1. Lee Min Ho

1.6K 124 57
                                    

Bukankah laki-laki bebas memilih apa yang dia inginkan dalam hidupnya?

Happy reading!

||

Bunyi jam digital di atas nakas membangunkan Minho dari tidur panjangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bunyi jam digital di atas nakas membangunkan Minho dari tidur panjangnya. Dia menggeliat pelan, kemudian membuka mata dan meraba kasur di sampingnya. Kosong. Dia tersenyum miring sebelum membuka selimut dan turun dari atas tempat tidur.

"Kau tidak membangunkanku?"

Istrinya menoleh, menatapnya sebentar lalu menggeleng. Dia sudah tampak rapi dengan setelan kantor berwarna cream. "Kau tidak bilang."

"Ah, begitu, ya." Minho menganggukkan kepala. "Lain kali kau bangunkan aku," pinta Minho.

"Ya."

Setelah mendapat jawaban dari istrinya, Min Ho berlalu dari walk in closet dan pergi ke kamar mandi. Dia ada rapat dengan beberapa karyawannya hari ini.

Setelah mandi dan berpakaian, Min Ho turun dari kamarnya untuk memulai rutinitasnya seperti biasa—sarapan dengan istri dan anak-anaknya.

"Selamat pagi, Papa!" Lee Hyun menyapanya duluan.

Min Ho tersenyum. Kakinya mendekati anak laki-lakinya demi mengusap puncak kepala Lee Hyun. "Selamat pagi! Apa tidurmu nyenyak semalam?"

"Tentu saja! Mama membacakan buku untukku!"

Min Ho melirik istrinya sekilas. "Oh ya? Buku apa?"

"Raja Arthur. Apa kau pernah membacanya, Papa?"

"Ooh, itu cerita yang menarik. Hanya saja Papa belum membacanya. Lain kali kita baca bersama, oke?"

"Oke!"

Min Ho mengacak rambut hitam Lee Hyun dan beralih ke kursi putrinya. Berbeda dengan Lee Hyun, putrinya, Lee Hana agak sedikit pendiam. Hana mewarisi sebagian sifat Go Eun, istrinya.

"Selamat pagi, Putri Papa!"

"Pagi." Hana memberikan senyum tipis pada Min Ho. Membuat pria itu diam-diam mendesis pelan.

"Apa tidurmu nyenyak semalam?"

"Ya."

"Oh baiklah, aku bersyukur!" Dia mengecup rambut Hana dan mengusap surainya.

Min Ho duduk di kursinya sendiri. Dia mengambil jam tangan di kantung celana dan memakainya.

Acara sarapan berlangsung seperti biasa. Hyun dan Hana selesai sarapan lebih dulu. Mereka bersiap pergi ke sekolah, sedangkan Min Ho dan Go Eun masih menghabiskan sarapannya di atas meja makan. Omong-omong, Hyun dan Hana pergi dengan supir, sehingga mereka tidak perlu menunggu kedua orangtuanya.

"Ini hari Jumat," kata Min Ho.

"Aku tahu."

"Jangan lupa bawa anak-anak ke rumah papaku." Pesan Min Ho.

"Ya," Go Eun menjawab sambil berusaha fokus untuk menyuapkan nasi goreng ke dalam mulutnya. "Jangan bawa dia ke kamar utama." Alih-alih menggunakan kata kita Go Eun justru tidak menggunakannya. 

"Aku tahu peraturannya, Go Eun."

"Syukurlah. Aku tidak ingin seninku menjadi hancur karena harus membereskan permainan kalian."

Min Ho tersenyum sinis. "Kau cemburu?"

"Dalam khayalmu."

||

Sesuai rencana, Go Eun membawa kedua anaknya untuk pergi ke rumah papa Min Ho. Wanita itu membebaskan Min Ho selama beberapa hari ke depan.

"Go Eun ada di rumah?"

"Tidak." Min Ho menjawab pertanyaan wanita di sampingnya dengan lembut. "Dia ada di rumah orangtuaku."

"Syukurlah. Aku tidak ingin dia mengganggu lagi, hunny."

Cup

"Tentu saja tidak."

Min Ho menarik kepala wanita itu ke bahunya dan mengusapnya dengan lembut.

Mobil yang dia kendarai melaju dengan kecepatan normal membelah jalanan kota Seoul yang lumayan ramai di malam hari. Hari Jumat adalah hari favorit Min Ho. Sebab dia bisa menghabiskan waktu dengan beberapa wanita yang dia inginkan—dari wanita bayaran hingga wanita yang secara suka rela memberikan dia tubuhnya. Hanya saja malam ini, Min Ho sedang bersama dengan Hye Kyo, pacarnya.

Setelah sampai, Min Ho mengajak Hye Kyo masuk dan membawanya ke kamar. Tentu bukan kamar utama. Akal Min Ho masih berfungsi dengan baik untuk tidak memakai kamar itu untuk permainannya malam ini.

"Kau merindukanku?" Min Ho berbisik sensual.

"Tentu saja. Aku merindukanmu di dalamku." Tangan Hye Kyo terjulur ke arah celana bahan Min Ho yang sudah mengetat. Prianya memang cepat sekali ereksi, pikir Hye Kyo.

Min Ho menarik pinggang Hye Kyo. Tangannya menelusuri pinggul dan bokong wanita itu. Dia sedikit meremasnya, membuat Hye Kyo melenguh pelan.

"Kalau begitu, aku akan berada di dalammu malam ini, bahkan sampai kau tidak bisa berjalan lagi. Bagaimana?" Min Ho terkekeh.

"Lakukanlah, sayang. Lakukanlah." Hye Kyo menarik leher Min Ho dan mencium bibirnya. "Aku milikmu, dan kamu milikku malam ini."

•••
Picture: pinterest

Part 1 selesai.
Xixixix.
Btw jangan kebawa perasaan ya. Ini cuma fanfict aja okaayyy. Jangan baper!😊

—mie gelas soto—



Kamuflase |LMH×KGE| ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang