kencan

8 8 0
                                    

Tolong. Jangan beri aku harapan lebih. Aku takut hatiku tak kuat.

Drtttt…Drtttt...Drtttt….

Ponsel Aleta bergetar diatas meja belajarnya. Buru-buru Aleta membuka chat yang baru ia dapat itu dan membaca isinya.

Dava :
Malam ini gue jemput jam 7. Pakai Baju yang agak rapi dikit. Nggak pakai protes. See You!

Aleta Mengernyit. Ia membaca pesan itu sekali lagi. “Ni cowok ngajak kencan atau berantem sih? Gini amat bahasanya”. Kemudian, Aleta mengetikkan balasan di ponselnya.

Aleta :
Emang lo mau ngajak gue kemana? Harus banget gue pake pakaian rapi,ya? Seragam sekolah gitu maksud Lo?”.

Sent. Aleta menunggu balasan dari Dava. Namun, setengah jam berlalu, Chat darinya hanya dibaca tanpa balasan.

Waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore, Tinggal Dua jam lagi. Akhirnya Aleta memutuskan untuk memakai baju apa untuk nanti. “ Ah… Lemari gue!” Aleta terkulai lemas melihat lemarinya yang berantakan karena pemilihan baju tadi.

Pukul 18.45, Aleta sudah siap dan duduk diruang Tamu. Aleta berdecih kesal mengingat chat yang tak terbalas dari tadi.

“ Anak Bunda mau kemana sih? Cantik banget” Tiba-tiba Bunda sudah berdiri didekat sofa tempat duduk Aleta . Aleta berjengit Kaget mendengar suara Bunda didekatnya.

“Bunda, ngagetin Aleta aja”.

“Mau pergi sama Giva ya?’ tanya Bunda

Aleta menggeleng

“sama  siap—“

Ting Tong
Bel rumah Aleta Berbunyi. Aleta meloncat berdiri dari sofa dan bergegas membuka pintu.Sesuai dugaan Aleta, ada Dava dibalik pintu. Cowok itu memakai jeans hitam dan kemeja hitam kotak-kotak yang setengah lengannya ia gulung sampai siku. Tampilan Dava Malam ini cukup membuat Aleta Melongo  dan kehilangan kemampuan untuk mengolah Kata-kata. “Eh, itu anu… udah dateng ternyata,Bentar gue pamit ke Nyokap dulu, ya”.

Dava tersenyum. Ia pun mengikuti Aleta masuk untuk berpamitan.

“Emang kita mau kemana sih?” tanya Aleta saat mobil Dava sudah meninggalkan rumahnya.

“Mau makan”

“Makan dimana?”

“Di tempat yang spesial. Lo pasti suka, deh!” Dava tersenyum.

Aleta tak membalas perkataannya melainkan menatap heran Dava.

Cerita Cinta AletaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang