"Sebenarnya aku-" Jae dan Suko menatap Catta lekat-lekat. Penasaran dengan alasan kenapa Catta akan bersikap aneh diperlombaan nanti.
"Maaf aku tidak bisa memberi tahu kalian sekarang" kata Catta kemudian pergi.
#Malam hari saat perlombaan Charlion.
"Jae, Suko... Gue ke toilet dulu ya. Kebelet nih" Kata Catta kemudian berlari menuju toilet. Jae dan Suko merasa ada yang aneh. Diam-diam mereka pun mengikuti Catta. Catta berjalan sambil melihat sekeliling. Setelah dirasa aman Catta pun memasuki toilet. Didalam toilet itu sudah ada Zombie kecil bernama Bahij yang sedang duduk diatas koslet.
"Terimakasih banyak ya sudah mau datang" kata Catta sambil mengambil sesuatu dari saku celananya. "Maaf aku tidak punya banyak waktu. Kamu tau kan apa tugas mu ?" tanya Catta sambil memberikan botol kecil berwarna merah.
"Bahij ngerti kaka. Bahij cuma perlu minum ramuan ini kan?" Kata Bahij kemudian meneguk cairan campuran darah Catta. Catta hanya dapat menelan ludahnya jijik. Tiba-tiba bahij merasa sesuatu terjadi pada tubuhnya. Benjolan-benjolan pun mulai bermunculan. Bahij merasa kulitnya melonggar dan tubuhnya menjulang tinggi setinggi Catta. Catta menganga melihat duplikat dirinya berdiri dihadapannya.
"Bagus... Ingat ya Bahij ramuan itu hanya bereaksi dalam waktu 24 jam. Kamu harus buru-buru pergi dari asrama sebelum pukul 10 malam besok. Kalau tidak kamu akan ketahuan." Kata Catta.
"Siap kaka." Catta menaikan alisnya mendengar suara Bahij.
"Suara mu aneh. Tak seperti suaraku. Pasti ada yang salah dengan ramuan buatan ku." Kata Catta sambil berpikir. "Sudahlah, kalau begitu kamu jangan bersuara ya. Agar tidak ketahuan" Kata Catta sambil mengedipkan mata kirinya. Bahij yang berubah sosok menjadi seperti Catta hanya tersenyum sambil mengacungkan jempolnya.
Catta pun berjalan keluar sendiri. Sementara Bahij tetap diam di toilet.
Sementara itu Jae dan Suko yang dari tadi menunggu diluar langsung mengekor mengikuti Catta diam-diam. Tanpa sengaja Pangeran Ray melihat mereka bertiga.
"Catta mau kmn? Arahnya seperti mau keluar asrama." Pikir Ray dalam hati.
Setelah sampai diperbatasan Halibab Kosha dan Hutan, Catta pun mengucapkan mantra kemudian menaburkan cairan bening yang diberikan sesepuh. Catta melangkah menembus pelindung transparan Halibab Kosha diikuti Jae dan Suko. Namun Ray tidak keburu menembus pelindung itu hingga akhirnya dia tersungkur jauh kebelakang.
Hutan Foster ini terasa sangat gelap, sunyi dan menyeramkan. Apalagi dengan adanya suara srigala dimana-mana. Saat Catta melangkah, ia merasa sesuatu mendekatinya. Ratusan monster harimau dan srigala berjalan kearah Catta dan siap menerkamnya. Catta hanya dapat menutup mata ketakutan. Namun tiba-tiba datang puluhan zombie yang siap melindungi Catta. Monster dan Zombie pun bertempur habis-habisan.
"Catta ayo kita lari" Teriak Jae Soo sambil menarik tangan Catta. Sementara Setsuko menebis puluhan harimau yang mendekati mereka bertiga.
"Kalian? " kata Catta tak percaya. "Bagaimana kalian bisa disini?"
"Setelah keluar dari maut ini aku janji akan menjelaskan. Lebih baik kita pergi sekarang" kata Jae panik.
"Bagaimana caranya ? Hutan ini luas. Kita tidak mungkin berlari keluar hutan sementara tiap kita melangkah ada banyak monster mendekat" Teriak Suko sambil mengibas-ngibaskan pedangnya.
"Hei lihat itu" Teriak Jae Soo sambil menunjuk burung merak besar terbang mendekati mereka.
"Burung itu, bukannya itu burung yang ada di tatoo Ray? " pikir Catta dalam hati.
"Ayo kita naik burung itu." Kata Catta kemudian berlari dan menaiki burung cantik itu. Tak ada pilihan lain Jae dan Suko pun langsung menaiki burung itu. Mereka terbang melewati hutan Foster. Jae dan Suko berdecak kagum. Ini pengalaman yang sangat langka, manyenangkan sekaligus mengamcam. Tak pernah mereka membayangkan dapat keluar dari maut dan menaiki buruk merak canti ini. Sementara Catta meneteskan air mana. Ia merasa sangat sedih karena puluhan Zombie mati dimakan monster-monster itu.
"Catta kita mau kemana? " tanya Jae.
"Ke tempat orang tua ku." Jawab Catta singkat.
Jae dan Suko hanya mengangkat pundak tak mengerti. Karena merasa sangat lelah mereka berdua pun tidur diatas bulu burung merak yang cantik.
~~~TBC~~~
Akhirnya bisa nulis lagi dengan berbagai macam rintangan dan kengenesan. Haha lebay. Maaf ya nulisnya dikit. Habis aku ngetiknya di hp. Laptop + modemnya rusak. Haha curcol. Jangan lupa ya RCL nya. ^_~
KAMU SEDANG MEMBACA
Zombie's Brain
Misteri / ThrillerCatta pun memaksakan badannya untuk bergerak mengikuti kehendaknya. Ia turun dari bangsal kecil itu dan berjalan mendekati cermin besar di ruangan tersebut. Ia menatap wajahnya lekat-lekat kemudian mengerutkan wajahnya yang pucat. Tangan kanannya ki...