Sampai di istana kerajaan Citeureup, Catta langsung turun dari burung besar milik Ray. Sementara Jae dan Suko masih tidur nyenyak.
Catta mengendap memasuki kamarnya, ia takut membuat keributan dan membangunkan raja. Setelah sampai kamar, Catta langsung mengobrak-ngabrik lemari kamarnya. Perasaan Catta menyimpan tas dan handuknya disana. Tapi handuk dan tas itu tidak ada. Catta pun melangkah mundur keluar kamarnya.
"Dugggg" Seseorang telah Catta tabrak. Catta kaget dan menegang seperti patung. Kemudian ia berbalik dan mengelus dada lega saat melihat ternyata orang itu Pak Rembuk penasihat kerajaan ini.
"Nonna Catta, bagaimana nonna ada disini? Bukannya nonna harus sekolah ya? "
"Ada barang yang harus saya ambil di sini. Apa bapak melihat handuk dan tas milik saya?" Tanya Catta.
"Oh sebentar sepertinya Raja menitipkan sesuatu untuk nonna" Kata Pak Rembuk kemudian menunduk dan pergi.
"Menitipkan sesuatu? Memang Raja Hans pergi kemana? " tanya Catta dalam hati.
Beberapa menit berselang, Pak Rembuk sudah ada dihadapan Catta lagi dengan membawa tas dan handuk kumel milik Catta.
"Apakah barang ini yang nonna cari?" Tanya pak Rembuk.
"Iya pak. Terimakasih ya sudah menjaganya." Kata Catta senang sambil memeluk erat handuk dan tas nya.
"Bukan saya yang menjaganya, tapi Raja Hans. Baru tadi sore dia menitipkannya pada saya. Karena dia yakin nonna akan datang dan membawa handuk dan tas itu" Jelas Pak Rembuk.
"Sekarang Raja dimana? Pasti sedang tidur kan? Kalau begitu saya titip salam dan ucapan terima kasih banyak untuk raja."
"Raja sedang tidak ada di istana. Tadi sore dia pergi ke Sidney karena ada masalah kerajaan yang harus segera ia atasi."
"Apa? " Pekik Catta kaget. "Kapan dia kembali?"
"Aku juga tidak tahu nonna." Kata Pak Rembuk menyesal.
"Maaf pak saya harus pergi sekarang, jangan lupa sampaikan salam saya untuk Raja Hans" kata Catta lemas kemudian membungkuk.
"Baik nonna" kata Pak Rembuk ikut membungkuk. "Apa perlu saya antar nonna?"
"Tidak usah. Saya bawa kendaraan sendiri." Kata Catta sambil tersenyum.
"Oya nonna saya titip salam untuk Pangeran Ray." Kata Pak Rembuk.
"Baik pak" jawab Catta sambil tersenyum kemudian pergi keluar istana. Catta langsung menaiki burung merak yang setia menunggu dan menyuruhnya langsung terbang.
@Aula Jancsi
"Bethalyza zyskafran? " pekik semua murid bingung.
"Iya, kuncinya Bethalyza zyskafran. Batas waktu penyerahan besok malam sebelum pukul 10 p.m" kata MC pada murid-murid.
"Gila... Mana ada waktu. Kuncinya aja belum terpecahkan. Belum lagi nyari bahannya, ngeraciknya" semua murid kalut menghadapi tantangan pertama. Kecuali kelas Dhavantaria, yang sudah tau arti kunci tersebut.
"Sepertinya hanya kelas kita yang akan berhasil membuat ramuan itu" Salah satu anak kelas Dhavantaria mulai angkuh.
"Bagaimana Catta? Kamu sudah punya rencana? " tanya anak Vendra pada orang yang mirip Catta. Catta hanya menunjuk dirinya sendiri kemudian menggeleng-gelengkan kepanya panik.
"Aku ngerti kok, gak semudah itu memecahkan kuncinya. Kamu masih punya waktu. Pikirkan baik-baik ya. Kami percaya pada mu." Kata si Jangkung sambil menepuk pundak Catta. Catta pun tertunduk lesu. Apa yang harus Bahij lakukan sekarang?
Sementara itu, Ray terus menatap Catta. Ia khawatir karena Catta terlihat sangat panik. Eh tunggu... Bukankah barusan dia keluar dari kawasan ini. Kenapa sekarang dia tiba-tiba ada di aula. Ray memegang lengan kanannya kemudian melihat pelan motif burung yang menjadi identitasnya. Betapa kagetnya Ray, burung merak itu belum juga kembali. Padahal Catta sudah ada disini.
"Pangeran lo kenapa? Kok panik banget" tanya Basiana sambil menepuk pundak Ray. Ray langsung menutup lengannya dan menyembunyikan tatoo nya yang hilang.
"a...aku" Ray gugup.
"Sudah lah bos. Kau tak perlu terlalu memikirkan pertandingan ini. Lagian kita gak akan kalah. Karena kita masih punya kesempatan di lomba kepribadian nanti. Paling kelas Vendra yang akan kalah." Ray langsung menatap Cripo tajam.
"Kenapa? Ada yang salah dengan perkataan ku? " Tanya Cripo polos sekaligus ketakutan.
"Bagaimana pun kita harus memenangkan pertandingan ini." Tegas Ray kemudian pergi menuju kelasnya. Ray berjalan melewati Catta, mata mereka bertemu tapi Catta menatap Ray seolah dia sama sekali tidak mengenal Ray sebelumnya. Ray merasa ada yang aneh dengan sikap Catta.
'Okey Ray fokus pada pertandingan ini. Jangan dulu memikirkan yang lain. Lo harus menang. Demi Catta.' Kata Ray dalam hati kemudian melanjutkan langkahnya.
Yuli yang dari tadi memperhatikan Ray merasa sakit ketika Ray menatap mata Catta.
Sementara Tasya yang melihat ada keganjalan di diri Catta terus memperhatikan dan mengikuti Catta.
Semua murid kembali ke kelasnya masing-masing untuk beristirahat. Sementara Catta mondar-mandir sendiri di dalam aula. Ia tidak tahu harus kemana sekarang. Dia tidak tahu kelas dan kamarnya. Tasya pun datang menghapiri Catta.
"Apa yang kamu lakukan Catta?" Tanya Tasya sambil menepuk pundak Catta. Tasya menatap Catta aneh. Tak seperti biasanya ia terus menunduk seperti orang ketakutan. "Sudahlah pelombaan nanti jangan terlalu dipikirkan. Lebih baik sekarang kamu istirahat yuk." Kata Tasya sambil melangkah. Tapi Catta masih diam di tempat. "Ayo tunggu apa lagi. Kita kan sekamar." Kata Tasya sambil menarik tangan Catta. Tasya mengerutkan keningnya semakin curiga dengan Catta. Mau-mau nya aja nih anak ditarik-tarik. Biasanya suka ngebentak-bentak gak jelas. Pikir Tasya. Setelah sampai di depan pintu masuk kelas Vendra, Tasya mendorong Catta memasuki lorong, refleks Catta pun teriak sebentar tapi langsung ia tutup mulut dengan tangannya. Tasya yang sempat mendengar teriakan Catta semakin merasa aneh.
******************************************
Langit gelap kini mulai berubah warna menjadi lebih terang. Satu persatu bintang mulai menghilang. Bulan pun berganti matahari. Dua lelaki cukup tampan masih lelap dalam tidurnya. Sementara wanita cantik berponi masih sibuk dengan pikirannya. Semalaman dia tidak bisa tidur. Tiba-tiba ia merasa aneh dengan burung yang dari tadi ia tempati dan "aaaaaaaaaaaaaaaaaa" sontak Catta teriak saat buruk merak itu tiba-tiba menghilang dan membuatnya terjun bebas. Begitu pun dengan Jae dan Suko yang langsung bangun dari tidurnya dan langsung berteriak kencang.
~~~TBC~~~
![](https://img.wattpad.com/cover/1741530-288-k157939.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Zombie's Brain
Misteri / ThrillerCatta pun memaksakan badannya untuk bergerak mengikuti kehendaknya. Ia turun dari bangsal kecil itu dan berjalan mendekati cermin besar di ruangan tersebut. Ia menatap wajahnya lekat-lekat kemudian mengerutkan wajahnya yang pucat. Tangan kanannya ki...