Pada akhirnya kisah kita menemui titik akhir yang indah.
Happy reading!
||
Keesokan paginya mereka bangun terlalu siang. Ini bukan sepenuhnya salah mereka. Yah ... sebagaimana pasangan suami istri yang baru berbaikan ... mereka juga melakukan ritual itu.
"Bagaimana tidurmu? Apakah nyenyak?"
Gon tersenyum. Dia menganggukkan kepala sambil memandangi suaminya dari samping. Sinar matahari menyorot ke arah mereka dari tirai jendela yang gordennya terbuka sedikit.
Its perfect morn.
"Kau bagaimana?" Tangan Gon mengusap rahang Min Ho yang halus tanpa bulu.
"Aku nyenyak," kata Min Ho. Dia menarik tangan Gon dan membuat Gon tertidur di atas tubuhnya yang toples.
"Aw!"
Mata Gon melebar. Dia berpegangan pada bahu lebar suaminya dan tersenyum. "Kau gila?!"
"Aniya. Aku hanya ...." Min Ho mendekatkan bibir dan menggigit cuping istrinya. "Senang karena kau ada di sampingku lagi."
"Sekarang aku ada di atasmu."
"Tentu saja. Aku sudah mengangkatmu."
Mereka tertawa.
"Setelah ini apa?" tanya Gon.
Min Ho memutar bola mata—pura-pura berpikir. "Bagaimana kalau ..." Dia mendekatkan bibir lagi, kali ini berbisik manja. "Kalau menambah satu permainan lagi? Aku pikir, si kembar sudah sarapan dengan Mama."
||
Gon sedang membuat pudding buah ketika Mama Min Ho menghampirinya. Beliau menginap di rumah mereka semalam. Setelah acara, Mama Min Ho memang berniat untuk mengobrol dengan Gon sebentar. Tetapi diurungkan olehnya ketika dia melihat Min Ho menggendong menantunya keluar dari kamar Ha-neul.
Mama Min Ho pernah muda. Dia tahu itu.
"Butuh bantuan mama, Gon?"
Gon menaruh pudding yang sudah mendidih dari atas panci ke dalam cetakan. Dia menoleh kemudian menggeleng pelan. "Tidak usah, Ma. Ini sudah selesai."
"Oh, okay, baiklah." Mama Min Ho menarik kursi makan dan duduk di sana. "Gon."
"Iya, Ma?"
"Bisa mama bicara sebentar denganmu?"
Gon mengerjap. Apakah Mama ingin membicarakan tentang Hugo? Dia melepas appron dan berjalan menghampiri Mama mertuanya.
"Ada apa, Ma? Kelihatannya serius sekali."
Gon duduk di depan Mama Min Ho. Dia menatap perempuan yang umurnya sudah menyentuh angka 60 tahunan itu dengan tatapan hangat.
"Mama minta maaf."
"Minta maaf untuk apa, Ma?"
"Untuk semuanya. Maafkan mama karena menyembunyikan kejahatan anak mama. Mama tidak bermaksud apapun kecuali agar kalian tidak berpisah."
Ada nada penyesalan dalam suara wanita tua itu. Gon menyadarinya.
"Maafkan mama, Gon."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamuflase |LMH×KGE| ✓
FanfictionKa.muf.la.se /kamuflasê/ n; perubahan bentuk, rupa, sikap, warna, dan sebagainya menjadi lain agar tidak dikenali; penyamaran; pengelabuan. ©isengbangetaslian, 18 November 2020.