part empat

548 60 8
                                    


Bukan karena kesepian aku mengemis di ~kasihi, aku juga tau diri~

****

Brukk

Tubuh Keyra menegang saat melihat tubuh Rival yang jatuh tak berdaya oleh lawannya. Mereka memukuli Rival tanpa ampun. Sayangnya dirinya tidak bisa menghentikan mereka yang memukuli Rival. Dia datang terlambat, Rival sudah tumbang ketika ia tiba di tempat itu.

"Rival!!!" Keyra hanya bisa berteriak histeris saat tubuh Rival ambruk karena di pukuli dengan balok yang besar.

Orang-orang yang memukuli Rival langsung menoleh ke arah suara itu. Mereka tersenyum miring melihat reaksi syok Keyra, kali ini mereka pasti pemenangnya.

Dengan cepat Keyra langsung berlari ke arah orang-orang itu, sayangnya saat ia mulai berlari mendekat ke arah mereka, segerombolan orang itu langsung melarikan diri entah kemana.

Ia berteriak frustasi saat ketika dia mendekat ke arah Rival, mata yang terpejam dengan darah serta badan yang babak belur membuat hatinya mencelos, pria yang di cintainya akan baik-baik saja.

Dengan perlahan Keyra memapah tubuh Rival ke atas pahanya. Kenapa Rival seperti ini? Aish! Pasti ini ulah Bara, musuh yang dahulu sebenarnya adalah kawan baiknya.

"Rival? Bangun! Key disini," bisiknya di dekat telinga Rival, berharap agar Rival mendengar panggilannya. Namun, Rival samasekali tak memberikan respon apapun. Ia masih menutup matanya dengan rapat.

Ilham, Raka, dan Adit yang baru tiba di sana terkejut saat melihat Keyra yang terisak dengan Rival yang sudah terkulai lemas dengan wajah yang sudah babak belur.

Raka mendekat ke arah mereka. "Rival kenapa?"

"Bara!" Hanya satu kata itu yang keluar dari mulutnya, namun Raka langsung paham maksudnya. Sepertinya pria brengsek itu sedang mau bermain-main dengan Keyra lagi.

"Val?" lirihnya mencoba dan mencoba membangunkan Rival, namun Rival samasekali tidak memberikan respon. Matanya terpejam rapat.

Raka menatap nanar ke arah sahabat sekaligus gadisnya yang sangat ia cintai tapi, tak bisa ia miliki itu dengan tatapan nanar, dengan perlahan ia meraih lengan Rival untuk mengecek keadaannya.

Raka menegang saat samasekali tak merasakan nadi Rival, dengan cepat ia letakan tangannya pada hidung Rival, masih sama. Tak ada helaan nafas, kemudian beralih pada dadanya. Jantungnya berhenti, ia menggeleng, ia menangis saat itu juga.
"Rival udah gak ada Key," ucap Raka yang di balas gelengan kepala oleh Keyra.
"Bohong!"

Ilham dan Adit yang mendengar ucapan Raka langsung mendekat ke arah mereka.

"Jangan bercanda Raka, gak lucu tau gak?!" tegur Adit yang di balas gelengan oleh Raka . Rival benar-benar pergi, denyutan nadi dan jantung Rival sudah tak ada. Raka tak merasakan adanya gelombang nadi dan denyutan jantung Rival.

"Loh gak bohong kan Rak?" Sambung Ilham yang sudah sangat khawatir. Sahabatnya baik-baik saja kan?

"Jangan ngada-ngada! Rival gak mati! Rival cuma pingsan doang. Kan Val? Loh udah janji."

Mencoba meyakinkan diri sendiri, bahwa Rival takkan meninggalkannya seperti ini.

"Rival udah gak ada key! Ikhlasin dia," lirih Adit yang sudah mengeluarkan air matanya. Keyra menggeleng, Rivalnya baik-baik saja, dia tidak akan meninggalkannya sendiri.

"Brisik! Rival baik-baik aja, dia cuma pingsan! Dia gak akan ninggalin gue. Dia udah janji!" Keyra sudah tak sanggup sekarang, Rivalnya meninggalkannya? Ini mimpi kan? Tolong bangunkan dirinya dari mimpi buruk ini.

Broken Girl (Epilog)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang