sembilan

12.8K 1.4K 312
                                    

sp kgn sy

[-]

"Jen, siapa Minhee?" Tanya Nana tanpa mengalihkan sedikitpun tatapannya pada televisi, walau nyatanya ia tak memerhatikan film itu.

Jeno tersentak mendengarnya, "Maksud lo?"

Nana terkekeh hambar, "Papa udah cerita kali Jen."

"Oh, cuma sodara gue."

Nana terdiam, terlalu malas bertanya lebih lanjut. Ia melepaskan diri dari rengkuhan Jeno, "Tidur yok, ngantuk." Ucapnya yang kemudian meraih remot tv, mematikan tayangan film yang kebetulan sudah tamat.

Jeno mengangguk, ikut beranjak dari tempatnya.

Keduanya sudah di ambang pintu kamar masing-masing sebelum Nana kembali membuka suara.

"Jadi tidur bareng?"

"Boleh?" Tanya Jeno yang masih membelakangi Nana.

"Hm." Gumam Nana mengizinkan, ia membuka pintu kamar dan memasukinya diikuti dengan Jeno.

Hawa dingin dari pendingin ruangan yang sengaja dibiarkan menyala membuat bulu kuduknya meremang, Nana mengusap kasar lengannya.

"Suhu kamar lo berapa gila?" Tanya Jeno yang ikut terkejut.

"Enam belas." Jawab Nana terkekeh. Jeno hanya menggeleng mendengarnya.

Nana menaiki ranjangnya disusul dengan Jeno setelah ia mematikan lampu kamar, secara bersamaan mereka menarik selimut sebatas leher.

"Good night Jen."

"Nite too." Gumamnya.

Mereka tertidur dengan posisi saling membelakangi.

sp mau mrk tdr pelukan?

[-]

Dahi Nana mengerut merasakan cipratan air pada wajahnya, samar-samar suara Yoona mulai terdengar. Dengan berat hati Nana membuka matanya.

"Bangun heh! Sekolah ga sih?!" Teriak Yoona tak santai, ia beralih membangunkan Jeno yang sama susahnya dibangunkan.

"Jen bangun!" Yoona mengguncang tubuhnya sedikit brutal. "Abis ngapain sih semalem sampe barengan gini susah dibanguninnya?! Mana sampah sama piring kotor berserakan!"

Nana mendudukkan dirinya, ia menggaruk kepalanya dan secara paksa membuka sebelah matanya yang masih terasa berat.

"Jam berapasih emang?" Tanya Nana dengan suara parau khas orang bangun tidur.

"Setengah tujuh!"

Setelahnya kesadaran Nana langsung terkumpul, ia membelalakkan matanya, beralih mengguncang serta menepuk pipi Jeno guna membangunkannya karena Yoona sudah beranjak untuk mengembalikan gayung ke kamar mandi.

"Bangun bego udah setengah tujuh!!" Nana teriak dekat telinga Jeno, membuat nyawanya kembali secara paksa.

"Mandi sana cepet, malah heboh!" Yoona berkacak pinggang di ambang pintu.

Nana dengan terburu turun dari kasurnya, "Lo mandi di bawah gue di atas." Nana dengan langkah cepat mengambil handuk yang digantung di belakang pintu.

"Kamar mandi bawah airnya mati dari semalem, mandi berdua aja sana."

"Ogah! Jen lo tunggu aja gue cepet ko mandinya."

Step Brother's [nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang