ambang pintu Keyra. Angga dan Tasya yang berada di sana juga ikut membalikkan badan mereka guna melihat wanita yang Alan maksud.

Broken Girl (Epilog)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang