2

38.7K 598 7
                                    

21++

\\\

Erangan dan desahan kembali terdengar. Kini giliran Ryan yang beraksi dengan tubuh Keira yang menungging dengan wajah Alex tepat di bawahnya sedang asik menghisap kedua payudara kenyal yang bergerak seirama dengan dorongan dari pinggul Nicho.

"Aah aah Kei sayang, kau nikmathh!!" Erang Ryan masih mendorong miliknya maju mundur. Sementara di bawah sana Alex sibuk menyusu pada Kei dan Keira yang tak bisa lagi menahan desahannya kini mendesah setiap kali Ryan dan Alex bersamaan menghajarnya.

"Aah pe-pelan pelan kaak. Aah!!" Desah Keira saat milik Ryan menyentuh rahimnya. Gerakan Ryan sedikit lebih brutal tak seperti Alex dan yang lainnya yang sedikit lebih halus saat bermain.

"Aah besok kita harus aah menyuntikkan obat itu lagi aah.." Ucap Alex saat mulut Keira yang kini mengulum miliknya.

"Yeah benar Al. Aah sial ini nikmat!!" Erang Ryan semakin mempercepat gerakannya dan memekik saat menembakkan cairannya ke dalam rahim Keira.

Kini ganti Alex yang menarik kedua kaki Keira di bahunya setelah kembali membalikkan posisinya dan kembali menusukkan miliknya. Bergerak maju mundur hingga cairan Alex kembali memasuki rahimnya.

Tepat pukul 4 pagi keduanya benar-benar membiarkan Keira beristirahat yang tentu saja masih dengan kegiatan awal saat mereka tertidur.
Menghisap gundukan kenyal itu.

\\\

Matahari bersinar melalui kisi-kisi jendela kicau burung bernyanyi menandakan hari sudah beranjak siang. Tubuh Keira yang terbalut selimut putih menggeliat. Ia meringis sakit saat merasakan miliknya sakit. Entah berapa kali ia melayani kembar Hardy itu secara bergantian. Bersandar di kepala ranjang berusaha mengumpulkan tenaganya setelah di gempur habis-habisan semalaman, ia menoleh saat suara pintu diketuk.

Setelah mengijinkan masuklah seorang wanita paruh baya membawa nampan berisi sarapan juga obat-obatan di ikutin seorang wanita muda di belakangnya yang membawa tote-bag berisi pakaian baru.

"Selamat pagi Nona Keira, Saya membawakan sarapan dan juga obat untuk Anda, juga ada pakaian baru." Ucap wanita paruh baya itu. Ia adalah kepala pelayan di kediaman Hardy.

"Pagi juga Bibi May. Apakabarnya?" Tanya Keira setelah menjawab sapaan wanita tua yang di panggil Bibi May itu.

"Kabar Saya baik Nona. Saya mohon maaf juga turut prihatin atas apa yang terjadi kembali pada Anda." Jawab Bibi May menundukkan kepalanya merasa simpati akan keadaan Keira.

Keira hanya mengangguk pasrah lalu melirik wanita muda di belakang Bibi May.

"Ah ya. Perkenalkan ini Mia. Dia yang akan melayani Anda mulai hari ini." Ujar Bibi May mengenalkan wanita muda di belakangnya pada Keira.

"Saya akan melayani kebutuhan Anda Nona Keira." Ucap Mia membungkukkan setengah badannya.

"Jangan seperti itu sewajarnya saja." Ucap Keira pada Mia yang membungkukkan badannya.

Saat sedang mengenalkan Mia pada Keira, Alex masuk lengkap dengan pakaian formal menandakan ia akan berangkat ke kantor.

"Wah ada apa ini kenapa berkumpul disini?" Tanya Alex yang langsung duduk di samping Keira lalu tanpa malu mengecup bibir Keira yang membengkak. Bibi May dan Mia segera menundukkan kepalanya.

"Aku lapar." Ujar Alex yang memang otaknya hanya berisi dada dan selangkangan. Tanpa malu dan risih ia menurunkan selimut yang menutupi tubuh polos Kei lalu dengan santainya menghisap dada Keira, membuat canggung mereka yang berada disana.

"Apa kalian ingin melihat kami bercinta??" Tanya Alex pada mereka tanpa peduli dengan desisan dan ringisan Keira.

Segera saja May dan Mia pamit undur diri dan Alex melanjutkan kegiatannya.

"Layani aku sebentar setelah itu kau mandi dan makan sarapanmu. Kita akan ke rumah sakit setelah ini." Ujar Alex yang segera melepaskan pakaiannya dan mulai menerkam Keira untuk kesekian kalinya.

Setelah dua kali permainan ranjang akhirnya Keira bisa terbebas dari nafsu Alex. Tubuhnya benar-benar remuk dan kedua pahanya serasa kebas apalagi kewanitaannya yang tak hentinya di gempur.
Bahkan untuk berjalan saja ia tak sanggup sehingga harus merembet atau jalan perlahan.

Kini Keira dan Alex sudah berada di sebuah rumah sakit. Mereka atau tepatnya Keira sudah ditunggu oleh Stevan. Tujuan mereka adalah melakukan suntikan penyubur ASI dan juga pencegah kehamilan yang akan di lakukan oleh si sulung Hardy, Stevan yang berprofesi sebagai dokter kandungan.

"Sudah sarapan?" Tanya Stevan saat mereka tiba di ruangannya

"I-iya kak." Jawab Keira terbata.

"Emi cek dulu tensinya." Titah Stevan pada asistennya suster Emi.

"Normal Dok. 110/90." Ujar suster Emi lalu mencatat hasil tensi.

Selesai memeriksa tekanan darahnya suster Emi menyerahkan dua botol kecil dan dua suntikan baru pada Stevan dan ia berlalu dari ruangan itu.

Stevan menyuntikkan dua obat itu pada tubuh Keira dan mengatakan untuk istirahat sampai dua hari ke depan. Alex mengernyit mendengarnya dan Stevan mengerti maksud adiknya.

"Tahan selama dua hari bukan masalah kan, demi kepuasan kita semua." Ujarnya menyeringai dan membuat Alex mengerti maksud kakaknya. Selesai dari rumah sakit Alex membawa Keira ke kantor Hardy Group.

"Kita ke kantor dulu. Nicho sudah menunggu." Ucap Alex lalu merangkul pinggang Keira posesif.

Selama dalam perjalanan, Keira benar-benar tak dibiarkan berdiam diri. Alex memerintahkan Kei untuk melepaskan celana dalamnya hingga dirinya hanya mengenakan dress selututnya. Tubuh Keira berbaring di jok dengan kedua kaki mengangkang, sementara Alex berada dibawah.

Pria itu segera saja menjilat daerah inti Keira lalu menghisap kuat klitoris Kei, membuat gadis itu memekik. Lidah Alex bermain disana dengan dua jari keluar masuk lubangnya yang sudah basah.

Alex memang sangat menyukai vagina mulus Keira, ia tak pernah bosan untuk menjilat menghisap dan memainkan lubang itu dengan jari dan lidahnya. Beda dengan Nicho dan Ryan yang suka sekali menyusu pada Keira.

Saat mereka masih tinggal di apartemen, mereka bahkan melarang Keira memakai baju. Jika pun memakai baju, mereka pasti menyuruh Kei memakai kemeja putih milik mereka dan itupun tiga kancing teratas tak boleh terkancing.

Keira harus selalu siap kapanpun dan dimanapun mereka menginginkannya. Bahkan tak jarang mereka akan main bertiga atau berlima. Bukan mau Keira seperti ini, tapi kedua walinya yaitu paman dan bibinya yang menjerumuskan dirinya.

Saat itu ia masih berusia 15 tahun, masih polos dan murni. Kedua orangtua Keira sudah meninggal sejak ia masih duduk di bangku SD dan sejak saat itu ia tinggal bersama adik dari Ayahnya, Paman Rudi dan istrinya Bibi Rita juga anak semata wayangnya Dendi. Dan kehidupan kelam Keira bermula hingga saat ini.



\\\

Sejak awal sudah di beri peringatan ini untuk kalangan 21 ke atas jadi jangan rempong ini itu ya.

Komen yang positif dan membangun bukan menghina. Bedakan komen kritik dengan komen menghina.

\\\

YOU BELONGS TO US (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang