0 3

94 54 31
                                    

Ica mengayunkan kakinya bosan, karena mobilnya sedang berada di bengkel. Alhasil Jordy menyuruhnya untuk menunggu di halte.

Algalen Jordy Argatama, sulung dari keluarga Argatama yang memiliki paras rupawan, dengan mata tajam postur tinggi juga rahang tegas.

Jordy menjabat sebagai ketua osis di sekolah Bintang Bangsa, dia juga yang menyuruh Ica untuk pindah di sekolahnya. Kejadian yang sempat membuat Ica merasakan trauma cukup berat, tuduhan, cacian juga makian pernah ia dapat saat masih berada di sekolah lamanya.

Kasus yang menyeretnya paksa, walaupun ia bukan pelaku, membuatnya merasa dunia membencinya.

Ica yang melamunkan hal tersebut sontak mendongak untuk menahan air mata yang akan lolos sedetik saja, lantas tersenyum menahan kepahitan dalam tuduhan orang orang selama ini.

Matahari kian menunjukkan jingganya, membuat Ica tidak sabar untuk pulang. Bangku bangku yang tadi kosong sekarang telah terisi oleh orang orang yang menunggu sepertinya.

Teman teman Ica memang sudah pulang, karena Jordy tadi mengabari akan menjemputnya jadi mereka sudah tenang saat Ica pulang bersama orang yang tepat.

Drrrttt

Ponsel Ica bergetar dan menampilkan nama 'Abang' disana.

Abang
Gue ada rapat osis, lo pulang duluan.

Sontak Ica memelototkan matanya, ia sudah menunggu lama tapi apa? dia tidak jadi menjemputnya?! Ica menggeram kesal meremas kuat ponselnya.

Suara deruman motor terdengar mendekat ke arah halte tersebut, Ica tidak memedulikannya dia saja belum memesan ojol, mungkin ojol dari orang disekitar halte tersebut.

"Pulang bareng gue." Ica menoleh ke samping kanan dan kirinya memastikan siapa yang diajak bicara oleh ojol tersebut.

"Kalycha." panggil orang itu. Ica yang merasa namanya dipanggil lantas menolehkan kepalanya ke arah ojol tersebut.

Ica menunjuk dirinya sendiri, bingung. Dia menghampiri ojol tersebut dan bertanya,

"Mas ojol saya sedang dalam perjalanan, mungkin mas nya salah orang?" alibinya dengan tersenyum kikuk menatap orang tersebut.

Leon membuka kaca helmnya dan menunjukan raut tidak suka, bisa bisanya ia sudah keren seperti ini disangka ojol. Lagipula helm yang dia kenakan bukan helm hijau khas ojol melainkan helm seharga motor, alias beli helm dapet motor.

Leon yang menyadari raut bimbang Ica pun berusaha meyakinkan gadis itu, bahwa dia tadi melihat Ica yang belum pulang. Kata leon "Gue kasian liat orang susah."

Alasan itu cukup bisa Ica terima, lagipula langit sudah hampir gelap dan ojol yang dipesannya pun sebenarnya sudah meng cancel dirinya sejak tadi dengan alasan,

Maaf mbak saya sedang bersiap buat tidur

Ica membulatkan matanya, ojol itu memilih tidur daripada melayani penumpangnya. Baiklah Ica pikir memang ojol itu tidak membutuhkan uang saat ini, mungkin hanya kerja gabut nya saja.

"Rumah lo dimana?" tanya Leon.

"Gleora residence nomer 25 pager nya item." jelas Ica.

Leon melajukan motornya menuju alamat yang disebutkan oleh gadis itu. Hanya ada suara kendaraan disekitarnya juga suara deruman motor Leon.

Sebenarnya Ica tidak menyukai suasana awkward seperti ini, lebih baik dia memesan ojol lagi. Walaupun tetap awkward setidaknya ia tidak mengenal ojol tersebut, dan sekarang ia bersama siswa Bintang Bangsa yang pasti akan bertemu dengannya disekolah.

Leon menghentikan motornya saat dirasa telah sampai pada alamat yang Ica sebutkan tadi.

"Makasih ya, walaupun gue gatau nam-"

"Leon, Evander Leon Dirgantara." sela Leon.

Ica cukup tercengang mendengar suara berat yang keluar dari mulut Leon, lantas dia kembali memperkenalkan dirinya.

"Ica, Amalthea Kalycha Argatama." ucapnya tersenyum manis menatap lekat manik mata biru terang milik Leon.

"Gue duluan." pamit Leon lantas menutup kaca helmnya dan menghidupkan motornya keluar dari Gleora Residence.

__________

Langsung scroll, jejaknya tinggalin. Biar kalo ilang gampang dicari.

"Helm gue spek dewa, ga bacot ah!"

-Leon

20 Februari 2021
(last revision)

ScusateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang