21++
Aku ucapkan terimakasih utk kalian yang sudi membaca cerita ini, tapi akan lebih berterimakasih lagi bila ada bintang disini.
Sekali lagi ini konten dewasa dengan banyak adegan vulgar dan juga kalimat kasar, jadi tolong jadilah pembaca yang bijak. Bila suka silahkan baca & jangan lupa vomen'y.
Bila tak suka silahkan tinggalkan dan tak usah cape2 tuk report cerita ini.
Aku hanya menyalurkan fantasi liarku terlepas ini kejadian nyata atau bukan.Ingat!! Hanya fiksi dan fantasi liarku saja. Bila ada kesamaan adegan atau lain sebagai'y mohon maaf bukan maksud apa2.
\\\
Mobil yang membawa tubuh kecil Keira berjalan meninggalkan rumah Rudi dan menuju tempat yang telah di janjikan. Seorang pria dewasa berusia di atas 30 tahunan dengan pakaian semi formal itu asik mengepulkan asap dari mulutnya. Sesekali ia mendesis saat mendengar isakan tangis Keira yang meminta di lepaskan. Mata tertutup kain hitam dan kedua tangan terikat di belakang membuat Keira tak dapat bergerak bebas. Isakannya semakin kencang membuat pria tadi membentak dirinya.
"Diam!! Percuma lu nangis sampe habis airmata lu!!" Bentak pria itu membuat tangisan gadis itu terhenti hanya sesekali seguknya terdengar.
"Bang, jadwal temu di ubah. Gimana?" Ujar pria yang duduk di samping kiri Keira dan bertanya.
"Kalo gitu kita ke tempat biasa. Persiapin dirinya sebaik mungkin. Si Rudi kayaknya udah nyicipin dia." Serunya pada pria tadi dan di anggukin oleh lawan bicaranya.
Mobilpun melaju menuju lokasi yang dikatakan pria yang di panggil Bang tadi. Setelah beberapa lama mobilpun berhenti dan mereka semua turun berikut dengan Keira.
"Kalian udah datang. Jadi ini orangnya?" Tanya seorang wanita yang menanti kedatangan mereka.
"Kapan jadinya ketemu?" Tanya si 'abang' tadi.
"Belum ada kabar tapi biasanya sih gak lebih dari dua hari juga udah datang." Ucap wanita itu.
"Siapin nih, menurut Rudi masih segel cuma nyicip dikit katanya." Ujarnya lagi lalu memberitahu soal tanda merah di leher si gadis itu.
"Bisa di atur, yang penting masih amankan segelnya??" Ucap wanita tadi dan bertanya lagi.
"Cek aja deh, gue butuh dua nih penat banget. Kamar biasa ya Sayang." Ujar pria itu lagi lalu meremas sebelah dada wanita itu.
"Lu juga boleh, udah lama kan gak main lagi." Lanjutnya mengendus leher si wanita dan menggigit kecil tanpa meninggalkan bekas.
"Gampang, gue suruh yang lain rapiin dia dulu. Lu tunggu aja di atas kamar biasa." Jawab wanita itu lagi lalu mengecup cepat bibir si pria.
"Bang Tondi, kita juga maulah." Seru salah seorang yang tadi ikut bersamanya. Lelaki yang di panggil Bang Tondi itupun menganggukkan kepalanya dan berjalan masuk ke dalam klub malam.
"Mam, masih ada yang free kan? Lapar nih." Tanya pria yang tadi bicara dengan Tondi.
"Masih, cek aja sana tapi jangan lama-lama, bisa abis lu di hajar si Tondi." Seru wanita yang dipanggil Mami itu.
Setelah berbincang, mereka menyeret Keira masuk dan dua orang wanita muda dengan pakaian yang super mini membantu Keira berdandan.
"Pastiin dia gak kabur. Kabur mati lo semua di tangan Tondi." Ancam si mami itu pada kedua wanita yang membantu Keira itu dan mereka mengangguk paham.
Dua wanita itu membantu Keira membersihkan dirinya, setelah bersih mereka memakaikan Keira gaun sepanjang lutut dengan model leher Sabrina dan memoleskan riasan wajah yang tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU BELONGS TO US (End)
RomanceWarning!!! 21+ "I find you, Sugar. And I promise to not let you go!!" -Nicholas Hardy- "Lepaskan aku! Aku gak mau kembali denganmu!!" --Keira Andriani- "Jangan pernah bermimpi kau akan lepas dariku." -Stevan Hardy- "Sekali kau terjerat dengan kami...