19. Realitas Dunia

1.4K 169 51
                                    

Jangan pernah merasa sendiri.
Pasti ada satu atau dua orang yang bisa kau jadikan sandaranmu ketika lelah.

Happy reading!

||

You're not alone, Gon.

You're not alone.

Open your eyes.

They're need you.

Give them kiss and hug tightly, Gon.

You have childrens who always love their eomma.

Brak!

Gon mengembuskan napas dengan ritme tak biasa sambil memandangi clipper rambut milik Min Ho yang terjatuh ke atas lantai kamar.

Apa yang baru saja akan dia lakukan? Apa dia baru saja mengibarkan bendera putih pada dunia?

Gon menggeleng. Kedua tangannya berpengangan pada pinggiran meja rias dan dia menangis.

"Ya Tuhan, maafkan aku." Gon berbisik.

Kaki Gon melangkah ke arah stop kontak dan mencabut kabel clipper listrik.

Dia menggigit bibir sambil membuka gaun dan mengganti pakaiannya dengan kimono berwarna merah. Sembari memperbaiki letak rambutnya, Gon memperhatikan tubuhnya lagi. Dia bergidik ngeri.

Bayangan menyakitkan itu seperti nyata. Dan dia ... dia tidak bisa membayangkan jika dia benar-benar melakukannya tadi.

Setelah menguncir rambutnya menjadi satu ikatan, Gon keluar dari kamar dan pergi ke kamar Ha-neul. Dia membuka pintu dan matanya langsung bersibobrok dengan Min Ho yang masih mencoba untuk menidurkan Ha-neul di gendongannya.

Min Ho ... kenapa aku rindu sekali padanya.

Ya Tuhan.

Air mata Gon mengalir di pipinya ketika dia menutup pintu dan berjalan masuk ke dalam.

"Kau belum tidur? Tidurlah, aku akan tidur di sini malam ini. Jadi kau tidak perlu bangun untuk mengunciku di luar."

Gon tahu Min Ho bercanda. Dia terkekeh ketika mengatakan itu. Tetapi Gon merasa sedih.

Memang, sejak fakta itu didapatnya, Gon sering mengunci pintu kamar agar Min Ho tidak bisa tidur bersamanya.

"Tidak. Aku ingin di sini. Bersama Ha-neul."

Min Ho terkejut. Dia tidak bisa menutupi riak keterkejutan di matanya.

Apa aku tidak salah dengar?

"Kau tidak salah dengar. Aku ingin menggendong Ha-neul. Bisa kau berikan dia padaku?"

Min Ho mengangguk. Dia menyerahkan Ha-neul yang masih terjaga ke dalam gendongan Gon dengan hati-hati.

"Ha-neul ... putra Mama."

Tangan Gon mengusap pipi Ha-neul yang kemerah-merahan. Dia menangis sambil mendekap bayinya di dada.

"Maafkan mama, Ha-neul. Mama hampir meninggalkanmu sendirian. Maafkan mama." Gon berbisik.

Min Ho yang melihat itu mengalihkan tatapannya dan mendongak—menghalau air mata agar tidak jatuh. Dia sejahat itu, ya, sampai-sampai tega membuat anak-anaknya kehilangan perhatian mama mereka. Dia sejahat itu hingga bisa membuat tubuh Gon menyusut banyak setelah melahirkan.

Kamuflase |LMH×KGE| ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang