1 1

72 36 28
                                    

Leon menghentikan motornya didepan bangunan megah dengan aksen yunani. Kalycha segera turun dan menawarkan Leon untuk mampir dulu.

"Nggak, gue langsung balik aja."

Kalycha memandang kepergian Leon dengan senyum kecil di bibirnya. Ia melangkah memasuki rumahnya dengan seragam yang masih basah kuyup.

Sepi, hanya itu yang menggambarkan rumahnya kali ini. Bergegas menuju kamar mandi kamarnya dan segera mandi.

Selesai mandi ia membaringkan tubuhnya di sofa sebelah ranjangnya.

Berselancar sebentar di dunia sosmed miliknya, mulai dari membalas chat teman temannya hingga membuka aplikasi instagram miliknya.

Diluar hujan masih turun dengan deras membuatnya merasa sangat ngantuk, walau ia sudah berniat akan membuat kopi untuk menemaninya mengerjakan tugas.

Membaringkan tubuhnya di ranjang dan memejamkan matanya menikmati hujan kali ini, hingga ia sudah terbang ke alam mimpi.

• • •

Ica dan teman temannya kini sudah duduk manis di kantin sambil menunggu pesanan mereka datang. Pagi ini terlihat sangat cerah, mungkin karena hari Jum'at, pikirnya.

Langit yang tidak panas, embun sisa hujan kemarin dan pulang awal. Bukankah kenikmatan yang tidak ada duanya?

"Nata, kayanya lo diliatin aa arsel tuh." celetuk Qilla yang sedari tadi memperhatikan gerak gerik Arsel. Mereka kompak menoleh kearah Arsel yang saat ini tertangkap basah lalu memalingkan mukanya.

"Aduh aduh, aa sudah menancap gas, tinggal si eneng menunggu dor dor." ucap Ica dengan dua tangan membentuk pistol dan menjawil pipi Natasha dengan jahil.

"Ga sia sia terjal yang lo alami Nat, bangga gue sama lo." ucap Qilla menepuk pundak Natasha.

Natasha tersenyum pahit mendengar celotehan keduanya.

"Eneng eneng geulis ini pesanannya." sela Bu Marni membawa nampan berisi bakso dan minuman pesanan mereka.

"Aduh makasih ya budhe." ucap Qilla.

"Sama sama neng."

Mereka mulai meracik bumbu untuk baksonya, hingga...

Pluk

Bakso yang sudah disendok untuk Ica makan terjatuh, punggungnya dikagetkan dengan orang dibelakangnya yang memukul dengan keras.

"Hahahah ini yang lo maksud Sin?" tanya orang itu remeh menatap Ica bergantian dengan Sinta.

Orang itu mendekatkan mukanya kearah Ica, dengan refleks Ica memundurkan mukanya kaget. Mau apa perempuan ini?

Nata dan Qilla yang sudah mengetahui gelagat orang gila ini sudah was was.

Kegiatan mereka kali ini membuat seluruh kantin memusatkan pandangan kearah mereka dengan hening.

Seseorang memperhatikan dari jauh apa yang akan perempuan gila itu lakukan setelahnya.

Byurrr

Kejadian itu terjadi sepersekian detik dengan cepat hingga mengundang ricuh seluruh orang di kantin, mereka membulatkan mulutnya terkejut. Pembullyan dimulai.

Kuah bakso panas dan pedas yang Ica racik sekarang berpindah di rambut gadis itu.

"Upss." ucap perempuan itu berlaga terkejut.

"Maksud lo apa?!" gertak Qilla langsung menatap mata Deira dengan nyalang.

Deira Auristela, perempuan yang sangat terobsesi dengan Leon semenjak mereka menjadi murid baru disekolah ini.

Deira tidak akan membiarkan siapapun memiliki pujaan hatinya, karena menurutnya ini adalah kesempatan besar untuk merebut hati Leon dengan mudah.

"Tanya temen lo ini, pulang sama siapa dia kemarin?!" gertak Deira tak kalah marah menunjuk Ica yang masih terdiam menahan nafasnya.

Natasha membiarkan Qilla untuk mengurus Dei, dia menarik Ica menuju uks dan menatap tajam seseorang diseberang sana yang hanya melihat pertengkaran mereka. Sungguh rasanya ingin Nata penggal kepala lelaki itu.

"Lo kebangetan banget ya Dei!" bentak Qilla.

"Sampai kapan lo bakal begini ha?!" marah Qilla lagi.

"Sampai dia," jari Deira menunjuk dimana Leon tengah duduk bersama teman temannya.

"Jadi milik gue!"

"TERSERAH!" Qilla menggelengkan kepalanya tak habis pikir dengan otak perempuan ini, lalu meninggalkan Deira menyusul Nata dan Ica.

"BYE BITCHH!!" teriak Deira melihat kepergian mereka dengan tersenyum sinis.

Brukk

Bahu Deira tertubruk kencang,

"Ngepet." desis Leon saat melewati Deira dan menyusul mereka.

"KOK NGEPET!" teriaknya menatap kepergian Leon.

"Anjrit Leon goblok, ngapain malah ngomong ngepet." bisik Regar yang mendengar teriakan Deira.

"WOI HAHAHAHA KOK NGEPET SAT!" kaget Arsel, lalu tersedak makanannya sendiri.

"Tunggu tanggal main, sayang" ucapnya tersenyum smirk menatap kepergian mereka.

____

Kenalan dulu ma Deira

Langsung scroll, jejaknya tinggalin. Biar kalo ilang gampang dicari.


"Apa? mau gue guyur jg?!"

-Deira

25 Februari 2020
(typed)

ScusateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang