part sebelas

483 52 4
                                    


Ada sebagian orang yang hanya ingin melihat penderitaan orang lain~


***

Sinar matahari yang lolos dari celah gorden yang berada di kamarnya, tak sengaja mengusik tidurnya. Hingga beberapa saat kemudian ia sudah terbangun.

"Eugh," erangnya Angga mencoba merentangkan tulang-tulang nya yang terasa kaku akibat bangun dari tidur malamnya.
Namun, Angga merasa sedikit sesak seperti ada benda yang menempel padanya.
Oh iya, semalam kan ia menyuruh kedua adiknya tidur dan memeluknya.

Angga menatap satu persatu wajah adik wanitanya yang tengah terlelap itu. Ah, kenapa damai sekali melihat ekspresi polos mereka saat tertidur?

"Eugh ...." Tasya mengucek-ngucek matanya dan menormalkan penglihatannya. Yang pertama kali ia lihat adalah wajah kakak sulungnya yang tengah tersenyum. Tasya membalas senyuman kakaknya itu.

"Ssst," selah angga saat melihat pergerakan Tasya yang sepertinya ingin berbicara. Tasya mengangguk paham saat Angga menepuk-nepuk dan mengelus punggung Keyra yang tengah terlelap memeluk Angga.

Tasya tersenyum saat melihat perlakuan lembut Angga pada Keyra. Ah rasanya damai sekali. Tapi, Tasya tidak sekalipun menaruh rasa iri pada Keyra karena di perlakukan lembut oleh kakaknya. Ia malahan merasa legah. Sepertinya adik bungsunya akan merasakan kebahagiaan walaupun mungkin hanya sedikit.

"Ka? Tasya mau mandi dulu," seruh Tasya dengan sedikit berbisik. Angga mengangguk mengiyakan kemudian melanjutkan mengelus rambut adik bungsunya, Keyra.

Keyra menggeliat saat merasa terusik dari tidurnya. Ia mengerjakan matanya untuk mernormalistir pandangan nya. Dan, sama seperti Tasya. Yang pertama ia lihat adalah senyum manis Angga yang membuat matanya sedikit tak nampak, itulah ciri khas senyumnya Angga. Eye smile.

"Kebangun ya? Heheh maaf ya?" Keyra hanya mengangguk kemudian bangun dari posisinya yang tertidur menjadi duduk.

"Kak Tasya mana kak?"

"Lagi mandi kayaknya. Tuh anak kan anak rajin," ucap Angga, Keyra mengangguk paham.

"Emm."

"Apa?"

"Ara juga mau mandi dulu ya?" Angga mengangguk.

"Yaudah, cepetan siap-siap ke sekolah. Nanti kita berangkat bareng."

"Hah?" Cengoh Keyra tak paham.

"Udah sana!" seruh Angga mendorong Keyra agar keluar.

***

Berjalan menelusuri koridor bersama saudaranya, Angga dan Tasya merupakan kejadian yang terkesan langkah selama ia masuk sekolah ini. Jadi, tidak heran berbagai pasang mata fokus memperhatikan mereka. Tak bisa di pungkiri, Keyra sedang khawatir atau entah kenapa saat melihat pandangan yang teman sekolahnya berikan padanya ia merasa tidak nyaman.

"Tasya masuk dulu ya kak?" ucap Tasya yang memang sudah tiba di depan kelasnya ia kemudian mencium tangan Angga dan masuk ke dalam kelasnya. Kini, tersisahkan Keyra yang tengah berjalan dengan Angga. Aish! Mengapa terasa canggung? Ayolah, Ayolah.

"Ka?" Angga berdehem menyahuti panggilan Keyra.

"Aku deluan ya?"

Angga menautkan keningnya, bingung. "Ada apa?"

"Gak apa-apa kak, Ara cuma mau ke kelas aja," elaknya. Aish! Jujur saja Keyra tidak nyaman di tatap aneh dan tidak suka yang di berikan oleh teman sekolahnya di sepanjang koridor sekolah.

Broken Girl (Epilog)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang