"Ras!" Keyra memanggil Rasya dengan sedikit berteriak karena lajunya motor yang ia kendarai.
"Apa!!" Rasya juga tak kalah keras berteriak menjawab panggilan Ara. Karena mungkin kalau tidak dengan berteriak mereka tidak akan terlalu mendengar satu sama lain.
"Udah mau pukul tujuh, ngebut lagi bawahnya," Rasya mengangguk dan langsung menancap gasnya motornya hingga kecepatan sudah di atas rata-rata.
***
Brum ...
Hah! Akhirnya sampai juga, kenapa tempat basecamp dan sekolahnya jauh sekali sih? Kan harus ngebut gini bawah motornya, malah rambut jadi lepek lagi. Ya Allah lengkap dah penderitaan.
"Woi!" Raka yang memang sudah lama menunggu kedatangan sahabatnya ini langsung menghampiri mereka dan menarik tangan Keyra agar menjauh dari Rasya.
"Ngapain bawah kabur, Key?" Rasya menyerit bingung tak paham dengan maksud Raka. Bawah kabur katanya? Kabur mbakmu? Sa ae loh."Apaan sih Rak? Gak jelas!"
"Diam lo! Lo tau gak? Cuma gara-gara khawatirin lo, Kita itu udah kayak hantu yang berkeliaran pagi-pagi buta di sekolah."
"Lah? Emang kenapa?" cengohnya. Jujur saja, ia masih bingung dengan ucapan Raka. "Lo gak pulang semalaman dan gak ngasih kabar," Keyra menyengir seakan tak berdosa dengan apa yang ia lakukan. Berani sekali ia membuat orang linglung gara-gara mengkhawatirkannya.
"Hp gue lowbat. So, gak usah ngegas," sewot Keyra menatap tak suka ke arah Raka. Raka tak memperdulikan Keyra dan kemudian mengalihkan pandangannya ke arah Rasya. "Ngapain li masih disini? Mau di hukum juga? Gak kan? Ya udah sana!" Belum juga di jawab. Raka sudah mendorong Rasya ke dalam gerbang sekolah dan kemudian menarik Keyra dengan paksa. Keyra yang mendapatkan perlakuan menjengkelkan dari Raka hanya menurut tanpa melawan saat Raka menarik tangannya dengan kasar. Bukan apa-apa, ia malas berdebat untuk sekarang.***
Hanya berjalan mengikuti ke arah Raka menariknya. Semakin lama Keyra semakin bingung, kenapa tidak ke kelas? Kenapa malah ke ruang guru?"Permisi," Raka melepaskan genggamannya pada tangan Keyra dan langsung menghempaskannya ke arah Angga yang tengah duduk di ruangannya. Keyra terkejut? Tentu, gimana gak terkejut apa, awalnya di marah-marahin, terus di tarik-tarik dan sekarang? Langsung di hempasin gitu aja? Untung saja ada Angga yang langsung menahannya agar tak jatuh kelantai.
"Woi bangke! Mau kemana lo?" Raka berjalan lurus tanpa menyahuti panggilannya. Sepertinya moodnya hancur saat melihat kejadian di depan gerbang saat Rasya merapikan rambut Keyra yang berantakan karena menaiki motor dengan ngebut. "Tuh anak cari gara-gara sama gue, awas lo!" geram Keyra.
"Dari mana?" saat sedang khusyuknya mencibir Raka, Angga tiba-tiba membuktikan suara yang sukses membuat jantung Keyra hampir terpingkal. "Niat banget ngebunuh," cibirnya memanyunkan bibirnya. Baru pagi-pagi moodnya sudah di buat suram oleh laki-laki menyebalkan yang sayangnya Keyra sangat mencintai keduanya.
"Jawab kakak, semalam ke mana? Dimana? Dengan siapa? Dan ngapain?" Keyra terkekeh pelan. Walaupun kakaknya menyidutinya dengan beberapa pertanyaan tapi, entah kenapa terkesan lucu di benaknya. Pertanyaannya mirip lirik lagu. "Ara? Kakak paling gak suka kalau ngulang kata-kata. So, jawab!" Mulai merasakan aurah-aurah menyeramkan dari ucapan Angga langsung memilih untuk menjawab pertanyaan tersebut. "Sebenarnya mau mampir ke basecamp doang kak. Tapi, tiba-tiba hujan turun, terus sahabat-sahabatnya Ara beli cemilan. Dan Ara gabung lah dari pada gabut kan? Dan akhirnya Ara gak sengaja ketiduran," Angga mengembuskan napasnya legah, ia sudah berpikir aneh-aneh tadi tentang Rasya dan Keyra. Ia pikir mereka melakukan hal-hal yang aneh.
"Udah kan kak? Kal-"
"Pak? Cepetan keluar pak! sekolah kita di serang sama geng motor. Mereka udah mau ngancurin gerbang tapi masih di cegat sama murid-murid cowok." Keyra yang awalnya mau pamit terkejut saat Serly memotong ucapannya dan berucap dengan tergesa-gesa. Sepertinya ia ketakutan. Angga yang mendengar itu langsung berlari ke luar ruangannya dan menuju ke arah gerbang yang menjadi pusat kekacauan. Terbukti saat Angga tiba di depan kelas, ia melihat ke arah gerbang keributan sangat kacau. Para siswa nya sedang susah payah menghalangi geng motor yang entah siapa yang menjadi objek sasaran mereka sehingga berani-beraninya menyerang sekolahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Girl (Epilog)
Genç Kurguprolog keyra Putri Wijaya, gadis enam belas tahun yang memiliki berbagai masalah dalam hidupnya. hidup tanpa kasih sayang orang tua dari ia berusia anak-anak hingga saat dia menginjak usia remaja. bagaimana kisahnya? lanjut baca aja kalau mau:)