11. Runtuh

1.3K 174 57
                                    

Happy reading!

||

Gon menangis tengah malam. Dia menggigit bibir bawah begitu merasakan kedua kakinya terasa kencang dan juga mengetat. Kakinya keram.

Memang, sejak di trimester pertama dia sering sekali mengalami keram-keram kecil yang masih bisa dia atasi sendiri, tetapi malam ini, keram di kakinya terasa semakin menjadi. Bahkan kini dia sudah menarik kaus Min Ho dan meminta laki-laki itu untuk bangun.

"Kau kenapa?"

Gon terdiam tetapi air matanya mengalir di pipi dan jatuh ke atas selimut. "Kakiku rasanya sakit sekali ... ya Tuhan!"

Min Ho bangun dari tidurnya dan pergi keluar dari kamar. Dia pergi ke dapur untuk mengambil baskom berisi air hangat dan juga handuk kecil. Dia kembali lagi ke atas dan mendapati Gon tengah bersandar pada kepala ranjang.

"Kemarikan kakimu," kata Min Ho.

Laki-laki itu duduk di pinggiran ranjang sambil menyibak selimut yang menutupi pinggang hingga kaki Gon.

"Sejak kapan ini terjadi?" Tanya Min Ho.

"Entahlah," Gon menjawab. Dia memejamkan mata dan meringis. "Mungkin di trimester awal kehamilan? Aku tidak begitu ingat."

"Dan kau mengatasinya sendirian?"

"Hm."

Min Ho menghela napas. Tangannya mencelupkan handuk kecil itu ke dalam baskom dan memerasnya, baru setelah itu menempelkannya pada betis Gon yang membengkak. "Lain kali, jika terjadi sesuatu denganmu, katakan saja padaku."

"Aku bisa mengatasinya sendirian waktu itu."

"Tetap saja. Apa gunanya aku sebagai suamimu?"

Gon tersenyum tipis. "Terima kasih atas kepedulianmu, tetapi ini terlalu berlebihan, kau tahu? Maksudku, bersikaplah seperti biasanya. Kau membuatku berpikir yang tidak-tidak."

Gerakan tangan Min Ho di betisnya terhenti, laki-laki itu mendongak dan menatap intens netra Gon yang kini menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa dia artikan.

"Gon," panggil Min Ho.

"Hm?"

"Aku ingin mengatakan sesuatu padamu."

"Katakan saja. Bukankah kau tidak memerlukan izinku jika ingin mengatakan sesuatu?"

Min Ho menggigit bibir. Perkataan Gon mengenai kau terlalu berlebihan, bersikaplah seperti biasa terasa menyudutkan hatinya. Seburuk itukah dia selama ini?

"Aku minta maaf."

Alis Gon mengerut sempurna. "Minta maaf untuk apa?"

Meski ragu, Min Ho tetap menyuarakan apa yang ingin dia suarakan. "Perlakuanku kepadamu sepertinya sangat buruk. Buktinya, kau sampai mengatasi masalah penting ini sendirian. Sepertinya juga ... aku terlalu memikirkan diriku sendiri dan juga ... ego kelelakianku."

Gon mengerjap.

"Kenapa tiba-tiba sekali?"

"Entahlah," Min Ho menjawab. "Hatiku merasa bersalah melihatmu seperti ini."

Gon terenyuh. Dia jelas merasakan ada yang berbeda di hatinya.

"Kau tidak habis mabuk dengan kolegamu, bukan?"

"Tentu tidak." Min Ho menggeleng. "Aku seratus persen sadar saat mengatakannya."

Gon mengangguk perlahan. Dia mengerutkan alis dengan kepala setengah menunduk. Dia memikirkan, apa yang sebenarnya terjadi di antara mereka? Apa yang baru saja berubah  dan apa yang baru saja terbentuk.

Kamuflase |LMH×KGE| ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang