Hukuman

9 7 0
                                    


“Kak Dava, apa kabarnya?” tanya Giva
Aleta hanya mengangkat Bahu.

“kalian udah ada tanda-tanda mau jadian Belum?”

“Jadian dari Hong Kong” sahut Aleta sewot.

“Lah, kok gitu sih?”

“ Udah deh, jangan Bahas dia dulu ya” Aleta menaikturunkan Alis. “Lo habisin dulu tuh mie ayam. Nanti keburu pak Bahar dateng,gue juga yang kena hukum”.

Sebenarnya hari ini ada pelajaran matematika. Namun Pak Bahar belum datang, jadinya Giva mengajak Aleta ke kantin untuk memakan mie ayam. Kata Giva, sarapan roti saja tidak cukup baginya.

“Biarin paling juga disuruh lari lagi, kalo pak Bahar udah dateng”.

“Santai pala lo, lo enak makan lah gue capek bego”.

“Aletaaaaa!!! Givaaaa!!! PAK BAHAR NYARIIN KALIAN!!!” Intan berteriak dari arah pintu masuk kantin.  Mie ayam yang baru saja masuk mulut Giva seketika hampir keluar.

“Mampuss” Aleta mengigit bibirnya takut.

Giva menguyah mie dalam mulutnya. “Kuy,lari!” Ucapnya sesaat setelah menelan mie tadi.

Seperti dugaan Aleta dan Giva, Pak Bahar kembali memberikan hukuman seperti waktu itu, berlari mengelilingi lapangan sekolah sebanyak sepuluh kali.

“gara-gara lo, sih!” Aleta menyenggol Giva yang berlari disampingnya.

“kok gue sih?”

“Iya, iyalah kan lo yang ngajakin gue kekantin”

“maaf deh, kalo soal perut gue nggak bisa nahan. Bawakannya laper meluluu”.

“ALETA PUTRI WIJAYA dan GIVA DWI PRANINDY. Siapa yang nyuruh kalian ngobrol disitu?”

Aleta memejamkan matanya dan menarik napas sebelum kembali melanjutkan larinya.

Sepuluh Putaran sudah Aleta dan Giva lakukan. Kini mereka terduduk dipinggir lapangan dengan napas yang terngah-engah.

“Nih Minum” Dava menyodorkan sebotol air mineral yang ia beli barusan.

Tanpa berpikir panjang Aleta langsung mengambil dan meminum air mineral pemberian Dava. Giva hanya diam, binggung yang terjadi dihadapannya.

Cerita Cinta AletaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang