empatbelas

9.4K 1K 47
                                    

iya ni up ni

[-]

Nana menguap lebar, menggosok matanya guna menyesuaikan cahaya yang masuk, ia meraba ponselnya untuk melihat Jam, baru pukul tujuh tetapi suara orang mengobrol dari luar rumah sedikit mengusik tidurnya.

Dengan malas ia melangkah untuk membuka jendela dan melihat siapa yang telah mengganggu waktu tidurnya.

"Jeno ngapain?" Tanya Nana dengan suara serak khas bangun tidur.

"Lagi jemur bawang, abis ini mau ke sungai ikut gak?" Sahut Jeno.

"Gak! Pinggang gue masih sakit."

"Waduh sakit abis ngapain itu?" Irene menggerling.

"Kan abis kepeleset!"

"Yaudah sih santai kaya abis keciduk ngapain aja kamu." Jawabnya sambil berlalu, Nana berdecak malas.

"Dah Nana." Jeno melambaikan tangannya sembari mengikuti langkah Irene.
"NNgapain ke sungai pagi-pagi sih?!"

"Kalau mau ikut ya ikut aja ga usah banyak tanya." Yoona yang baru datang menyahut.

"Males ah." Jawabnya sebelum beranjak untuk merebahkan diri di kasur.

Suara ponsel berdering membuat Nana yang sedang melamun terkejut, ia pun mengambil ponsel yang pemiliknya sedang tidak ada, ternyata hanyalah alarm.

Nana terkesiap melihat lockscreen Jeno yang sepertinya baru saja diganti, ia mengernyit melihat seorang pemuda manis yang mungkin bernama Minhee, padahal sebelumnya lockscreen ponsel Jeno adalah foto mereka berdua.

Nana membuka ponsel Jeno yang memang tidak menggunakan password, dahinya tambah mengernyit melihat wallpaper homescreen yang juga berganti. Lagi-lagi Minhee.

Sudah terlarut dengan pikirannya, Nana lanjut membuka galeri Jeno, ia melihat sebuah folder yang isinya hampir mencapai angka seribu. Folder yang berjudul "Jeno & Mini<3"

Menghela napas pelan, Nana kembali mematikan dan meletakkan ponsel Jeno pada tempat semula. Dirinya beranjak keluar kamar, menuju teras rumah dan menemukan Suho yang tengah mengobrol dengan Siwon bersama gelas kopi yang tersisa setengah.

"Udah bangun?" Pertanyaan Siwon memecah lamunannya.

"Menurut Papa?" Jawabnya yang membuat Siwon terkekeh.

Nana kembali masuk ke dalam, merebahkan diri di sofa ruang tamu dan tertidur.

[-]

Nana mendudukkan diri di meja makan dengan kerutan tipis di dahi, kesal harus terbangun dari tidur nyenyaknya karena suara berisik irene dan yoona yang tidak sengaja mendapat ikan besar di sungai tadi.

Jeno menepuk pundak Nana singkat, ikut mendudukkan diri di sebelahnya. Makanan berupa sayur dan ayam goreng tersaji di depannya.

Wajah Irene yang paling terlihat sumringah disini, bahkan ia yang menjadi alasan mood Nana jelek. Bagaimana bisa Irene menepuk wajahnya saat tertidur ketika tangan wanita itu habis memegang ikan? Bahkan aroma amisnya masih bisa Nana ingat.

"Nanti ikannya mau di apain ya?" Tanya Irene membuka topik di meja makan yang sebelumnya lumayan sunyi.

"Mau aku buang." Jawab Nana setelah menelan sesuap nasinya.

"Kamu aja aku buang ke sungai mau?" Jawab Irene membuat nenek terkekeh, ia menambahkan lauk untuk ke dalam piring Nana dan Jeno.

"Udah Nek nanti Nana ga abis."

"Abisin." Jawabnya lembut, mengelus pelan surai Nana.

[-]

Tepat pukul delapan malam, mereka semua berkumpul di halaman samping rumah berniat membakar ikan hasil tangkapan Yoona dan Irene tadi pagi dan membakar beberapa buah jagung.

Nana merapatkan jaket yang ia kenakan, menghalau udara luar yang dingin khas pedesaan.

"Dingin banget apa?" Berbeda dengan Nana, Jeno justru hanya mengenakan kaus lengan pendek, bahkan Siwon dan Suho memakai kaus tanpa lengan.

"Nih coba pegang." Nana mengulurkan sebelah tangannya yang terlihat sedikit pucat, Jeno menggenggam sembari sedikit memijat dan ya, terasa dingin.

"Mau masuk aja?" Tanya Jeno pelan, mendudukkan diri di sebelah Nana.

"Ngga ah, ntar api nyala juga berkurang dinginnya." Jawab Nana sebelum menelungkupkan wajahnya di atas paha.

Dengan tangan yang masih menggenggam erat tangan Jeno.

[-]

"Heh jangan bengong, ketempelan kamu nanti." Tegur Siwon melihat istrinya Yoona yang memandang kosong.

Yoona tersentak kaget, ia menoleh sebentar sebelum menghela napas panjang, "Aku takut deh Pa."

"Takut kenapa?"

"Kamu liat deh Nana sama Jeno."

"Hm? Iya mereka kenapa?"

"Kamu bilang suatu saat Jeno bakal balik lagi ke temenmu, jujur aku takut nana kaya dulu lagi. Kamu lupa?"

"Nana sudah dewasa."

"Sama aja Pa. Tahun lalu aja Nana diem hampir sebulan cuma karena kelincinya yang mati, jadwal makan dia bahkan ga teratur. Nana ga bisa ditinggal, aku ga mau Nana kaya gitu lagi." Jawab Yoona penuh emosional.

"Terus kamu mau gimana? Kita ga tau pasti kapan Jeno akan pulang."

Yoona kembali menghela napas, ia hanya diam menundukkan kepalanya.

"Aku yakin kamu pasti tau yang terbaik, kamu yang paling ngerti dia. Udah ya, jangan sedih lagi." Ucap Siwon sambil mengusap pelan bahu Yoona.

[-]

aku sih tipe yang cuma sedih sebentar kalau ditinggal, tapi kalau kangen banget bisa kayak orang mau mati👍🏼

ohya numpang promosi sebentar barang kali ada yang minat:D

ohya numpang promosi sebentar barang kali ada yang minat:D

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

AU punyaku, link ada di bio ya👍🏼

Step Brother's [nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang