21++
Flashback On
\\\
Sejak kecil Keira selalu mendapat siksaan dari keluarga adik dari ayahnya itu. Harta peninggalan keluarganya habis tak bersisa karena ulah Rudi yang merasa memiliki sehingga ia menghamburkan semua dengan mabuk dan judi tak jarang ia bermain dengan wanita diluar sana.
Rudi memang menyayangi keponakannya itu meski ia selalu memperlakukan Keira kecil dengan sedikit kasar. Beda dengan Bibi Rita yang begitu menyayanginya, ia yang sejak dulu ingin memiliki anak perempuan begitu menyayangi Keira namun ternyata kasih sayang yang diberikan membuat putranya cemburu. Dendi begitu cemburu pada kakak sepupunya itu.
Tak jarang Dendi menjahili Keira, seperti mengerjai gadis itu dengan mainan serangga yang di letakkan didalam tas sekolahnya atau sengaja menyiram air ke baju Keira saat di sekolah. Pernah suatu hari Dendi melemparkan mainan kecoa dari karet ke arah Keira hingga gadis itu menjerit ketakutan dan membuat makanan di piringnya tumpah dan hal itu membuat murka Pamannya, Rudi.
Rudi melayangkan tamparan di pipi mulus Keira kecil hingga gadis kecil itu jatuh tersungkur dengan sudut bibir berdarah. Perlakuan Rudi tentu membuat mereka terkejut, terutama Dendi. Ia tak menyangka bila ayahnya tega memukul Keira. Padahal selama ini semarah apapun ayahnya pada Keira, pria itu tak pernah memukulnya. Tapi kini kemurkaan Rudi memuncak.
"Dasar anak tidak tahu diri! Sudah untung kami menampungmu tapi kau malah membuang makanan!! Brengsek!!" Maki Rudi menarik rambut Keira, membuat Keira ketakutan dan menangis dalam diam.
Keira menatap kosong pada Dendi hingga membuat lelaki kecil itu merasa bersalah lalu menunduk.
"Ma-maaf Paman. Kei salah, ampun Paman. Sakiiit..." Lirihnya meminta ampun dan memohon agar Rudi melepaskannya.
"Pak sudah, Keira sudah mengaku salah." Seru Rita yang memohon agar suaminya menghentikan tindakannya menyiksa keponakannya.
"Diam kamu!! Kalau di biarkan anak ini akan semakin kurang ajar!!" Bentak Rudi pada Rita lalu menghempaskan tubuh Keira hingga kembali terbentur lantai dan beranjak pergi dengan menendang kursi.
Rita segera saja menghambur ke arah Keira dan memeluk gadis kecil yang terisak itu. Merapihkan rambut dan mengecup keningnya berulang kali.
"Maafkan Paman ya Kei. Paman mungkin sedang ada masalah." Ujar Rita membujuk Keira agar keponakannya itu tidak marah pada pamannya. Sementara Dendi hanya diam menatap lantai dengan rasa bersalah.
"Puas kamu?" Bisik Keira pada Dendi yang tersentak mendengar ucapan Keira. Meski berbisik namun Dendi seolah bisa mendengarnya.
Langkah kaki Dendi terhenti saat ia ingin menghampiri Keira ketika matanya menatap tatapan kosong dari Keira yang berjalan keluar rumah dengan tampilan yang kusut.
"Mbak maaf." Lirih Dendi dari jauh dan kembali menunduk saat sang ibu memarahi kelakuannya pagi ini.
"Puas kamu bikin bapakmu marah sama mbak mu!? Apa salah mbak mu sama kamu hah!?" Hardik Rita pada Dendi lalu meninggalkan anaknya yang masih terdiam diruangan itu.
Hari itu benar-benar hari yang sangat sial untuk Keira kecil, sesampainya di sekolah ia kembali menjadi bulan-bulanan murid disana yang tertawa mengejek penampilan kusut Keira. Bahkan tak jarang mereka juga melakukan apa yang biasa di lakukan Dendi padanya.
Perut Keira lapar karena tadi tak sempat sarapan, sementara ia tak memiliki uang saku karena Pamannya marah padanya.
Saat jam istirahat Keira hanya duduk diam di kelas sambil merebahkan kepalanya di meja berusaha menekan rasa laparnya. Beruntung teman sebangkunya datang dan memberikannya roti dan air mineral padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU BELONGS TO US (End)
RomanceWarning!!! 21+ "I find you, Sugar. And I promise to not let you go!!" -Nicholas Hardy- "Lepaskan aku! Aku gak mau kembali denganmu!!" --Keira Andriani- "Jangan pernah bermimpi kau akan lepas dariku." -Stevan Hardy- "Sekali kau terjerat dengan kami...