Chapter 14 (Believe)

275 8 2
                                    

Catta langsung jatuh berlutut. Keringat dingin mulai membasahi tubuhnya. Ia benar-benar tidak percaya dengan apa yang telah dia lihat.

“Jadi, saya mempunyai orang tua? Dan didalam tubuh saya,,, didalam tubuh saya terdapat otak zombie?” kata Catta dengan mata tak berkedip. “Lalu dimana orang tua saya sekarang?” lanjutnya panik sambil melihat sesepuh zombie.

“Itulah. Kami kehilangan jejak mereka. Kami tidak tahu apakah mereka masih hidup atau tidak. Selama 17 tahun kami mencari kamu dan keluarga mu dengan mendatangi desa ketika bulan purnama datang. Sampai akhirnya kamu datang sendiri ke kawasan kami. Kami merasa sangat senang dan terhormat.” Kata sesepuh terlihat santai.

“Lalu sekarang apa yang harus aku lakukan untuk dapat menemukan orang tua ku? Aku merindukan mereka.” Kata Catta terlihat sangat sedih.

“Kami rasa mereka berada ditangan Kristabel. Dan kita harus cepat mendapatkan mereka. Karena mereka lah yang lebih mengetahui bagaimana menghancurkan penyihir terkutuk itu sebelum dia menghancurkan kita semua.”

“Apa yang dapat saya lakukan untuk membantu kalian?” tanya Catta seolah-olah dia siap menyerahkan dirinya pada zombie itu.

“Jadilah pemimpin kami.” Jawab sesepuh singkat.

“APA?”

“Malik, sudah saat nya Catta kembali ke asrama.” Kata zombi Oz yang tiba-tiba muncul.

Sesepuh turun dari kursinya kemudian menghampiri Catta yang sedang duduk berlutut. “Belajarlah dengan sungguh-sungguh dan besok kami akan menjemputmu kembali.” Kata sesepuh sambil menyentuh pundak Catta.

Saat itu pula Catta seolah memasuki lorong waktu hingga akhirnya dia tiba-tiba berada di suatu ruangan yang sangat dia kenal. Kamarnya… Catta berada dikamarnya. Bagaimana bisa? Tiba-tiba Catta mendengar langkah kaki mendekati kamarnya. Buru-buru Catta menaiki tempat tidurnya dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut. Catta menutup matanya, berpura-pura tidur.

“Pak, Catta berada di kamarnya dari tadi. Dia merasa sangat kelelahan. Percayalah pak pada kami.” Kata Jae Soo sambil mencoba mencegah pak Baghel memasuki kamar Catta.

“Iya aku percaya. Maka dari itu aku ingin memasuki kamar Catta untuk melihat keadaannya sekarang.” Kata Alain kelas Vendra itu sambil menyingkirkan Jae Soo dan Setsuko yang dari tadi terus menghalanginya.

“Aduh mampus…” kata Suko sambil menepuk jidatnya saat pak Baghel memasuki kamar Catta.

“Bagaimana ini? Bisa-bisa Catta dihukum karena tidak berada di Asrama saat ini.” Kata Jae Soo sambil mondar-mandir tidak jelas.

Beberapa menit kemudian pak Baghel keluar dari kamar Catta dan langsung diserbu oleh kedua cowo itu.

“Pak please please… jangan hukum Catta. Kami percaya dia tidak melakukan apa-apa diluar sana. Mungkin dia kesasar dan gak tau jalan pulang atau mungkin dia ditangkap Zombi karena tadi siang dia berbicara yang tidak-tidak. Bapak tau sendiri kan? Maka dari itu pak jangan laporkan Catta ke bagian punishment. Kalau bisa izinkan kami mencarinya. Kami takut terjadi apa-apa dengan dia..” kata Jae Soo dan Setsuko memohon-mohon.

“Kalian bicara apa sih?” tanya pak Baghel heran.

“Ca.. Catta..?” kata Setsuko sambil mengedarkan telunjuknya menunjuk kamar Catta.

“Dia  berada di kamarnya….” Kata pak Baghel terpotong.

“APA?” pekik Jae dan Suko tak percaya. Kemudian mereka berlari memasuki kamar Catta.

Dan benar saja. Wanita itu berada dikamarnya malah sedang tidur nyenyak. Jae dan Suko saling pandang tak percaya. Jelas-jelas mereka lihat kalau Catta tak berada di kamarnya tadi. Ahh mungkin mereka salah. Mereka pun keluar dari kamar Catta dan kembali ke kamar mereka.

~~~TBC~~~

Zombie's BrainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang