0 9

67 36 27
                                    

Natasha kembali ke kelasnya, ia menghapus jejak air matanya dan bergabung bersama kedua temannya.

"Lo darimana aja Natasha?" kedatangan Natasha membuat Qilla yang tadi khawatir kini berangasur membaik.

"Gu- gue tadi ke toilet dulu." cengir Natasha.

"Huh, kirain lo berubah jadi kura kura." ucap Ica mengingat temannya itu adalah salah satu penggemar berat ninja turtle.

Natasha mendudukkan tubuhnya disebelah Qilla dan menghadap meja Ica, mereka terlihat akan memulai gibah.

"Lo tau ga? Si Arsel dipanggil lagi ke ruang bk." ucap Qilla saat tadi melihat Arsel dan teman temannya memasuki ruang bk.

Natasha menyembunyikan keterkejutannya dengan membuang muka ke samping.

"Serius?" tanya Ica.

"Iya, kayaknya gara gara konser dadakan deh gatau gue." ucap Qilla masih antusias untuk membahas berita panas kali ini.

Natasha membuka ponselnya, ia tidak berminat membahas berita hangat itu. Apapun yang berhubungan dengan Arsel akan ia mute dari kehidupannya.

"Nat." panggil Ica.

"Ya?" Natasha mendongakkan kepalanya menatap Ica.

"Ini berita Arsel loh, pujaan hati lo, lelaki idaman lo, kekasih masa depan lo." ucap Qilla mengingat perkataan Natasha tentang Arsel selama ini.

"Gue laper jadi lagi ga berminat buat gosip." alibi Natasha karena ia sangat tidak ingin membebani pikiran sahabatnya mengenai kejadian tadi.

"Kita kita tadi udah ke kantin Nataa." gemas Qilla mencubit pipi Natasha.

"Gue ke toilet dulu ya!!" pamit Ica beranjak dari duduknya dan bergegas menuju toilet.

• • •

Leon menegakkan tubuhnya, dirinya tadi sempat tertidur setelah Arsel dipanggil oleh guru bk. Sampai sekarang Leon tidak menemukan keberadaan temannya itu.

Leon melihat Regar disampingnya yang tengah tertidur juga, ia berniat keluar untuk mencari Arsel.

Saat ia berjalan menyusuri koridor ingatannya untuk melindungi Ica terputar lagi, dirinya bergegas menuju taman belakang untuk menyegarkan pikirannya.

Leon mendudukkan tubuhnya di bawah pohon rindang lantas mengeluarkan benda kecil yang selalu ia bawa.

Rokok yang tadi ia pegang telah mengepulkan asap, Leon bersandar di pohon itu dan memejamkan matanya.

Angin sepoi sepoi berulang kali meniup wajah Leon, membuatnya sedikit mengantuk.

Kepulan asap dari batang rokok Leon membuat dirinya merasa lebih rileks, hanya benda itu yang membuatnya sedikit tenang.

Pikiran Leon melayang mengingat betapa kuat dirinya sudah melewati berbagai cobaan yang selama ini menimpanya.

Leon membuka matanya lalu menghidupkan ponsel yang sedari tadi ia matikan.

Dimulai dari chat paling atas terdapat nama 'Regar' yang memintanya untuk kembali ke kelas.

Ia men-scroll jendela chat nya yang rata rata dipenuhi oleh pertanyaan kurang penting dari teman temannya.

Drrt

Ponselnya bergetar, terdapat pesan masuk dari Regar yang sedari tadi memintanya untuk kembali ke kelas.

ScusateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang