Chapter 6 (Halibab Kosha)

449 14 2
                                    

Saat memacu kudanya kencang, pangeran Ray merasa menembus benteng transparan yang hanya dapat ia dan Catta lewati. Sementara kuda kopi dan harimau-harimau yang tadi mengejarnya tersungkur ke belakang. Badan Catta dan Pangeran terjungkal kedepan dan mereka pun melayang hingga akhirnya tersungkur di tempat yang berbeda.

Setelah beberapa menit tak sadarkan diri, pangeran pun membuka matanya pelan dan merasakan kilauan cahaya kini tengah menerpa wajahnya yang tampan. Dengan badan yang masih sangat lemah, pangeran mencoba bangun dari tidurnya kemudian duduk bersandar pada salah satu pohon besar yang ada di dekatnya. Ia merasa sangat heran. Mengapa tiba-tiba ia berada di tempat yang cerah dan di penuhi bunga indah? Padahal sebelumnya ia berada di hutan gelap dan mengerikan.

“AWWww..” Pangeran mengerang kesakitan. Ia merasa panas luar biasa di bagian atas tangan kanannya. Saat ia lihat ternyata tato bermotif burung Merak tiba-tiba terukir di lengan tangan kanannya. Tato indah itu berkedip-kedip mengeluarkan cahaya emas beberapa kali. Sampai beberapa menit kemudian cahaya itu menghilang dengan sendirinya. Entah halusinasi atau apa, pangeran Ray melihat tato bermotif burung itu bergerak dan mengepakan sayapnya sebentar sampai akhirnya melekat permanen di lengan tangan kanannya.

“Luar biasa” Gumam pangeran. Ia baru sadar bahwa ia telah sampai di kawasan Halibab Kosha. Ternyata sekolah ini tak seburuk yang orang-orang katakan. Malahan terlihat sangat indah dengan banyak bunga berbagai macam warna tumbuh dengan sangat sempurna. Banyak serangga termasuk kupu-kupu pun terbang melengkapi keindahan pemandangan yang ia nikmati sekarang.

“Arrrrrgggggggghhhhhhhhhhhh aaaaawwwwwwwww aaarrrrrrrrrghhhhhhhh” Tiba-tiba pangeran mendengar suara jerit kesakitan dari kejauhan. Dan sepertinya ia familiar dengan suara itu.

“Catta…” Pangeran tiba-tiba sadar bahwa Catta tak ada di dekatnya “Agghhh ngapain juga gue khawatir sama wanita itu. Sudah bukan urusan gue lagi karena gue sudah mengantar dia ke Halibab Kosha sesuai perintah Raja menyebalkan itu” Pangeran pun bangkit dari tempat duduknya dan berjalan menjauhi sumber suara. Tapi rasa penasaran kini mulai menguasai dirinya. Ia pun berbalik dan berjalan mendekati sumber suara tadi.

Saat ia lihat ternyata Catta tengah mengerang kesakitan sambil memegang kepalanya.

“Hei apa yang lo lakukan?” Tanya pangeran Ray sambil melihat aneh wanita dihadapannya.

“Aaaaaaaarrrgghhhhhhhhhhhhhh Sakkkkiiiiiiiiiittttttt” Catta malah semakin mengerang kesakitan dan kini tangannya mulai meremas kepalanya. Beberapa kali Catta menjambak rambutnya sendiri hingga beberapa helai rambutnya yang panjang mulai rontok.

Pangeran mulai khawatir dan mencoba menghentikan kelakuan aneh Catta.

“Heii loe,, berhenti nyiksa diri loe sendiri. Sebenarnya loe kenapa?” Tanya pangeran sambil mencoba memegang kedua tangan Catta. Tapi tangan Catta tiba-tiba menjadi sangat kuat dan sulit di lepaskan dari kepalanya. Pangeran pun jatuh dan tersungkur di atas tanah.

“Sialan,, loe kenapa sih?” Erang Pangeran. Dan tiba-tiba Catta menghentikan teriakannya. Kini tubuhnya terjatuh lemas. Catta pun pingsan.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

“Sadar juga loe akhirnya.” Ucap pangeran ketika menyadari Catta telah sadar dari pingsannya.

“awww…” Catta merasa masih sedikit pusing namun rasa pusing ini tak sehebat tadi “Sebenarnya gue kenapa?” Tanya Catta sambil memegang kepalanya.

“Mana gue tahu. Yang jelas loe udah tiga kali nyusahin gue” Kata pangeran pedas ”Cepat lo bangun. Kita harus segera melanjutkan perjalanan?”

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

“Berapa lama lagi kita harus berjalan? Gue cape…” Catta mengeluh lemas sambil terseok-seok berjalan mengikuti pangeran.

Zombie's BrainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang