0 8

79 45 39
                                    


"Sudah berapa kali kalian memasuki ruangan ini hanya karena tingkah konyol kalian?" tanya Pak Herman.

Arsel, Dito, Ardi, dan Galen tertangkap basah oleh Pak Herman karena konser dadakan yang ia adakan.

"Lupa pak." jawab Arsel dengan cengirannya.

"Arsel kamu itu kalau saya serius ya serius! kalian ini sudah mau kelas 12 tidak ada niatan buat kembali ke jalan yang lurus?!" gertak Pak Herman menatap anak didiknya yang sudah kembali menunduk.

"Sekarang kalian mau hukuman apa dari bapak?" tanya Pak Herman jengah, pasalnya Arsel dan teman temannya itu bukan hanya sekali menggelar konser dadakan seperti itu. Sudah terhitung mungkin 11 kali.

"Ini sudah termasuk peringatan kedua kalian, kalau sampai peringatan ketiga kalian dapatkan. Kalian bapak drop out dari sekolah!" tegas Pak Herman.

Sontak mereka terkejut dan langsung mendongakkan kepala yang sedari tadi menunduk lesu sekarang menatap Pak Herman dengan khawatir.

"Jangan pak, saya janji tidak akan mengulangi lagi. Tolong pak jangan drop out saya." Ardi menghampiri Pak Herman dan langsung memeluk lutut pria setengah baya itu.

Arsel menggelengkan kepalanya tak habis pikir, dia melenggang keluar dari ruangan tersebut tanpa mengucapkan sepatah kata maupun salam.

Ia berjalan tanpa memperhatikan orang orang disekelilingnya. Rasa rasanya ia sudah terlalu melewati batas untuk kesalahannya kali ini.

Sekolah ini memang terbilang cukup ketat untuk mendidik anak muridnya. Ia tak segan segan mengeluarkan muridnya setelah peringatan ketiga mereka dapatkan.

Sekolah ini bahkan selalu menjadi kategori sekolah favorite swasta di provinsi ini. Juga sesekali meraih kategori sekolah favorite tingkat nasional.

Selain biaya bersekolah disini terbilang mahal, fasilitas didalamnya sangat tidak mengecewakan murid muridnya. Bagaimana tidak? Bintang Bangsa memiliki 4 lantai yang terdiri dari lapangan outdoor dan indoor. Tidak main main Bintang Bangsa memiliki tempat untuk setiap olahraga seperti menembak, basket, renang, memanah, berkuda, karate, futsal, tenis dan banyak lainnya.

Bintang Bangsa sangat menjujung tinggi prinsip untuk mengembangkam bakat siswa dalam berbagai bidang. Itulah yang membuat lulusan SMABINSA memiliki alumni yang bermasa depan sangat menjanjikan.

pyarrr

Arsel berjalan seperti orang linglung hingga tanpa sadar ia menabrak seseorang dan menjatuhkan barang yang dibawa orang didepannya tersebut.

"Parfum gue!!" teriak seseorang didepannya menatap pecahan parfum miliknya yang tergeletak di lantai.

Parfum yang bertuliskan 'channel' itu sudah tergeletak dan mengeluarkan isi didalamnya juga pecahan kacanya.

Natasha mendongak, sebentar lagi ia akan menumpahkan air matanya. Parfum pemberian papanya itu merupakan hadiah ulang tahun ke 17 nya bulan lalu. Bukan nominal barang itu melainkan dari siapa barang kesayangannya itu ia terima.

Arsel tak mengacuhkan teriakan Natasha dibelakangnya. Ia sedang kalut kali ini, ia meninggalkan Natasha yang berusaha mengejarnya.

"Itu parfum gue lo pecahin Arsel!!"

"Ganti rugi Arsell!!"

"Tolong Sel, kalau lo ga mau buat ganti rugi lo minta maaf ke gue!" ucapnya berusaha menyeimbangkan langkah Arsel.

Arsel tetap mengacuhkan berbagai ucapan perempuan disampingnya ini, Natasha menggeleng tak habis pikir ia meloloskan air matanya hingga membasahi pipinya.

"Itu hadiah ulang tahun dari bokap gue." Pertahanan Natasha kini meluruh, ia terduduk lesu dan menyembunyikan mukanya di lipatan tangannya.

Langkah Arsel terhenti saat mendengar isakan perempuan dibelakangnya ini. Ia membalikkan tubuhnya dan menatap Natasha yang tengah berjongkok dan selalu mengeluarkan isakannya.

Arsel tetap tidak memedulikannya, ia meninggalkan Natasha.

Natasha yang mendengar langkah Arsel menjauh lantas mendongakkan kepalanya lemas, "Gue salah berharap sama lo, gue capek."

"Gue... nyerah Sel." lanjutnya.

• • •

Brakkk

Arsel menendang pintu ruang musik didepannya ini dengan kasar dan amarah yang membara.

Ia langsung mengambil kursi dan mendudukinya, ia dihadapkan dengan alat musik kesayangannya sejak kecil.

Tidak banyak yang tahu bahwa dirinya menyukai piano dan cukup handal dalam memainkannya.

Ia menatap piano itu lalu tersenyum hangat, piano itu seolah berkata, 'ayo mainkan aku.'

Arsel menekan tuts piano itu dengan lincah, jarinya menari nari diatas piano itu hingga melantunkan nada yang terdengar cukup memilukan.

Arsel menekan tuts piano itu dengan kencang dan kuat, hingga tanpa sadar air matanya meluruh. Hanya Natasha yang ada di pikirannya kali ini. Ia melampiaskan kekacauan hatinya dengan lantunan musik piano.

Mengingat lucunya pertemuan pertama mereka yang masih melekat di otak Arsel dan usaha Natasha untuk mendekatinya sejak mereka masih menjadi siswa baru hingga kelas 11 ini.

Tetapi dirinya telah membuat Natasha meluruhkan air matanya karena kecerobohannya kali ini. Ia merasa gagal untuk mempertahankan Natasha agar selalu disampingnya.

Yang selalu bertingkah tidak peduli sedangkan hati dan pikirannya menginginkan gadis itu.

Ia bertingkah seperti itu menurutnya agar Natasha selalu penasaran dengannya dan membuat Natasha selalu di genggamannya.

Dirinya sudah nyaman dengan perhatian Natasha di room chat mereka walaupun Arsel jarang sekali membalas pesan gadis itu.

Kembali menangis dengan alunan musik yang mengiringi isakannya, ia hanyut dalam permainan nya kali ini.

Merasa gagal untuk membuat Natasha disampingnya, mungkin gadis itu akan menyerah dengan usahanya selama ini.

Jujur dirinya ingin mengaku kalah pada Natasha karena ia telah menjatuhkan hatinya pada gadis itu, dia tidak mau Natasha pergi dari sisinya ketika hatinya sudah terisi oleh senyuman manis Natasha.

Lantas terisak kencang dan menekan tuts piano bersamaan hingga menimbulkan suara berat dari piano tersebut

Tangisnya kembali pecah hingga ia terduduk di lantai dan menutup mukanya yang kembali memerah.

"ARGHHHHH!!!!" teriaknya parau kembali menumpahkan tetesan demi tetesan air matanya.

____

Ini kisahnya Nata dulu, aing sempilin

Langsung scroll, jejaknya tinggalin. Biar kalo ilang gampang dicari.

22 Februari 2020
(typed)

ScusateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang