Sekian lama mencari kebahagiaan, ternyata aku yang lari dari kebahagiaan itu. Karena pada dasarnya, kebahagiaanku terletak pada kehadiran dan suport dari bunda, Raka dan sahabatku yang lain. Aku cuma menjadi orang yang bodoh karena lari dari semua hal yang dari duluh menjadi rumah dan pundak bagiku~
******
Keyra merutuki dirinya sendiri, kenapa dia harus diam saat Raka menciumnya? Aish, memalukan!
"Raka! Pelan-pelan bawahnya, gue masih mau hidup!" Mau tidak mau Keyra harus berteriak karena Raka membawa motor itu dengan kecepatan tinggi. Ah ayolah, Keyra belum nikah. Dia gak mau mati dalam keadaan jombloh, menggenaskan bre.
"Duluh aja kamu bawa motornya lebih laju dari ini," ucap Raka sedikit berteriak.
"Bacot! Loh pelanin atau gue loncat?"
Dengan terpaksa Raka memelankan laju motornya, mau bagaimana lagi. Keyra itu orangnya nekat.
***
Setelah menempuh perjalanan sekitar tujuh belas menit akhirnya mereka sampai di kediaman Raka, sesuai kata Raka tadi, bundanya rindu Keyra.
"Assalamualaikum," ucap mereka dengan kompak. Sara, bunda Raka yang memang sedang menunggu mereka langsung menghampiri mereka, ei ralat hanya Keyra.
"Ya ampun anaknya bunda udah besar, dari mana aja sih?" seruh Sara dengan girang saat bertemu dengan anak kesayangannya. Entahlah, padahal di sini Raka yang anaknya kandungnya tapi, Keyra lah yang paling di sayangi nya.
"Raka gak di tanya njiir, woah! Babang Aka ternistakan," ucap Raka sok dramatis.
Keyra terkekeh melihat wajah cemberut Raka, aish! Mengapa ia mengabaikan orang seperti mereka selama dua tahun ini? Harusnya ia bersyukur dan tak meninggalkan mereka, Keyra terlalu terlarut dalam traumanya hingga takabur pada diri sendiri, padahal nyatanya tanpa orang-orang sekitar sebagai penguat, dia tak bisa apa-apa.
"Gak usah mikirin Raka, mendingan kita makan ya? Bunda udah masak makanan kesukaan Key," Keyra tersenyum mendengar ucapan bunda Raka, kenapa ibu kandungnya tidak seperti bundanya Raka saja?
"Raka ikut," seruh Raka, dia sangat kesal di abaikan pada saat Keyra datang.
"Mm, gimana ya? Tanya Key aja," ucap Sara melirik Ara.
"Key sayang? Boleh ya? Soalnya suami loh yang gantengnya kek Na jaemin NCT ini lapar," ucap Raka membuat Keyra terkekeh. Lihatlah saat bersama mereka rasanya masalah Keyra, sedikit dia lupakan.
"Gendong," ucapnya membuat Raka mengangkat keningnya bingung, nih anak kesurupan apa?
"Cie-cie, yang lagi PDKT bunda di lupain." Keyra dan Raka terkekeh.
Keyra menyuruh Raka untuk menggendongnya bukan karena usil atau apa. Dia rindu Angga, kakaknya yang sering menggendongnya dulu, semua berubah sekarang. Angga membencinya, Rival meninggal, sekarang tinggal Raka lah tempat Keyra mencurahkan kasih sayang.
Setelah sampai di meja makan, Keyra terharu saat melihat makanan yang tersaji di atas meja. Benar kata bunda tadi, dia memasak makanan kesukaannya. Dibandingkan dengan ibunya, sangatlah berbeda jauh. Jangankan menyiapkan makanan kesukaannya, di beri makan saja jarang. Kadang dirinya hanya makan makanan sisah, atau juga makanan yang di sembunyikan bi Ina dan diberikan padanya.
"Bunda kok masaknya banyak sih?"
"Spesial buat anak bunda," Sara mencium kening Keyra. Keyra tersenyum saat mendapatkan kasih sayang lebih di rumah ini. Sangat berbeda jauh di suasana saat ia pulang ke rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Girl (Epilog)
Teen Fictionprolog keyra Putri Wijaya, gadis enam belas tahun yang memiliki berbagai masalah dalam hidupnya. hidup tanpa kasih sayang orang tua dari ia berusia anak-anak hingga saat dia menginjak usia remaja. bagaimana kisahnya? lanjut baca aja kalau mau:)