13 (End)

19.5K 420 22
                                    

Selamat tahun baru 2021 semoga ditahun ini semua kembali normal baik dari segi kesehatan dan ekonomi.

Daaaaaaaannnnn....

Semoga juga Covid19 pulang kandang deh jangan balik lagi selamanya. Gak ada yang merindukan dia  juga.
Dan satu lagi, akun wp aku ganti ya menjadi ziga1810.

Udah itu aja.

Oke cekidoott..!!

\ \ \

Seminggu sudah Keira dirawat dirumah sakit dan juga telah menjalani pemeriksaan kejiwaan sesuai permintaan Stevan. Dan jawabannya adalah, Keira mengalami trauma akibat kekerasan seksual.

Meski begitu keadaannya sudah membaik walaupun terkadang ia akan menjerit histeris saat ada laki-laki yang tiba-tiba menyentuhnya. Ryan dan Nicholas begitu sedih mendengar gadisnya trauma terlebih akan histeris bila di sentuh. Sementara Alex hanya akan menemuinya secara diam-diam.

"Bagaimana keadaan kamu? Dokter bilang kamu udah boleh pulang loh." Ujar Ryan yang menyentuh punggung tangan gadisnya dengan pelan.

"Capek." Jawab Keira lirih menatap ke arah luar.

"Kita pulang ya?" Ajak Ryan lagi, berusaha mendapatkan perhatian gadisnya. Dia berjalan perlahan menuju ranjang pasien berdiri di hadapan Keira.

Ryan menatap sedih wajah gadisnya yang menatap kosong kedepan. Disentuhnya bahu itu pelan, menyentuhkan jarinya mengusap lembut pipi pucat itu.

"Kamu baik-baik aja?" Pertanyaan bodoh memang, tapi ia hanya ingin mendengar kembali suara sang gadis. Tanpa terduga Keira memeluk pinggang Ryan dan menangis kecil disana.

"Kei takut kaak hiks ta-takuut. Bawa Kei per-pergi dari sa-sana." Isaknya semakin mengeratkan pelukannya.

"Kita liburan, mau?" Ryan mengurai pelukan Keira menyingkirkan rambut yang menutupi wajah si gadis yang basah karena airmata.

"Kita liburan ke Bali, berdua. Setelah itu kita kembali kerumah." Ucap lagi Ryan, dan dengan lemah Keira menganggukkan kepalanya dan kembali membenamkan wajahnya di pinggang Ryan.

Segera saja Ryan menghubungi Stevan, meminta ijin untuk membawa gadis mereka liburan demi membawa kembali keceriaan di wajahnya. Dan Stevan menyetujuinya. Ia tak membutuhkan ijin yang lainnya.

Setelah menghubungi Stevan dan juga sekretarisnya guna memesankan mereka tiket dan juga kamar di Bali, kini Ryan dan Keira menunggu keberangkatan mereka di bandara.

Keira tak pernah mau melepaskan tangannya dari genggaman tangan Ryan, begitupun sebaliknya. Tak berapa lama panggilan untuk berangkat terdengar dan segera saja mereka menuju pesawat.

\ \ \

Kini mereka berdua telah sampai di resort, Ryan memeluk tubuh Keira dari belakang menaruh dagunya di bahu sang gadis.

"Suka pemandangannya?" Tanya Ryan sambil mengecupi leher terbuka Keira. Gadis itu mengangguk riang.

"Kak ayo kita main ke pantai." Pinta Keira penuh harap. Melihat binar ceria Keira, Ryan tak menolaknya. Apapun akan ia lakukan asalkan binar itu kembali pada gadisnya.

Bergandengan tangan menyusuri pantai dengan Ryan yang menenteng sendal gadisnya di sebelah kiri dan tangan kanannya menggengam tangan Keira. Keira nampak begitu manis dengan topi pantai yang lebar juga dress selutut warna kuning lemon dengan motif bunga merah.

Binar bahagia tampak jelas di wajah Keira, sesekali ia terkekeh geli saat air pantai menyentuh jari kakinya. Kedua tangan yang saling terpaut itu menyusuri pantai di sore hari. Langkah mereka terhenti di salah satu saung kecil. Ryan duduk dengan tubuh Keira duduk di depannya. Tangannya melingkari perut ramping gadisnya, sesekali ia menghirup wangi rambut panjang itu yang melambai tertiup angin pantai.

YOU BELONGS TO US (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang