0 5

95 52 31
                                    

Pagi ini Ica terjebak dalam boncengan motor Leon. Sebenarnya Jordy melarang Ica berdekatan dengan cowok itu karena Jordy lebih mengenal seluk beluk siswa siswi Bintang Bangsa daripada Ica yang notabene nya murid baru.

Ica terkadang heran dengan tingkah lelaki didepannya ini, dia bertingkah seolah mengenal Ica sudah lama. Lagipula dia juga sudah mengetahui nama Ica saat pertama kali mereka bertemu, Ica pikir Leon mungkin adalah salah satu stalker atau penguntit seperti novel novel yang sering ia baca.

Dengan memberanikan diri Ica memulai pembicaraan untuk pertama kalinya, "Leon, gue belum sempet sarapan tadi." ucapnya berpadu dengan gemrusuk angin.

Leon yang hampir sampai gerbang sekolah lanjut membelokkan kemudinya menuju tempat makan terdekat.

Leon mematikan motornya dan membuka pengait helm milik Ica.

Ica yang diperlakukan seperti itu membuat hatinya menghangat dan berusaha menyembunyikan senyum yang ingin merekah.

Tidak sampai disitu, Leon menggandeng tangan Ica memasuki tempat makan tersebut. Ica menatap sekelilingnya yang rata rata dipenuhi oleh kaum adam yang sedang menatapnya.

"Disini banyak cowok." bisik Ica saat mereka telah mendudukkan tubuhnya.

Leon menolehkan sekitar dan benar saja, para kaum adam tengah memperhatikan Ica yang sedang duduk disebelahnya.

Leon berdecak kesal lantas merengkuh pinggang ramping Ica dan menggesernya mendekat.

"Lo tunggu sini, gue pesenin nasi dulu." pamit Leon beranjak menuju stand makanan dan memesan nasi juga minuman untuk gadis disebelahnya itu.

Ica yang merasa tidak nyaman lantas terkejut saat ada salah satu lelaki yang mendekatinya dan berusaha meminta id line Ica.

"Yaelah gausah ngartis ngartis amat mbak, gue cuma minta id ga minta jatah." ucap lelaki itu dengan kurang ajarnya.

"Ngalus terossss!!" teriak seseorang yang Ica pastikan adalah teman dari cowok ini.

"Gamau ngasih bro." teriak cowok itu melapor pada temannya.

"Pergi atau gue pukul sekarang juga." ucapan berat seseorang dari balik punggung lelaki itu sontak membuat dua insan itu menoleh terkejut. Leon dengan aura menyeramkan miliknya berjalan mendekat. Dirinya yang selesai memesan nasi untuk Ica lantas menggeram marah pada lelaki kurang ajar di hadapannya ini.

"Lo si-"

BUGH

Leon menendang perut lelaki tersebut hingga tersungkur di lantai dan mengundang perhatian dari banyak pasang mata.

"Sampai lo sentuh dia seujung rambut pun, gue tebas leher lo." bisikan maut Leon terdengar seperti iblis yang sedang menahan amarahnya dengan sorot mata tajam menghunus manik mata lelaki tersebut.

Lelaki kurang ajar itu pun kembali berdiri dan berlari meninggalkan teman temannya yang masih dalam mode terkejut.

Leon bangkit dari jongkoknya dan menggandeng Ica keluar dari tempat makan tersebut.

__________

Langsung scroll, jejaknya tinggalin. Biar kalo ilang gampang dicari.

"Ngape nih, pake wawancara segala. Artis gue."

-Kang ngalus

20 Februari 2020
(last revision)

ScusateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang